ᏢᎪᎡᎢ 11

27 8 0
                                    

PENGADILAN BENCANA

jeffery point of view

aku memakai bajuku di bantu oleh taeyong, aku memakai setelan jas seperti biasanya, taeyong memakaikan aku dasi dan dia memasangkannya dengan teliti dan rapi, aku ini akan pergi mencari penjahat atau rapat di ruangan ber ac? sudahlah sudah biasa, aku memperhatikan taeyong yang sedang memakaikan dasi, cantik sekali pahatan wajahnya, hidungnya tampak indah, sorot matanya dan bibirnya, sepertinya aku sudah gila, taeyong melepaskan tangannya dari dasi setelah selesai memasangkannya, kemudian kami saling menatap, jujur saja jantungku berdegup cukup kuat, aku berusaha menutupinya dengan wajahku.

"kamu .... cantik tae." ucapku, aku tidak tahu ekspresi apa yang sedang taeyong berikan saat ini, sepertinya wajahnya memerah, apakah dia malu?

"kamu akan pergi atau berdiri disini dan terus menatapku." ucap taeyeong.

"jika saja bisa aku ingin disini dan menatapmu saja." ucapku, sungguh aura taeyong tidak dapat aku tolak, dia makhluk yang sempurna.

"jef, daddy sudah menunggu." ucap taeyong, taeyong mungkin tidak tahu bahwa daddy juga bisa saja melakukan hal yang sama saat ini, daddy juga seseorang yang gila dengan pasangannya.

"baiklah, ayo kita turun." ucapku sembari menggenggam tangannya dan mulai berjalan didepan taeyong, kami bergandengan tangan sampai ke lantai bawah, di lantai bawah aku sudah melihat jeno, jaemin, mark dan jisung, mereka semua berdiri menghadap daddy dan papa yang duduk di sofa, aku dan taeyong berjalan mendekat ke arah mereka.

"tha, kemari duduk disini." ucap papa, aku melihat papa bergeser untuk memberikan ruang kepada taeyong agar duduk disampingnya, daddy yang duduk disamping papa berbalik ke arah papa dan mencium bibir papa cukup lama kemudian berdiri dari duduknya.

"ayo jalan jeffery." ucap daddy, aku mengangguk kemudian melihat ke arah anggota the dream memberikan mereka kode bahwa saatnya untuk berangkat, daddy berjalan terlebih dahulu di depanku, aku berjalan di belakang daddy sementara anggota the dream berjalan di belakangku, saat kami menginjakkan kaki di luar rumah utama, aku melihat ada 3 mobil berwarna hitam di depan rumah, aku, daddy dan mark berada di satu mobil yang sama sedangkan jeno, jaemin dan jisung berada di mobil yang berbeda.

kami semua masuk ke dalam mobil, aku dan daddy duduk di belakang sementara mark menyetir mobil, mengapa mark yang menyetir? kemana luhan? aku tidak akan membawa luhan jika melakukan misi semacam ini, dia memang bukanlah pria yang lemah, namun aku masih membutuhkannya dalam kondisi yang utuh.

daddy duduk di sampingku, sudah lama sekali semenjak aku dan daddy pergi berdua seperti ini, semenjak tha menghilang aku tidak pernah melakukan hal semacam ini lagi dengan daddy, namun kali ini daddy ikut dengan ku, daddy ikut denganku kali ini bukan karena merasa aku tidak dapat menghabisi mereka, tetapi daddy akan bertemu dengan teman sekaligus rivalnya yaitu taddeo yash pimpinan dari the camorra, mereka bukan teman bukan juga musuh, kalian mengerti hubungan seperti itu?.

aku dan daddy duduk dengan menumpangkan salah satu kaki kami ke kaki lainnya, like daddy like son,aku memainkan senjata yang aku selalu bawa kemanapun, senjata ini diberikan oleh papa, yah walaupun sekarang sudah banyak senjata yang lebih bagus daripada ini, tetapi aku masih menyukainya.

"jeffery." ucap daddy di tengah heningnya suasana di dalam mobil, aku yang mendengar daddy memanggil pun beralih melihat ke arahnya, aku terdiam menatap daddy meminta dia untuk mengatakan tujuannya memanggilku.

"keyb rush bukanlah musuh yang sulit sehingga daddy harus repot-repot ikut denganmu." ucap daddy, aku terdiam sejenak memikirkan apa maksud dari ucapan daddy.

"maksudmu apa dad?." tanyaku.

"kau tahu hubunganku dengan taddeo, terkadang kami menjadi teman terkadang kami menjadi musuh, kepercayaan diantara kami hilang dan datang begitu cepat, daddy percaya bahwa keyb rush berada di naples, namun ada satu hal yang membuat daddy mencurigainya." ucap daddy.

COSA NOSTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang