Perintah kanjeng

7 7 0
                                    

Hi!!

______________

"Bell!!."

"Belova."

"BEL!!."

"Nak.."

"Pasti mau nyuruh gue buat beli sesuatu nih. Males banget." gumam Belova di atas kasur karena sekarang ia tengah scroll tiktok.

Tap..

Tapp..

Tapp...

"Anjir!! kesini lagi."

Ia langsung mengambil selimut untuk menyelimuti badannya seolah-olah ia tengah tertidur agar tidak disuruh sang mama. Ya tadi itu adalah mama Belova yang memanggil.

Ceklek!

"Bel.."

"Beli── Bel! kamu jangan pura pura tidur ya! Mama tau kamu tadi scroll tiktok." ucap sang mama sambil menarik selimut yang menutupi Belova.

Melihat sang putri masih setia dengan kepura-puraannya Ririn tidak mati akal ia mengambil hp Belova yang berada di samping bantal.

"Mama gadein hp kamu ya Bel!."

Mendengar ucapan keramat sang mama Belova langsung membuka mata sambil bangun dari kasurnya.

"Yah... mama kenapa sih ngancemnya itu mulu perasaan."

"Yah.. kamu juga disuruh orang tua malah pura pura tidur. Emang boleh kaya gitu." ucap Ririn sambil meletakkan hp Belova.

"Udah cepet beliin mama garem, meicin sama daun bawang jangan lupa bawang bombai juga."

Tuhkan apa dia kata pasti kalau mamanya manggil tuh ada sesuatu.

"Males ah ma. Kenapa ngga adek aja."

"Halah kamu.. apa-apa males, inget mama masakin kamu gapernah tuh bilang males."

"Udah cepet sebelum Isya mama belum buatin lauknya buat selametan, kan papamu ulang tahun." ucap Ririn sambil keluar dari bilik kamar Belova.

Melihat mamanya keluar kamar Belova turun dari atas kasur dengan ogah ogahan. Ia akan berganti mengambil outer untuk menutupi pakaian yang ia pakai karena hanya menggunakan tanktop dan celana tidur.

Saat akan menuruni anak tangga suara mamanya lagi yang menyambut kedatangannya.

"Bel!! cepetan, kamu lama banget."

"Iya-iya sabar ini juga jalan."

Sedangkan mbak Ani selaku pembantu rumah tangga dirumah hanya tertawa melihat wajah tertekuk Belova.

Berdiri didepan sang mama, Belova mengadahkan tangan kanan untuk meminta uang titipan tadi.

"Apa?." tanya sang mama sambil melirik karena saat ini sedang menyiapkan bumbu untuk di blender.

"Uangnya lah gimana sih kanjeng."

"Bentar." 

Setelah uang tadi diberikan, Belova melewati ruang keluarga ia tidak melihat sang adik. Biasanya adiknya bermain hp disofa dengan tv yang menonton dirinya.

Saat membuka pintu, ternyata ia berhadapan dengan sang papa yang kaget juga karena disaat yang sama juga sang papa ingin membuka.

"Astaga Bel. Bikin orang tua jantungan aja kamu."  dengan mendorong dahi sang putri kebelakang.

Tak membalas ucapan sang papa karena sedang tidak mood, ia hanya mengambil tangan sang papa untuk diciumnya.

"Kamu mau kemana?." tanya sang papa saat ucapannya tadi tak dibalas sang putri.

"Kewarung depan disuruh kanjeng ratu."

"Yaudah ati-ati. Nih buat jajan, sekalian beliin papa rokok Marlboro 7."

Belova yang mendapat rejeki pun berbinar menerimanya sambil cengar cengir.

"Makasih pa." dan diangguki sang papa lalu masuk kedalam.

"Jangan lupa tutup pintu lagi."

Ia menutup lagi pintu rumahnya. Saat akan membuka pagar ia mendapati teman-teman sang adik yang tengah berkumpul didepan kursi bambu depan rumah.

Semua menatap Belova, begitu juga sang adik. Bevaro langsung menatap temannya, yang seluruhnya terang-terangan menatap sang kakak sampai tidak berkedip.

Melihat tatapan semua tertuju padanya, rada gimana gitu. Belova jadi malu rasanya. Ia jadi tidak berselera meneruskan langkahnya, rasanya ingin balik saja kedalam.

"Mata lo." tegur sang adik yang tak lain Bevaro. Mendapat teguran langsung, hal itu membuat yang lain cepat cepat mengalihkan tatapannya.

"Lo mau kemana kak?." tanyanya saat melihat sang kakak melewati beberapa temannya.

"Kewarung." jawab Belova yang diangguki sang adik.

Sepeninggalan Belova, teman-teman Bevaro ramai bisik-bisik yang pasti terdengar jelas ditelinga Bevaro.

Mereka memuji ada juga yang ingin menggaet kakak dari Bevaro itu. Namun Bevaro tidak ambil pusing karena ia tau selera sang kakak yang dominan cowo-cowo tanpa kepala.

-🍀-

Jangan lupa vote dan komen, thankyou.


Belove first AskaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang