Never Grow Up, It's A Trap

41 1 2
                                    


Maia mengutuk dirinya berkali-kali sepanjang perjalanan menuju tempat yang dijanjikan departemennya di himpunan untuk bertemu. Ia menyalahkan dirinya karena nekat menamatkan satu episode drama korea lagi yang berakhir membuatnya lupa waktu. Tau-tau jam di layar laptopnya sudah menunjukkan pukul 18:15 padahal ia memiliki janji temu jam 18:30 dan perjalanan dari kosnya menuju tempat tujuan sekitar 15 menit. Bersegeralah ia mandi lantas bersiap-siap. Pukul 18:40 motornya sudah meninggalkan bangunan kosnya. Tidak mengherankan jika begitu ia sampai hal yang pertama kali ia peroleh adalah olok-olok dari adik tingkatnya, Brian.

"Si paling tepat waktu" kalimat itu murni sindiran. Sebab baru saja tadi malam Maia berkata di obrolan group mereka bahwa ia tidak mungkin terlambat semenit pun. Disiplin waktu sudah mengalir dalam darahnya. Namun hari ini lain dari yang lain.

"Nanggung banget tadi namatin drakor kurang satu episode"

"Ngeles ae" jika tidak mengetahui tabiat Brian yang memang suka adu mulut, ingin rasanya Maia melakban mulut laki-laki itu. Tapi karena sudah mengenal Brian selama 3 tahun, perempuan itu membiarkannya. Atas ulahnya itu sendiri Maia mendapatkan tempat duduk tepat di samping Yasa. Sekaligus Brian. Bisa dipastikan hidupnya 2 jam ke depan tidak akan mendekati kata tenang.

"Halo mbak"

"Hai!" yang menyapa Maia barusan adalah Yasa. Memiliki kesempatan untuk memboncengkan Maia dalam acara beach camp usulan ketua angkatan 2018 - Ranya -, Yasa sedikit mengenal perempuan itu. Maka tidak heran jika Yasa menyapa Maia duluan.

"Mbak gaboleh duduk" siapa lagi yang menyuarakan demikian kalau bukan Brian?

"Lah?"

"Kenalan dulu, kita tadi udah" Maia jadi mengurungkan niatnya untuk meletakkan pantat di kursi. Ia lantas menatap orang-orang yang mengelilingi meja yang telah dipesan Brian. Beberapa dikenal Maia, sebagiannya adalah wajah-wajah asing yang sepertinya baru Maia temui ketika kaderisasi awal tahun ini. Namun yang Maia peroleh adalah raut tegang dari wajah-wajah baru itu.

"Kenapa tegang banget sih?"

"Mbak Maia sih kemaren pas ospek marah-marah"

"Astagaaaa. Santai ges aku aslinya ga kek gitu"

"Ngibul banget" Maia langsung menepuk pelan bahu Brian. Laki-laki itu benar-benar tidak bisa diam.

"Gausah dengerin Brian ya, sesat emang anaknya. Oke keburu malem nih, kenalin aku Gauri Maia. Biasa dipanggil Maia, and as you know aku angkatan 18. Apalagi ya? Dah lama banget ga perkenalan. Kalo ada pertanyaan tanya aja"

Baru sempat Maia menyelesaikan kalimatnya dan belum ada 2 detik pantatnya menyentuh kursi, Brian sudah bersuara lagi "Skripsi gimana mbak?"

"Boleh tanya kecuali Brian Airlangga" tawa tidak bisa dielakkan lagi. Sudah ada 2 manusia yang melakukan blacklist terhadap Brian. Pertama adalah Shenna di obrolan group, kedua adalah Maia. Baru saja.

 Baru saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ConfelicityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang