Bagian 7

39 7 1
                                    

HEYYOWW! THE ANGEL BALIK LAGI!!

Vote dulu sebelum baca yaa

Happy reading
.
.
.

.

"Ra, lu ngrasa aneh gak sih sama Farez?" Tanya Anya yang baru saja duduk di salah satu kursi kantin.

"Emm.. kayaknya si Paris naksir lu deh Nya" Jawab Ara asal.

"Gausah ngadi ngadi, gua pukul ni!" Kesal Anya langsung mengangkat bogem yang yang siap dilayangkan ke arah lawan bicaranya.

"Yaa abiesnya hidup lu tuh suram Nya. Siapa tau kan kalo Paris naksir lu, hidup lu jadi lebih bewarna. Ya ga? Ya ga?"

"Yang cintanya ditolak Bang Ahmad 48× otw 50× gausah sok nyeramahin kesuraman hidup orang."

"Asem!"

Daripada bertanya dengan Ara yang otaknya positif gila, Anya berusaha mencari tahu sendiri apa penyebab perubahan sifat Farez. Ia takut jika ternyata Farez merencanakan sesuatu sebelum kematian Anya.

"ARAA!" Teriak Anya tiba-tiba membuat Ara terkaget.

"Bocah prik! Apaan?!" Umpat Ara kesal. Nyaris saja jantungnya copot karena teriakan cempreng Anya. Ia mengusap usap dadanya agar detak jantung nya kembali normal.

"GUA GAK BISA GINI RA. GUA HARUS CARI TAU SEBELUM RENCANA JAHATNYA BERJALAN LANCAR. GUA PENASARAN PARAHH!" Lanjut teriakan Anya. Ia pun langsung melesat dengan kekuatan penuh kembali ke kelas.

Ara menatap kepergian Anya dengan tatapan loading, "Eeee.. Rencana jahat? Apaan sih?! Tu anak kemarin dicekokin autan satu renteng sama emaknya apa gimana?"

Ara menatap ke arah perut datarnya yang sudah berdemo sejak tadi pagi.

"Daripada ngurusin orang yang lagi otw kasmaran mending kita makan ya kan rut?" Dialog Ara bersama perut gembulnya.

Ara pun segera melangkahkan kakinya menuju salah satu penjual langganannya. Baginya rasa masakan Bu Lastri adalah yang paling The Best diantara yang lainnya. Cita rasa masakan Bu Lastri mampu membuat perut Ara menjadi puas saking sedapnya.

"Ibuuk! Ayam krispi nasi extra satu" Pesan Ara dengan wajah semangatnya.

Bukannya menganggapi Ara, Bu Lastri malah celingukan mencari sesuatu. Respon macam apa itu?

"Nyari apa sih bu? Ara nya disini lohhh" Celetuk Ara mendekatkan wajahnya ke Bu Lastri agar wanita itu melihat nya.

"Aduh neng, neng Aca nya mana?" Tanya Bu Lastri.

"Lah ngapain malah nyariin Aca, kan yang pesen makan Ara buk"

Bu Lastri menghembuskan nafasnya pelan, "Neng Ara bawa uang berapa?" Tanya Bu Lastri. Ia hafal dengan kebiasaan Ara yang selalu membawa uang kurang, atau bahkan tidak membawa uang sama sekali.

Maka dari itu Bu Lastri mencari Aca, sosok yang selalu membayarkan pesanan Ara. Karena jika tidak, kemungkinan besar Ara akan hutang dan akan melunasi nya bulan depan.

Ara tersenyum kikuk. Ia merogoh sakunya mengambil uang saku yang kini ia miliki.

"Hehehe" Tawa canggung Ara saat genggaman yang ia buka menampakan uang 5 ribu dengan hiasan kumis, jenggot dan beberapa tato di tokoh pahlawan yang tergambar disana.

"Nah kan, sudah saya dugong. Ayam krispi nya 15 ribu, mana cukup atu neng itu uangnya."

"Yaelah bukk, ngutang dulu napa, saya kan langganan disini. Besok kekurangannya dibayar sama Aca. Gak kasian apa sama perut saya udah dangdutan bu daritadi.." Bujuk Ara dengan wajah memelasnya.

We're Not AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang