08.

26 10 2
                                    

Happy reading
.
.
.

Reva dan detektif berada di ruang interogasi. Sebuah ruangan persegi dengan satu meja dan dua kursi. Salah satu dinding terdapat kaca yang dapat di lihat dari ruangan lain.

 Salah satu dinding terdapat kaca yang dapat di lihat dari ruangan lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi ruang interogasi

Udara dingin di dalam ruangan ini saling beradu dengan tatapan tajam ketua detektif kepada Reva. Seperti tidak berkedip, ketua itu mengamati Reva yang duduk tanpa beban dengan wajah datarnya seolah penuh makna tersembunyi dalam dirinya. Keduanya seolah terselimuti perang dingin tanpa kata yang terucap, saling larut dalam pikiran masing-masing. Sudah 15 menit keheningan itu terjadi sejak keduanya duduk di ruangan bercat abu-abu dengan cahaya remang-remang, tidak ada apapun di ruangan ini kecuali laci, besi, meja, kursi, lampu yang berpedar di tengah ruangan, dan kaca dua arah sialan yang terpajang di dinding sebelah pintu masuk.

Reva benar-benar kesal tapi dia juga ingin tertawa, Reva berusaha keras menahan tawa nya. Reva menatap wanita yang di panggil ketua ini. Pikir Reva sambil menatap wajah ketua di depan nya adalah betapa bodoh nya ketua ini mengira bahwa Reva lah pelaku dibalik kematian Mira, bahkan dia menatap tajam Reva seolah Reva sudah sah di tetapkan sebagai tersangka, padahal mungkin pelaku sebenarnya masih berkeliaran di luar sana bersikap seperti biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa.

Salah satu petugas polisi bahkan berkali-kali menelan ludahnya sendiri, sedikit tidak nyaman memperhatikan ketua detektif ini terus diam menatap tajam Reva, apalagi Reva pun hanya diam menatap kembali ketua dengan wajah datarnya. 

Reva yang merasa lelah dengan acara tatap-tatapan ini pun membuka suara memecah keheningan yang terjadi.

" Apa yang ingin anda tanyakan? Atau anda ingin diam dan menatap saya terus?." Ujar Reva sambil memperbaiki kaitan kancing di lengan kanan nya dengan menatap mata ketua itu secara intens.

Wanita itu tertawa menanggapi perkataan Reva membuat petugas di samping nya susah payah menelan ludahnya.

" Apa aku mengatakan sesuatu yang lucu sampai-sampai anda tertawa seperti itu." Ujar Reva

Wanita itu langsung diam dan kembali menatap Reva dengan serius. " Kau cukup berani juga bicara seperti itu di situasi seperti ini." Balas ketua

" Memang apa yang kulakukan hingga aku harus takut?." Ujar Reva

" Kau membunuh teman mu sendiri. apa kau pikir kau tidak melakukan kesalahan besar? Kau membunuh seseorang, kau memisahkan seorang ibu dari putri nya." Balas ketua penuh penekanan di setiap ucapannya

Reva tertawa membuat semua orang menatap tak percaya pada Reva.

" Aku mungkin gadis yang buruk tapi aku bukan pembunuh, Aku tidak akan mengotori tangan ku sendiri. Kecuali (menjeda ucapan nya)." Ujar Reva

About Reva (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang