Jangan lupa komen.
"Mau makan kamu."
Sepertinya Seulgi tidak mempermasalahkan rasa sakit di kakinya. Seulgi hanya diam, tidak bereaksi apa apa selain membalas tatapan Irene yang mencoba untuk menggodanya.
Tidak mendapatkan balasan dari Seulgi, Irene kembali mencium Seulgi dengan lumatan.
Tak kunjung di balas juga dengan Seulgi, Irene mengigit bibir Seulgi membuat Seulgi melenguh dan membuka mulutnya, mempermudah Irene memasukkan lidahnya.
Seulgi tidak bisa menahan lagi, dia membalas lumatan Irene, menyeimbangi permainan mulut Irene yang begitu agresif.
Pasokan udara mulai menipis, Irene melepas pangutan dengan terengah engah dan menciptakan tali tipis dari air liur mereka berdua.
Menatap muka Seulgi yang memerah dengan anak rambut yang menempel di dahinya membuat Irene semakin bernafsu ingin di setubuhi dengan Seulgi.
Seulgi terkesiap saat punggungnya menempel di ranjang. Irene naik ke perut Seulgi, di duduki sembari memaju mundurkan pinggulnya dengan menggigit bibir dan memutar matanya begitu keenakan.
"Kak Seulgihh.."
Mendengar desahan Irene, Seulgi memejamkan matanya sembari mengulum bibirnya untuk menahan diri agar tidak tergoda.
Irene tidak goyah menggoda Seulgi, dia terus terusan menggodanya sampai membuat tanda di leher Seulgi.
"Shhh a-aww." ringis Seulgi merasakan perih di lehernya akibat hisapan Irene.
Senyum kemenangan saat Seulgi mendesah. Irene lanjut mencium, menjilat, menghisap leher Seulgi agar semakin tergoda.
Tak tahan menahan godaan, Seulgi membalikkan keadaan membuat Irene terkesiap saat punggungnya menempel di kasur.
"Nyoba goda saya kamu hum?" ucap Seulgi dengan suara beratnya sembari menatap intens Irene yang ada di bawah kungkungannya.
"Iyaaa." balas Irene dengan suara imutnya.
"Kamu yakin?" Irene mengangguk lucu.
"Yakin?" ulang Seulgi.
Irene mengangguk lagi untuk meyakinkan Seulgi.
Hal selanjutnya hanya mereka berdua yang tau.
-
Hawa dingin terasa menusuk membuat kaki Seulgi bergerak di dalam selimut kesana kemari
Secara perlahan Irene membuka matanya, merasa terusik dan melihat Seulgi yang sudah bangun terkejut melihat Irene terbangun.
"Pagi.."
"U-uh pagi.." gugup Seulgi.
Gimana ga gugup, kejadian semalem teringat jelas di benaknya. Seulgi malu sekaligus merasa bersalah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Walaupun hanya sebatas foreplay.
"Aku laper.." Rengek Irene dengan suara khas bangun tidur. Tangan rampingnya melingkar di pinggang Seulgi.
"Mau aku masakin?" tawar Seulgi sambil menatap wajah Irene yang kembali merem.
Perlahan Irene membuka matanya, dan berkontak langsung dengan mata Seulgi.
Anggukan pelan Irene mengiyakan ucapan Seulgi.
Seulgi meringis pas ngelirik leher Irene. Irene yang ngelihat Seulgi begitu mengerutkan dahinya bingung.
"Kenapa?" ucapan polos Irene lontarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate you but...
FanfictionOrang yang selalu memaafkan bukan berarti dia melupakan kesalahan yang diperbuat oleh seseorang yang di cintainya WARNING Rated R+