*LDM*

1.3K 287 73
                                    



⬆️ Play Music : Irwansyah-Perempuanku ⬆️

Naura terus mencoba untuk menelfon Faris, namun tetap nihil dan handphone yang dituju tidak aktif.

Apa jangan-jangan dia meninggalkanku dan langsung pulang? tanya Naura dalam hati.

Perempuan itu menggeleng kepala pelan dan melangkah dengan tergesa memutar di sekitar lingkungan Kebun Raya Bogor. Setelah memeriksa ke area kamar mandi, ia tidak menemukan Faris berada di sana.

Naura berjalan melewati Tugu Lady Raffles, sebuah tugu berwarna putih dengan delapan tiang kokoh dengan kesan klasik yang dibatasi oleh pagar besi. Tugu itu disebut Lady Raffles karena dibangun oleh Gubernur Inggris di Jawa pada tahun 1800-an untuk mengenang kematian istrinya yang bernama Olivia Mariamme Raffles.

Hampir 20 menit ia mengitari area Kebun Raya Bogor, namun belum juga menemukan tanda-tanda batang hidung Faris terlihat. Naura menuju ke arah area Masjid Kifayatul Abidin, yaitu Masjid yang berada di wilayah timur dan bersebelahan dengan lapangan hijau Kebun Anggrek.

Mungkin, Faris di Masjid, pikirnya.

Sekelompok gerombolan perempuan yang melewati dirinya seraya membicarakan perihal Faris membuat Naura menghentikan langkah.

"Aku mau minta foto sama Ustadz Faris. Tadi katanya ada di Jembatan Merah," tukas salah satu dari gerombolan perempuan itu seraya berlari pelan.

Faris di Jembatan Merah? Foto? Kenapa dia?

Naura tiba-tiba diserang dengan berbagai pertanyaan di dalam benaknya. Antara kecemburuan yang menyeruak atau kecurigaan yang menyatu.

Aku lupa dia adalah ustadz muda terkenal yang mempunyai banyak fans dan ramah dengan semua orang. Tapi, kenapa aku? Kamu cemburu, Naura?

Naura melangkah tergesa menuju Jembatan Merah yang dimaksud gerombolan perempuan tadi. Jembatan itu terbentang di atas Sungai Ciliwung yang mengalir deras dan biasanya juga disebut sebagai Jembatan Gantung Hulu. Letaknya berada di sebelah timur Taman Mexico dan sering menjadi tempat untuk mengambil foto karena spotnya yang begitu ikonik dan instagrammable. Perempuan itu menatap dari kejauhan Faris yang sudah dikerubungi oleh orang-orang di sekelilingnya. Naura ingin memanggil laki-laki itu, namun ia menahan bibirnya untuk berucap.

Aku kembali saja ke Danau tadi. Sepertinya, aku terlalu khawatir yang berlebihan kepada Faris.

"Naura!"

Suara itu menggema di telinganya dan membuat jantung Naura berdegup kencang. Ia menoleh ke belakang dan menatap Faris yang menghampiri tempatnya berdiri. Laki-laki itu tersenyum simpul dan meraih tangan Naura untuk menuju gerombolan orang-orang yang menatap ke arah mereka.

"Itu istrinya Ustadz Faris ya?" bisik mereka satu sama lain. "Ya, Allah. Mereka sweet banget. Aku iri sekali."

"Ini istri saya, Ustadzah Naura Shafa," ujar Faris dengan bangga memperkenalkan istrinya itu ke khalayak yang berada di tempat tersebut.

"Ustadz mau foto dengan istrinya juga di jembatan itu ya," pungkas salah satu dari mereka.

"Eh? Jangan foto di situ. Nanti pamali," sahut yang lain.

"Pamali kenapa?" tanya Faris.

"Ustadz nggak tahu kalau ada mitos jika pasangan yang melewati jembatan itu akan berpisah?" ujar dari mereka. Faris menahan tawa di bibirnya sembari melirik ke arah Naura.

"Dengan kalian mempercayai hal seperti itu, sudah masuk ranah syirik. Semua hal yang terjadi itu adalah ketentuan dan takdir Allah. Bukan karena sesuatu hal yang dilakukan seperti menyeberangi jembatan tadi, akhirnya pasangan berpisah," pungkas Faris.

Geng Santri Kece S3 [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang