pt. 5

658 128 15
                                    

10 Sept 2022

"Rooftop."

Perintah Taehyung sudah seperti sirine kematian bagi Rose, sekali jika dia tidak menuruti laki-laki itu maka akan ada ancaman yang akan dia terima esokannya. Dan Rose tidak mau menambah masalah lagi cukup dua minggu lalu dia tertekan pada semua larangan pemuda itu dan ancamannya yang tidak masuk akal.

Semenjak insiden air tumpah di kantin waktu itu, kini Rose jadi menjaga jarak dengan Doyoung. Saat cowok itu berpapasan dan menyapanya di koridor yang Rose lakukan hanya menunduk lalu menghindar, tak pernah dia melakukan kontak fisik lagi bahkan bicara dengan jarak 30 meter pun tidak dia lakukan.

"Ini," Rose menyodorkan bekal ungunya pada Taehyung yang duduk di atas benda persegi seperti meja tapi bukan meja.

Taehyung menoleh, lantas dia bergeser ke samping menyisakan sedikit tempat agar Rose bisa duduk di sampingnya. Yang awalnya enggan, Rose pun jadi mengikuti laki-laki itu. Duduk di sampingnya sambil memegang bekal.

"Nih, urusanku udah beres kan? kalo gitu aku mau turun."

Taehyung menahan lengan Rose, "Mau ke mana?"

"Aku gak bisa ada di sini, kalo Sejeong sampai tau dia bisa marah sama aku. Aku harus ke kelas," tapi Taehyung tetap Taehyung, tidak semudah itu lepas darinya.

"Lo lebih milih Sejeong?" Tanyanya dingin.

Rose diam. Setiap kali Taehyung menunjukkan sisi alpha nya entah mengapa membuat gadis itu merasa takut. Jangankan menjawab, menatap mata hitam jelaga itu pun rasanya Rose tidak sanggup.

"Suapin."

"Apa?" Rose tersentak karena tiba-tiba Taehyung menatapnya seraya menyerahkan sumpit yang tadi tersimpan di dalam bekal.

"Suapin, gue mau main game." Taehyung mundur sedikit ke belakang, dia mencari tempat ternyaman agar bisa konsentrasi dalam bermain, "Ayo cepat, lama." Protesnya karena Rose tak kunjung menyuapkan satu potong makanan.

Tak ingin membuat Taehyung marah, lantas Rose langsung menyuapkan makanan ke mulut cowok itu. Dengan cekatan dia menyuapinya sampai berkali-kali juga takjub akan ketampanan yang dimiliki oleh Taehyung.

Taehyung itu tampan wajar banyak orang menyukainya, termasuk Sejeong. Tapi... Don't gudge book by the cover.

Dia memang tampan tetapi bukan berarti kelakuannya juga sama dengan tampangnya.

"Kenapa lo masang muka jelek gitu?"

Rose mengernyit, "Muka jelek?"

"Jangan pandang gue dengan wajah kayak gitu, gue gak suka liatnya."

"Terus kamu mau aku kayak gimana?" Tanya Rose pasrah.

Taehyung menoleh, menelisik wajah Rose yang hari ini kelihatan lelah. Kemudian, laki-laki itu menarik satu sudut bibir Rose ke atas supaya membentuk smirk.

"Gue lebih suka ngeliat lo senyum, apalagi waktu lo senyum ke Sejeong."

"Apa aku harus selalu senyum di depan kamu?"

Taehyung mengangguk. "Buat gue bahagia karena itu tugas lo sebagai pacar gue."

"Aku bukan pacar kamu." Balas Rose santai, bahkan dia masih menyuapkan beberapa makanan ke mulut Taehyung. "Dan aku gak mau jadi orang kedua di hubungan kalian." Lanjutnya.

"Terus?" Tanya Taehyung menggunakan nada yang tidak bersahabat.

"Sejeong lebih bisa membuat kamu bahagia daripada aku."

Kedua manik mereka saling beradu, bola indah itu sama-sama redup seakan keduanya tidak memiliki cahaya selain harapan yang datang memeluk. Bahkan Taehyung yang melihat bola mata milik Rose merasa bahwa dirinya ternyata tidak sendirian.

PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang