10. Saya cicipi

20.4K 1.7K 22
                                    

Ingat besok Senin! Barang siapa yang menjalani hari Senin dengan sepenuh hati, maka besoknya hari Selasa 😌🙏

-happy reading-

~~~~

"Hari ini kening kamu yang saya cium, suatu hari nanti bibir merah kamu juga saya cicipi Hira."

~Haidar Athfariq

~~~~

Di jam pelajaran ketiga hari ini, Zahira sudah asik nongkrong di kantin. Gurunya cuti melahirkan, membuat kelas kosong dua minggu ini.

Oh ya, pagi tadi Zahira tidak di kawal lagi oleh Pak Haidar karena guru matematika itu dapat jadwal menjadi guru piket, jadi beliau harus berangkat terlebih dahulu.

"Lo mau makan apa?"

"Gue soto aja," balas Zahira.

Di sinilah Zahira, Kalista dan Novilia berada, di salah satu bangku kantin yang terlihat sepi.

"Hir, spill cara belajar lo dong. Kok gue gak faham-faham ya materi matematika kemaren," ucap Kalista.

"Halah biasanya juga nyontek gue," balas Novilia.

"Gue pengen berubah njir, gini-gini gue calon eligible." Kalistaa menepuk-nepuk dadanya bangga.

"Eligible-eligible sadar diri nilai rapot semester kemarin panen C," cibir Novilia.

"Gapapa yang penting Hira juga," ucap Kalista.

"Kok jadi gue?" ucap Zahira yang merasa terpanggil. "Lagian nih ya, eligible gak nentuin lo masuk PTN. Mending daftar sbm aja, lebih fair."

"Gue sih milih ujian mandiri ya, secara bokap gue kaya," ucap Kalista membanggakan diri.

"Ya udahlah, jangan musingin eligible," balas Zahira.

"Tapi minimal nilai gue gak anjlok-anjlok banget. Spill lah Hir, cara lo belajar kemarin."

"Belajar langsung sama Pak Haidar," ucap Zahira setelah meneguk es teh miliknya.

"Serius napaa."

"Ya udah kalau gak percaya." Zahira mengedikkan bahunya tak acuh.

Atensi mereka teralih saat tiga guru muda masuk ke dalam kantin, duduk di pojok meja lalu memesan makanan.

"Pak Haidar kalau dilihat-lihat ganteng juga ya?" ucap Kalista asik memandangi Pak Haidar yang duduk membelakangi mereka.

"Yang lo lihat punggungnya doang njir!" balas Novilia. "Tapi bener si, Pak Haidar ganteng, masih muda jomblo lagi, terasa bisa di gapai gak si?"

Kali ini Zahira tidak berminat dengan obrolan kedua sahabatnya.

"Jomblo-jomblo! Suami gue itu anjir!" batin Zahira memekik.

"Coba kalian lihat jari manisnya deh, pake cincin kan dia?" ucap Zahira tenang.

"Masa?"

"Lihat aja kalo gak percaya."

"Eh iya Lis, itu lihat," ucap Novilia sambil menunjuk benda yang ia lihat.

"Gak di tunjuk juga njir," balas Kalista.

"Hehe." Novilia menggaruk tekuknya yang tidak gatal.

"Kok lo perhatiin sih, Hir?"

"Kalian gak lihat waktu ngajar kemarin?" jawab Zahira sambil fokus pada ponselnya.

I Love Math and I Love You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang