Salad untuk Askary

8 7 0
                                    


| Let's Reading |

Pagi ini adalah hari minggu, Belova terbangun dengan badan yang lumayan pegal mungkin karena semalam tertidur dengan telungkup. Tapi anehnya kenapa pas ia bangun, tidurnya menjadi terlentang dengan selimut menutup semua badannya?.

"Eunghh.."

Bangun dari tidur lalu berjalan kebawah sambil mengucak matanya, melihat aktivitas dibawah yang lumayan santai.

Mamanya yang sedang selonjoran mengupas kulit buah dibantu mbak Ani. Sedangkan sang papa tengah mengelus kucingnya yang tak lain yanto.

"Cie baru bangun cie.."

Baru saja sampai sudah terdengar suara menyebalkan sang papa. Belova mendengus karena sang mama juga menatap kearahnya dan juga mbak Ani yang tertawa melihatnya.

"Gimana kak?." tanya sang papa menaik turunkan alis.

"Ck! apasih pa."

"Ya itu Asma."

Sontak mama, mbak Ani dan juga ia menatap horor sang papa. Asma? siapa asma?.

"Siapa Asma pa?."

"Kamu sakit Asma bel?." tanya lagi mama kepada Belova langsung.

Papa yang bingung juga pun bertanya kepada Belova.

"Kamu Asma kak?." tanya sang papa.

"Apaan sih pa? kan tadi papa yang nanya asma." dengus Belova sambil mengambil alih yanto kepangkuannya.

"Ituloh yang semalem pacar kamu, siapa namanya asma kan?."

Belova dan mama kompak berteriak karena ucapan sang papa membuat bingung mereka semua.

"ASKARY PAA!." ucap mama dan Belova berbarengan.

"Weh ada apanih tereak tereak manggil bang Aska?." tanya Bevaro yang baru datang dan duduk disamping Belova.

Belova yang jengah dengan keluarganya karena membahas Askary pun merotasikan bola mata. Kenapa semua membahas Askary? apa bagusnya cowo itu.

"Mau kemana Bel?."

"Mandi."

"Oh pantesan dari tadi bau pesing."

"Gue tebas palalo ya Bev." ucap Belova lalu menaiki tangga.

"Wuih garangnye.. Ma bikin apa ma?."

"Salad, kamu mau?."

"Widih enak ni pagi-pagi makan salad."

Setelah melakukan aktivitas mandi Belova lanjut menuruni tangga dengan handuk membungkus kepala.

Belova jadi lapar sekarang. Saat akan mengambil nasi, mamanya datang menyerahkan kotak tupperware dihadapnnya.

"Apa?."

"Ini buat Aska ya kak.. jangan lupa kasih, soalnya kemarin dia ngga sempet ikut makan."

Mendengar nama Askary disebut lagi. Belova mendengus malas, Askary lagi.

"Iya taruh situ aja." ucap Belova dengan ogah-ogahan memakan sarapannya.

Saat mamanya pergi dari hadapannya, Belova mendengus malas. Askary, Aksary, Askary mungkin mamanya ngefans dengan Askary jadi apa-apa selalu Askary.

"Belum berangkat aja Bel?." tanya sang mama ketika ingin menjemur kerupuk.

"Aku gatau rumahnya ma."

"Minta tolong sama adek kamu lah masa gitu aja gatau."

Mau tidak mau ia bertanya kepada Bevaro yang tengah mencuci motor Klx didepan teras rumah.

"Rumah Askary dimana?."

Bevaro yang tengah menyemprot air ke badan motor pun dibuat kaget, untung tidak menyemprot Belova.

"Lo hobi banget bikin orang senam jantung."

"Cepet dimana."

"Sana deket taman rumahnya, cuma beda komplek. Nama kompleknya Kamboja Cat cream nomor A12." lanjut Bevaro menyemprot badan motor.

"Rumah pacar sendiri gatau dasar aneh."

Belova tak menghiraukan ucapan sang adik, ia pun kesana berjalan kaki ia tidak sadar jika masih menggunakan handuk diatas kepalanya.

Sedangkan Bevaro yang melihat keabsurdan kakaknya tertawa bodoh. Biar saja nanti jika bertemu pacarnya masih pake handuk.

Diperjalanan banyak yang menyapa Belova karena memang keluarga Belova cukup terkenal akan keramahannya, jadi Belova tak canggung untuk menyapa orang-orang karena sudah diajarkan dari ia masih kecil.

'Mbak Belova, mau kemana mbak?.'

"Kedepan sana bu.. monggo." jawab Belova yang diangguki oleh ibu-ibu tersebut.

'Mbak Belova.'

"Iya.."

Disepanjang jalan Belova mengingat-ingat ucapan Bevaro yang mengatakan jika rumah Askary berada di dekat taman tapi beda komplek.

"Ini taman komplek edelweis, sampingnya komplek kamboja."

Berjalan menyusuri beberapa perumahan tersebut, Belova melihat-lihat nomor rumah takut kebabasan.

"Lama-lama gue makan juga nih salad."

Saat enak menggerutu, matanya menangkap angka yang dimaksud Bevaro tadi. Ia pun berhenti dan melihat angka tersebut.

"Benerkan ini rumahnya? warna cream bener.. nomornya juga A12."

"Fiks sih ini gue harus balik." gumamnya.

Belova hendak berbalik untuk pulang tapi ia urungkan lagi gatau kenapa nih kaki minta balik arah kerumah Askary. Aneh kan?.

"Eh jangan anjir, ntar kanjeng marah lagi males banget."

"Inget ini disuruh kanjeng. Tenang Bel lo bisa."

Berjalan kedepan pagar rumah bercat cream tersebut dengan tangan kanan ingin membuka pintu pagar tapi ia urungkan lagi.

"Gue panggil apa gimana ya? nih pintu gabisa apa buka sendiri, manja bener minta bukain?."

"Tendang ngga nih?."

Saat akan mengintip ia dikagetkan oleh suara seseorang.

"Maaf, cari siapa?."

-🍀-

Jangan lupa vote dan komen, thankyou.

Belove first AskaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang