Chapter 7

4.9K 458 19
                                    

Pukul 10 pagi, Shoyo berada di tempat pertemuan.

Canggung sekali. Tempat sebelumnya dia bekerja, apalagi orang-orang disini cukup buruk bersikap padanya. Sejak masuk, sama sekali tidak ada pelayan yang menghampiri.

Janji pukul 10.00

Namun, sekarang sudah pukul 10:10. Dia sudah menunggu 20 menit.

Padahal aku tau sedang dipermainkan, lalu mengapa aku datang sesuai permintaannya?

Tentu saja menyebalkan. Membuatnya berada di situasi tidak mengenakkan.

Niatnya tidak terurung lagi. Hendak berdiri dan pergi dari tempat.

Tapi langkah kaki yang lain mendekat ke meja.

Ia menyeringai, "Hah, kau baru datang?"

Semuanya kembali sesuai janji semula.

Mereka duduk berseberangan saling berhadapan. Tobio melirik meja yang kosong.

"Kau tidak memesan sesuatu?"

"Tidak satupun pelayan yang mendekat."

Ketus.

Apa peduli orang ini? Shoyo datang hanya untuk memenuhi janji, lagi pula tidak berniat memesan apapun.

Brakk!!!!

Tobio, menggebrak meja.

Jangankan Shoyo yang berada di depannya, seisi ruangan bisa mendengar dan terkejut akibatnya.

Salah satu pelayan terbirit-birit datang.

"A-Anda memesan sesuatu?"

Tobio melipat kaki, melirik si pelayan hanya dari sudut mata.

"Pelayanan disini sangat buruk, ya? Kami sudah duduk lama disini mengapa kalian tidak datang?"

Pelayan itu pucat.

Kasihan sekali, tetapi Shoyo malah tersenyum tipis.

Sebenarnya, yang datang adalah seniornya, dia sering memaksa dan menyalahkan Shoyo atas apapun.

Tak lama si manager datang.

Senyum Shoyo memudar.

Saat menghampiri, si manager sempat melirik padanya. Lalu beralih ke Tobio.

"Maaf, Tuan. Mereka mungkin gugup karena anda yang datang. Sebagai gantinya, saya akan memberi makanan gratis untuk Anda."

Bicaranya sangat sopan. Shoyo menahan tawa akibatnya.

"Tidak perlu, nafsu makan ku hilang karena kalian."

Tobio berdiri, "Kita pergi." Mengajak Shoyo untuk keluar.

Shoyo berjalan melewati dua orang yang berperan penting di kehidupan sulitnya sebelum ini. Tanpa melirik, ia mengabaikan, hanya mengikuti Tobio yang berjalan di depan.

Selagi mengikuti, terlintas pertanyaan.

Sebenarnya siapa pria ini sampai manager yang angkuh itu takut akan dirinya?

Tobio membuka pintu mobil depan, "Masuklah."

Shoyo melongo, dirinya yang masuk? Untuk apa?

Tobio sadar akan hal itu, "Kita membicarakannya di tempat lain, tempat ini tidak bagus."

Ya sudah, Shoyo pun masuk mengikuti.

Tobio ikut duduk di kursi setir. Menjalankan mobil yang melaju entah kemana.

Banyak hal yang terpikirkan.

Pria ini sebenarnya siapa?

Dia Alpha, memang berkemungkinan dia kaya.

You'r my Omega [Kagehina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang