Bab 4 Protektif

16 6 2
                                    

Setelah pertemuan kami yang pertama, aku dan Andi semakin dekat, dan semakin mengetahui karakter dan sifat kami masing-masing. Andi adalah tipe yang percaya diri, selalu mengekspresikan segala perasaannya entah lewat lagu, rangkaian kata, ataupun bahasa tubuh. Dan selama kami dekat semakin keliatan sifat protektif dia terhadapku, dia baik, perhatian, penyayang, dan selalu memberikan apapun yang dia bisa dan punya untuk orang yang dikasihinya, namun ketika dia sudah merasa memiliki orang itu akan dia jaga sampai mati dan tidak ia biarkan siapapun menyentuhnya mendekatinya.. Itulah Andi sepenglihatanku selama kami kenal.

***


Saat itu aku dan kawan SMAku akan melakukan tugas kelompok bersama, dan kami sedang mendiskusikannya di kelas kala jam istirahat tiba.

" Gaess nanti ngerjain tugasnya dirumahku aja ya, yang kosong, bapak ibuku kerja soalnya " Ucap Dina saat itu.

" Oke Din jam berapa nih enaknya, jangan kesorean deh kalo bisa " Saran Ainun.

" Gimana kalo pulang sekolah kita sekalian aja langsung kerumah Dina, dari pada bolak balik ya nggak? " Ucapku.

" Okeee siap " Ucap Sinta, dan Risa berbarengan.

" Lah tapi ya aku kencott, madang disit lah ( tapi aku lapar, makan dulu lah ) " Ucap Putra menimpaliku.

" Gampang, tuku mie bae mengko bocah wadon sing pada masak ( gampang, beli mie aja biar anak wanita yang masak ) " Saran Dimas.

" Ya ya aku setuju kuwe tah (aku setuju itu mah) " Ucap Ferdi dan di angguki oleh Reno.

" Maumu Dim Dim, ya wis lah okee " Setuju Dina.

1 kelompok kami beranggotakan 10 anak yang terdiri 5 laki-laki, dan 5 perempuan. Dan dari sinilah aku mengetahui bahwa seprotektif itu Andi terhadapku.

Dan tibalah jam pulang sekolah, kami bersepuluh bergegas ke tempat parkir motor, karena rumahku dekat dari sekolah dan masih satu desa dengan sekolahku aku tidak membawa motor , anak-anak kota atau yang berbeda wilayah, yang biasanya membawa motor. Aku hari itu membonceng Ainun. Dan nanti niatnya aku akan meminta bapak buat menjemputku di rumah Dina. Dan tak lupa aku mengabari Andi bahwa aku akan mengerjakan tugas kelompok bersama.

Andi saat itu masih di kampung dia masih satu harian lagi di kampung.

" Aku udah jam pulang sekolah, tapi abis ini aku mau ke rumah Dina ya mau ngerjain tugas bersama " Aku mengabari lewat sms kepada Andi.

Dan langsung kutaro hp ke dalam tas karena aku harus bergegas membonceng Ainun yang sudah keluar dengan motornya. Yang penting aku sudah mengabari Andi pikirku.

Dan sampailah kami di rumah Dina, rumah Dina terletak di Desa dan kecamatan yang berbeda dari tempat tinggalku, depan rumah Dina jalan raya, dan berada di pertengahan sawah, sehingga memang pas untuk melakukan tugas kelompok karena siang hari tidak akan takut mengganggu tetangga yang lain. Karena biasanya temanku ini suka pada ga tau diri ya, suka bikin bising dan bikin pusing apalagi anak laki-laki.

" Wahh samping umaeh Dina dalan sepi kyeh, enak nggo trek-trekan cuy ( wah samping rumah Dina jalan sepi nih, enak buat trek2n motor ) " Ucap Dimas.

Memang samping rumah Dina ada jalan menuju ke arah Desa namun sepi mungkin karena siang hari dan ditengah sawah jadi panas menyengat sehingga pada males keluar.

" Trek-trek2n mulu pikiranmu, tugas kerjain selesaiin, baru sana mau trek2n kek, mau jumpalitan kek terserah kau lah Dim, atur atur idupmu " Ejek Dina. Dina ini emang cerewet dan paling rajin meladeni ucapan Dimas. Memang sehati mereka kaya kucing dan tikus.

Menjemput Buah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang