Bab 5 Pergi Untuk Kembali

11 6 0
                                    


Setelah Andi mengantarku pulang sore itu, aku menyuruhnya menurunkanku di depan gang lumayan jauh dari rumahku.

" Aku turun sini aja " Ucapku saat itu.

Kemudian Andi memberhentikan motornya, akupun turun dari motor Andi. Dia menyuruhku menghadapnya untuk melepas pengait helm yang ku pakai, setelah itu dia menatapku lamat, dan membuat jangtungku berpacu karena malu ditatap olehnya, setelah adegan pandang itu seperti biasa aku yang selalu memutus kontak mata duluan.

" Gi....? " Panggil Andi dengan sangat lembut. Akupun menoleh kembali dan menatapnya walaupun masih ada rasa kesal dalam diriku.

" Hemm " Balasku singkat.

" Kamu marah sama saya ? " Tanyanya lagi.

" Enggak, cuman kesel aja, aku ngerjain tugas jadi nggak fokus, pikiranku kemana2 karena kecurigaanmu yang buat aku jadinya ngerasa bersalah. Padahal ini hal wajar karena aku yang masih seorang pelajar " Jelasku panjang lebar, dan Andi pun hanya diam sambil mendengarkanku.

" Maaf ya, saya cuman ngggak mau kamu kenapa2 dan nggak mau terulang lagi kisah yang dulu, mungkin dulu saya nggak seperduli ini karena saya ragu dengannya, tapi dengan kamu saya takut kehilangan kamu Gi " Ucap Andi kala itu.

" Ya ampun aku tuh ngerjain tugas bukan mau ninggalin kamu, " Tukasku.

" Iya tau, tapi saya hanya cemburu melihat kamu dekat dengan teman lawan jenismu.. Biarkan saya seperti ini, kamu hanya cukup terbiasa dengan semua sikap saya Gi " Ujarnya.

" Tapi itu menyulitkan buat aku, " Terangku lagi.

" Kamu hanya perlu membiasakan hal ini Gi karena kekhawatiranku ke kamu setiap saat akan semakin bertambah karena jarak kita yang akan kembali jauh " Jelas Andi.

" Bagaimana caranya ? " Tanyaku.

" Biarkan saya seperti ini, kamu cukup mengabari memberi tahu semua kegiatanmu dan mengangkat telfonku, itu cukup membuat saya lega " Kata Andi.

Aku cukup termangu mendapati jawaban Andi. Mungkin aku yang cukup kekanakan menganggap kecemburuan Andi adalah sesuatu yang menyulitkan padahal dia hanya mengekspresikan rasa peduli dan khawatirnya padaku.

***


Saat pertemuan kemarin Andi mengatakan akan kembali ke Jakarta pagi harinya, dan tibalah hari ini. Biasanya aku bangun agak siang untuk berangkat ke sekolah. Namun hari ini Andi mengatakan ingin mengantarku, aku cukup khawatir karena selama ini hubungan kami mulus tanpa ada yang tau terutama bapak ibuku. Aku pun menyuruh Andi menjemputku lebih Pagi karena suasana kampung pasti masih sepi dan meminimalisir orang tau pikirku.

Malam itu andi menelfonku.

" Besok saya yang anter kamu ya sebelum balik ke Jakarta " Tawar Andi.

" Emang kamu besok berangkat jam berapa, nggak kesiangan kalau nganter aku dulu " Ucapku.

" Saya ngambil yang agak siangan aja bisnya " Ujarnya.

" Tapi kamu jemputnya agak jauhan ya terus pagian aja biar nggak ada yang liat " Ucapku.

" Y udah oke " Ujarnya lagi.

Aku bangun pagi sekali dan mencari alasan ke bapak untuk tidak mengantarku, aku bilang mau jalan kaki ke sekolah bersama temanku Tari. Tari ini tetanggaku kami beda kelas, dan dia masih ponakan Andi. Dan bapak mengiyakan karena kami memang cukup dekat sejak SMP.

" Gigi berangkat ya bu pak, Assalamualaikum? " Kataku.

" Waalaikumsalam " Ucap ibu dan bapak berbarengan.

Dan aku pun berjalan kaki lumayan jauh sampai dimana sosok Andi terlihat oleh pandang mataku. Dia tersenyum, Andi sudah memakai pakaian lengkap dan rapi, karena setelah ini dia akan langsung berangkat.

" Hai..." Sapa Andi dengan senyumnya padaku.

" Hai juga " Balasku.

" Ayoo..." Ajak Andi menyuruhku menaiki motornya,

Motor pun melaju dengan sangat lambat, embun di pagi hari yang sangat sejuk ditambah kicauan burung menambah kesan romantis, suasana kampung yang masih sepi hanya ada suara jangkrik dan ayam yang sibuk mencari makan, perjalanan kami memang tidak jauh tapi sepanjang jalan adalah pematang sawah, dan terlihat dari jauh sudah ada beberapa petani yang sibuk dengan ladangnya tidak memperdulikan muda mudi seperti kami yang sedang kasmaran di pagi buta berboncengan, membuatku tersipu seperti adegan drakor saja pikirku.

Akhirnya setelah adegan yang membuatku was-was di perjalanan tadi, karena keheningan kami yang menikmati semilir angin di pagi hari terhenti sudah.

" Gi...? " Ucap Andi memutus keheningan kami.

" Iya " Ucapku sembari turun dari motornya.

" Saya Pergi yaa, kamu jaga diri baik2 " Ucap Andi masih di atas motornya.

" Kalau salam perpisahan jangan kaya gitu blangnya, kan kamu bakal balik lagi " Ujarku kesal karena salam Andi.

" Iya saya pergi untuk kembali tentunya " Ucap Andi lagi.

" Iya kamu hati-hati yaa kabarin aku terus "

" Siap, " Andi membalikan tubuhku menghadap dia, dan kedua tangannya menyentuh pundakku.

" Gi jaga diri, jaga hati, jaga cinta kamu buat saya ya Gi " Ucapnya. Aku masih diam dan tak bergeming.

" Saya pasti kembali buat kamu gi dan siap menunggu kamu hingga kamu cukup untuk saya nikahi. " Jelas Andi dan membuatku terharu dan bingung. Aku hanya mengangguk dan mengiyakan.

Setelah itu tangan Andi beralih menyentuh kepalaku dengan lembut, yang terbungkus hijab dengan sangat singkat. Akupun mengambil punggung tangannya dan salim untuk pertemuan terakhir kami di tahun itu. Dan setelah itu Andi melaju menggunakan motornya dan aku melambaikan tanganku dan masuk ke gerbang sekolah yang masih sangat sepi saat itu.

" Saya pasti kembali buat kamu gi dan siap menunggu kamu, hingga kamu cukup untuk saya nikahi. " Kata2 terakhir Andi membuatku terngiang-ngiang.

Entahlah aku saja belum memikirkan hal itu, aku masih umur belasan, walaupun aku tidak terlalu ambisius tapi aku masih punya mimpi, mungkin karena umur Andi yang sudah kepala dua dan sudah bekerja hal itu yang membuat dia terpacu ingin menikahiku, tapi aku rasa itu masih menjadi sebuah harapan, jalan kita masih panjang dan kita pun masih belum banyak mengetahui satu sama lain. Terlebih belum ada restu dari kedua orang tuaku. Bagiku ini adalah resiko ketika kamu sudah memutuskan hubungan, apalagi dengan yang lebih dewasa, dia cenderung mencari calon pendamping hidup dan bukan lagi main-main atau sekedar berpacaran dan berganti setiap kamu merasa bosan.

~ To Be Continue ~

Terimakasih yang sudah mau dan sudi membaca ceritaku, terus nantikan kelanjutan ceritanya ya. Dan makasih untuk yang sudah vote..

Menjemput Buah HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang