Chapter 34

3.5K 322 28
                                    

Tobio baru saja keluar dari kamar mandi setelah membersihkan dirinya.

Rutnya telah selesai tiga hari yang lalu. Kini kondisi tubuhnya telah kembali seperti semula.

Ia duduk di atas sofa single di dalam kamarnya. Dengan handuk yang masih menutupi rambutnya.

Tobio melebarkan kedua lengan dan menyandarkan ke sandaran sofa tersebut.

Menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong.

Yang terus menjadi topik pemikirannya tidak lain adalah kejadian malam itu.

Ia terus merasa bersalah, selama hidupnya tidak ada yang membuatnya merasa sebersalah ini.

Ia kini tertunduk.

Tobio berpikir, selama ini yang dilakukannya sudah benar.

Tidak perlu mengoreksi apapun lagi.

Tobio merasa sudah memberikan bantuan yang layak, telah menjaga dan melindunginya.

Ia berpikir, bahwa dirinya sudah memberikan segalanya untuk Omega tersebut.

Tapi sekarang justru, Tobio merasa bahwa dirinya lah yang sebenarnya mengambil segalanya itu dari Shoyo.

Melindunginya dari apa? Ketika dirinya sendiri yang menyerangnya.

Apakah dia masih layak untuk tetap bersama Shoyo setelah ini?

Sebenarnya, sejak kapan ini semua dimulai?

Mengapa hal-hal yang berada di luar kendalinya terus terjadi?

Dering telepon mengalihkan perhatiannya.
Tobio bergegas menoleh ke sisi kiri di mana ponsel tersebut berada di sampingnya.

Memperhatikan nama si pemanggil. Sebelum menjawab, ia sempat mengerutkan dahi tipis.

Karena bukan kabar baik jika Miwa yang menelponnya. Tapi mengingat acara pernikahan terus mendekat, mungkin orang itu tengah butuh bantuan?

......

Sekitar pukul sepuluh pagi, Tobio telah sampai di aula tempat acara pernikahan Miwa akan digelar.

Ia datang karena Miwa itu sendiri memaksa, yang katanya ada sesuatu yang harus dicek.

"Ah~ Tobioo!"

Miwa datang dari arah tangga tengah aula, bersama dengan Yachi di sisinya.

Saat dua orang tersebut sampai di depannya, Tobio tak langsung menatap mata untuk bicara.

Tapi melihat sekeliling dan memperhatikan seluruh area aula.

"Semuanya sudah terkendali, kan? Tidak ada yang perlu dicek lagi."

Miwa menyeringai, "Aku ingin kau mengecek hal lain."

Tobio memutar kepalanya dan kini menatap kakak satu-satunya itu.

"Apa?"

"......."

Sialnya. Harusnya Tobio sudah tau.

Tapi karena ingin berbaik hati kepada Miwa justru ia dimanfaatkan sesukanya.

Tobio menghela nafas berat menatap Miwa yang tengah berada di depan cermin bersama Yachi.

Dan posisi dirinya sekarang sebagai gantungan baju, memegang kemeja di sisi kanan dan gaun di sisi kiri yang akan dicobakan oleh kedua calon mempelai.

"Tobio, kemari ..."

Tobio jalan mendekat sesuai panggilan dari sang kakak.

"Bagaimana menurutmu, bagus yang putih atau yang hitam?"

You'r my Omega [Kagehina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang