ᏢᎪᎡᎢ 5

40 6 0
                                    

"tuan, kau yakin untuk rencanamu besok?." ucap teo, aku terdiam sejenak kemudian

"seperti apa yang dikatakan oleh ten, jika kita tidak mencobanya kita tidak akan pernah tahu, teo ada banyak keraguan dalam diriku, namun jika aku terus berada di dalam keraguanku, aku tetap akan seperti ini, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dimasa depan." ucapku

"jangan terlalu memikirkan masa depan tuan, kita hanya perlu memikirkan hari ini dan esok, apakah yang akan terjadi beberapa jam kedepan dan apakah kita masih hidup esok hari." ucap teo sembari memainkan gelas minuman miliknya, aku hanya mengangguk.

"tuan, saat pelelangan tadi kau tidak menyadari ada yang aneh?."

aku melihat ke arah teo dengan tatapan bingung, aku mengingat-ingat apa saja yang terjadi di pelelangan, apa yang aku lewatkan?

"apa yang aku lewatkan?." ucapku

"disana ada anggota cosa nostra." ucap teo, aku membulatkan mataku, ada anggota cosa nostra? tetapi kenapa mereka tidak menawar harga senjata itu lebih tinggi dari kami?

"kau mengenali mereka?."

"tidak, aku hanya sering melihat beberapa benda yang sering anggota cosa nostra kenakan, mereka memakai benda itu."

"benda seperti apa?."

"seperti sebuah chip, dikenakan di pakaian mereka, mereka juga terlihat memakai cincin yang sama."

"bagaimana kau bisa menyadarinya." aku mengingat-ingat kembali, apakah ten pernah membicarakan hal ini kepadaku? apakah pernah? sepertinya tidak pernah.

"hanya menebak saja." wah aku sangat kesal dengan jawaban teo, aku memukul kepala teo, teo meringis sambil memegang kepalanya.

"hanya menebak saja kau bilang?huh? lalu kau langsung menyimpulkan bahwa itu anggota cosa nostra? bodoh sekali kau ini." teo hanya tersenyum mendengar perkataanku dan aku menggeleng-gelengkan kepalaku karena kesal.

"tuan, mengapa kau sangat bebas berdiam diri dimana saja seperti ini? apa kau tidak waspada jika ada yang ingin berniat buruk?." ucap teo, aku terkekeh.

"berniat buruk? wah teo kau ini sebenarnya mafia atau bodyguard huh? memangnya kita menghadiri acara-acara seperti ini untuk berniat apa? senjata itu kita gunakan untuk apa? kita juga seorang penjahat teo, kalaupun ada yang ingin membunuh kita, kita tetap dibunuh oleh sesama penjahat, lagipula tenang saja, bukankah ada seseorang yang selalu mengawasiku."

saat aku dan teo sedang berbincang, ada seorang pria mabuk mendekati kami, sepertinya dia hanya pria biasa, apa dia mabuk karena ditinggal kekasihnya? bagaimana dengan kalian? disaat sedang seperti apa kalian akan mabuk?

pria itu mendekati kami, kemudian merangkulku, teo yang melihat itu langsung menyingkirkan tangan pria itu dari pundakku, wah wah pria itu sepertinya akan marah sekarang, teo berada di depanku dia menghalangi pria itu dariku, aku memegang tangan teo.

"pergilah." ucap teo kepada pria itu.

"aku tidak tertarik denganmu, aku ik aku ingin ik seseorang yang ada di ik belakangmu, menyingkir." pria itu berkali-kali berusaha untuk menyingkirkan teo dari depanku, tetapi bahkan teo tidak bergeming sedikitpun, sepertinya pria itu sudah kesal sekarang.

"kau ini .... " pria itu menunjuk ke arah teo, kemudian teo meninju pria tersebut, aish teo bajingan untuk apa memanggil keriuhan seperti itu.

"sudah ku katakan pergi, jangan berani-berani menyentuhnya." aku berdiri dan menarik teo untuk segera keluar dari klub, karena semua pasang mata melihat ke arah kami, aku melihat pria itu ditolong oleh beberapa temannya, sungguh pria yang sedang mabuk itu bencana, sebelum kau mabuk berusahalah mengecek konsentrasi alkohol mu, agar tidak merepotkan orang lain.

COSA NOSTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang