Hii!
______________
"Terimakasih buat yang sudah datang diacara ulang tahun saya, bukan ulang tahun tapi selametan." yang dijawab senyuman oleh orang-orang yang datang.
"Monggo dimakan jangan sungkan-sungkan, maaf cuma seadanya. Jika kurang silahkan mengambil lagi nggeh." ucap Rico dengan ikut bergabung bersama teman-teman anaknya dan juga tetangga yang sudah ikut datang.
"Ayo pak monggo dimakan.."
"Kalo dibawah pulang gapapa kan om?!" tanya teman Bevaro.
"Aldi kumat."
"Eng.. eng.. mulai deh mulai."
"Gue udah bilang jangan bawa Aldi, tuman kandani ne." ucapan Farhan itu membuat orang-orang tertawa mendengarnya termasuk Bevaro yang mendengar ikut tertawa.
Rico yang mendengar seruan teman anaknya pun lantas menoleh dan tersenyum. Ia suka jika ada teman anaknya akrab dengannya dan tidak ada kata sungkan.
"Oh.. silahkan Aldi, nanti bungkusin buat orang tuamu yah.. Maa teman-teman adek bungkusin semua itu." yang diacungi jempol oleh Aldi selaku sahabat Bevaro.
"Gue demen ni orang tua begini."
"Cepet-cepet ringkus ni manusia buang ke amazon biar dicaplok anak megaladon."
"Malu-maluin banget si Aldi dikira ini selametan musholah apa? dikit-dikit bawa pulang, sekalian aja beras didalem tuh buat jatah lo 5 tahun kedepan."
"Yee kan tadi ibuk gue nanya, ya.. gue bilang kerumah om Rico makan-makan. Mak gue minta bawain."
"Kan gue udah bilang kalo ditanya mak lo jawab aja lagi berburu hiu."
"Lah heem pasti mak lo gaakan minta bawain."
"Halah percuma ibuk gue udah pernah digituin sama ayah gue, malahan dia minta bawahin komodo soalnya mau dipelas."
Semuanya mendengus mendengar ucapan Aldi. Mak Aldi selalu begitu jika anaknya diajak main, selalu yang ditanya ada makanan kah? kue kah ada martabak ndak? nanti bungkusin.
Sampai semua teman Aldi hapal tabiat mak Siti.
Mereka pun makan bersama, Askary yang canggung pun hanya melihat. Ia tidak berani makan karena ia tidak begitu kenal dengan keluarga Rico dan Ririn.
"Loh nak kamu kenapa ngga makan?." tanya Ririn saat akan mengambil beberapa piring di dalam.
Ucapan mama dari Belova itu mengundang tatapan dari Belova, papa Belova dan Bevaro juga yang sama menatap kearah mereka.
"Oh iya.. Bevaro lupa. Itu pacar kak Belova ma." ucapan Bevaro mengundang tatapan lain dari mereka yang sedang menikmati makanan.
Ririn yang mendengar ucapan anak lelakinya pun melotot kearah Belova yang tengah minum karena tersedak.
"Bel kamu kok ngga bilang kalo udah punya pacar?." tanya sang mama sambil merangkul pundak Askary kedepan.
Askary yang dirangkul mama Belova pun hanya kikuk menatap Belova, perasaan ia dari tadi tidak menyela jika orang-orang menganggapnya pacar Belova. Masa iya dia suka?.
"Mbak Ani." panggil Mama Belova kepada mbak Ani yang sedang mengambil lap.
"Iya buk."
"Tolong ambilin piring didalem karena kurang ya mbak.. sekalian mbak Ani ikut makan." dan diangguki mbak Ani.
"Bel, ajak dong pacarnya makan kamu malah makan sendiri." ucap sang mama menyenggol lengan sang papa.
Sang papa tertawa melihat kehebohan sang istri. Ia jadi ingin menggoda Belova kalo seperti ini.
"Oh jadi ini kado buat papa Bel?."
"Iya pa kadonya calon mantu." tidak itu bukan Belova yang mengatakan tapi Bevaro.
Belova yang gedeg dengan situasi pun beranjak berdiri. Melihat Askary yang hanya diam saja dirangkul sang mama, jangan lupakan sang mama sekarang tengah mempromosikan Askary kepada tetangganya bahwa Askary adalah mantunya.
"Ck!."
Menarik tangan Askary untuk mengajaknya kedalam karena ia sudah tidak betah dengan tatapan-tatapan menggoda.
'Bel!! mama belum kelar ngenalin Askary ke tetangga!!.' teriak sang mama saat Askary diambil alih.
Setelah mereka berdua berada dikamar Belova. Jangan berfikir buruk kenapa Belova mengajak Askary kekamarnya? jawabannya karena di ruang keluarga, di ruang tamu, diteras rumah maupun didapur ramai dengan orang-orang, tetangga, maupun saudara dari Belova.
"Mas.. lo kenapa diem aja sih."
"Lo bilang aja kalo lo bukan pacar gue. Pasti lo risih ya?." tanya Belova setelah menghempas badannya ke atas kasur.
Askary hanya mendengarkan Belova mengatakan itu ia tidak tau kenapa tidak menyela ucapan orang-orang tentang ia adalah kekasih dari Belova.
Mungkin faktor jomblo atau faktor lain jadi ia tidak mengelak tentang persepsi tentang dirinya.
"Gue Askary." ucap Askary tidak nyambung.
"Hmm gue tau." jawab Belova lalu menggulingkan badannya menjadi telungkup.
Belova tau nama Askary saat mamanya tadi berteriak nama Askary adalah calon mantunya.
Lama mereka berdiam dengan Askary menatap setiap kamar Belova yang dihiasi miniatur atau jam beker, lampu tidur bergambar Pikachu.
Askary tidak tau saja jika Belova sudah menyelami mimpinya. Hingga Askary menatap jam dinakas yang menunjukkan jam 21.55 yang berarti sebentar lagi jam sepuluh.
Melihat Belova yang tidur telungkup membuat Askary jadi tergerak untuk membenarkan tidur gadis itu. Ia mengangkat badan Belova lalu diletakkan dengan benar. Setelahnya ia keluar dari kamar Belova.
-🍀-
Jangan lupa vote dan komen, thankyou.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belove first Askary
Teen FictionDay of remaja jompo! Tentang Belova si tukang lemot akan segala keminiman akhlak. Dan seorang Askary lelaki kalem yang memilki perasaan kepada Belova. ⚠️ Don't copy paste! hargai setiap karya penulis jangan membuat onar jika tidak mau diblack list...