Chapter 32

3.8K 337 82
                                    

Pada pukul 8:45, Tobio membuka matanya dan langsung duduk sembari memegangi setengah keningnya.

Ia melihat sekitar, kamar ini bahkan bukan apartemennya.

Sebuah ingatan berlalu di kepalanya.

Tentang segala sesuatu yang telah terjadi malam itu.

Tentang bagaimana dia mengeluarkan seluruh spermanya di dalam Shoyo.

Tobio sendiri terbelalak mengingat hal tersebut. Ia kembali memegang keningnya.

Dia benar-benar menyialkan segalanya.

Malam saat ia Rut, kenapa ia harus bersama Shoyo?

Tidak, tapi ... mengapa dia malah datang kemari? Bukankah dia bisa kembali ke apartemennya? Lagipula bukankah itu tujuan awalnya?

Tapi justru ke rumah seorang Omega, dan menidurinya, dan ... tanpa kondom.

Sial.

Tobio tersentak lagi akibat ingatannya sendiri.

Bukankah dia semalam ... menandai Shoyo?

Sialan!

Tobio melihat sekitar, ruangan itu sudah dirapikan. Ia melirik jam dinding dan bangkit saat itu juga mencari sosok Omega yang kini mungkin sudah sangat tersakiti olehnya.

Saat keluar dari kamar, Tobio melirik secara acak ke setiap sudut ruangan. Hingga akhirnya, matanya menangkap sosok yang ia cari hendak duduk di sofa dengan kesulitan.

Dan Shoyo sendiri menyadari Tobio keluar dari kamarnya.

Mereka berdua saling pandang cukup lama, persekian detik.

"Apa yang kau lihat?" Nadanya cukup ketus, tapi tidak ada emosi dari suaranya.

" ... Aku," Tobio tertunduk, ia ingin minta maaf.

Akankah Omega yang telah disakitinya berulang kali ini akan memaafkannya?

Shoyo mengalihkan pandangannya dan meminum susu yang baru saja ia buat.

"A-Apa yang kau lakukan? Berlari keluar kamar tanpa pakaian?"

Ah. Tobio tidak sadar hal ini sebelum Shoyo mengatakannya.

"Bersihkan dirimu, aku sudah menaruh handuk di kamar mandi," ucapnya tanpa memandang ke Tobio.

Selama tubuhnya diguyur air yang turun dari shower, Tobio terus berpikir banyak hal.

Bukankah seharusnya Omega itu marah? Pada kasus biasa kemungkinan ia akan menatap tajam sambil memaki.

Atau sekadar diam tanpa mengatakan apapun dan menghindar menjadi solusinya.

Tapi, apa-apaan keadaan yang bahkan seolah tidak terjadi apa-apa ini?

Ia begitu ingat, malam tadi ... ia baru saja melakukan sesuatu yang begitu lancang.

Tobio memukul tembok yang tepat berada di depannya.

Ia terpicing dan menghela nafas berat.

Efek Rutnya masih belum berakhir, terjeda beberapa saat. Kemungkinan dalam beberapa jam kedepan ia mungkin akan mendapatkan serangan kedua.

Selesai mandi Tobio melihat setelan baju dan jas yang diletakkan di atas kasur.

Tobio keluar dan Shoyo masih setia duduk di atas sofa sembari menekuk lututnya. Meminum susu panas yang sedari tadi belum kunjung habis.

Melihat Tobio keluar, Shoyo melirik dari ujung matanya.

"Aku tidak punya pakaian sebesar dirimu disini, jadi aku rapikan saja pakaianmu semalam."

You'r my Omega [Kagehina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang