"bagus, menghindarlah sejauh yang kau bisa, kau akan tetap ada di dalam genggaman ku." ucap bo gum, jin-hyuk yang mendengar itu tersenyum remeh ke arah bo gum, setelah itu kembali fokus kepada berkas yang dia pegang.
"memangnya aku pasir, kau genggam-genggam? aneh sekali."
"apa yang dikatakan mahasiswa itu?." ucap bo gum, dia masih melihat ke arah jin-hyuk, jin-hyuk yang mendapat pertanyaan tersebut, kembali melihat ke arah bo gum, dengan wajah yang terlihat sedang berpikir keras.
"dia bilang bukan dia yang membunuh kekasihnya, saat dia sampai di rumah itu kekasihnya sudah dalam keadaan tidak bernyawa dan berlumuran darah, aku awalnya tidak percaya dengan apa yang dia katakan, tetapi dia bilang bahwa pembunuhnya adalah seorang psikopat, karena dia mengecek luka-luka yang ada di tubuh kekasihnya, maka dari itu saat polisi datang, tangannya berlumur darah karena dia sedang mengecek luka pada tubuh kekasihnya." jin-hyuk menjelaskan.
"siapa yang memanggil polisi?." tanya bo gum.
"polisi di telepon dari telepon umum dekat tempat kejadian, bukankah dari sini sudah jelas, aku yakin yang menghubungi polisi itu pelakunya, dia tetap mengawasi rumah itu sampai mahasiswa ini datang, dan dia dengan sengaja ingin membuat mahasiswa ini menjadi pelaku utamanya."
"ini cukup masuk akal, jika mahasiswa itu mengecek luka-luka yang ada di tubuh kekasihnya, dia tidak mungkin keluar untuk pergi ke telepon umum, karena dia pasti akan langsung dicurigai oleh warga yang melihat, dan jika pun dia ingin menelpon polisi, dia bisa saja langsung menelepon menggunakan ponselnya." ucap bo gum
"mahasiswa itu bilang kepadaku bahwa dia sudah merasa bahwa kekasihnya itu dalam bahaya, maka dari itu dia tidak ingin kekasihnya pergi sendirian ataupun berpisah darinya, tetapi orang tua kekasihnya ingin dia dan kekasihnya segera berpisah, entah lah apa sebabnya, pada siang hari itu mereka berdua dan kedua orang tua kekasihnya bertemu, dan saat malam harilah pembunuhan itu terjadi." ucap jin-hyuk.
"apa pembunuhnya sama dengan kasus pembunuhan kemarin?." ucap bo gum.
"tapi apa motifnya? ini sungguh membingungkan." ucap jin-hyuk, saat bo gum ingin kembali berbicara, ponsel bo gum berdering, dia mengangkat ponselnya kemudian menyentuh layar ponsel tersebut, mengarahkannya ke arah kuping kanannya.
"ada apa haechan?." ucap bo gum, dia terlihat sangat serius mendengarkan ponselnya tersebut.
'.......'
"aku akan segera mencari tahu, tetap awasi, tunggu sebentar apakah consigliere sudah tahu?." balas bo gum kembali.
'.......'
"baiklah, aku akan segera mengabari kalian." setelah mengatakan itu sambungan ponsel pun terputus, jin-hyuk yang pada dasarnya sedari tadi penasaran pun menatap bo gum untuk mengetahui apa yang terjadi.
"lee jong suk menghilang keberadaanya, haechan mengabari bahwa lokasi terakhirnya adalah seoul station." ucap bo gum
"apa ini ulah dari han jong il? apa han jong il tahu rencana direktur lee?."
"sekelas han jong il, dia tentu saja akan tahu, apalagi si brengsek lee pernah berada di bawah nya, arrghh sial." ucap bo gum
"lalu kau akan pergi kesana?."
"kita harus bicarakan dulu dengan paman siwon." ucap bo gum, kemudian di angguki oleh jin-hyuk.
"maafkan aku hyungnim, aku tidak bisa ikut dengan kalian untuk saat ini, kau mengerti bukan?." ucap jin-hyuk, kemudian bo gum menghampiri jin-hyuk mencium bibir jin-hyuk dengan cepat kemudian keluar dari ruangan, tanpa mengatakan sepatah kata apapun, jin-hyuk memasang wajah terkejut, karena tidak biasanya dia akan seberani ini, dasar bo gum sama brengseknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
COSA NOSTRA
ActionJangan berpegang kepada keraguanmu, carilah jalan dari keraguanmu, karena keraguanmu hanya menutup jalan yang terbentang indah untukmu, sama seperti taeyeong dan Jeffery, mereka memiliki keraguan yang sama tetapi mereka memiliki satu daya yang kuat...