Aeyla keluar kelas dengan bernapas lega karena ia sudah menyelasaikan ujiannya hari ini, dan hari ini merupakan hari ujian terakhir.
Setelah banyaknya rangkaian ujian yang di lalui Aeyla, akhirnya gadis itu bisa terbebas dari segala modul dan materi yang selama hampir 2 minggu ini menghantuinya.
Aeyla berjalan menuju kantin bersama Safina, keduanya memilih untuk mencari makan siang terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah masing-masing.
"Gue bm banget mie ayam Mang Dedi ihhhh.." Ucap Aeyla sambil berjalan mendahului Safina, Safina hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah Aeyla.
"Mang Dediiiiiii, Aeyla mau pesen 1 porsi tapi banyakin ayamnya yaaa, sayurannya sedikit aja." Ucap Aeyla sambil sedikit berteriak membuat beberapa pasang mata menatap dirinya.
"Gausah teriak-teriak bisa kali Ay."
"Hehehe maaf sayangku, lagian gue udah kangen banget makan mie ayam Mang Dedi." Safina mendelik malas, kelebay-an sudah keluar.
"Safina juga mau 1 ya Mang, jangan terlalu mateng mie nya."
"Siap neng cantik! Sok tunggu aja disana, nanti dianterin sama Mang Dedi." Aeyla dan Safina pun memilih duduk di meja yang tak terlalu jauh dengan gerobak Mang Dedi, agar memudahkan penjual mie ayam itu saat mencari keduanya— karena kondisi kantin saat ini bisa dibilang cukup ramai.
"Lo udah bilang laki lo belum mau ngantin
dulu?" Tanya Safina pada Aeyla yang sedari tadi fokus pada ponselnya."Udah, ini sekalian nunggu Fattan, soalnya dia masih satu matkul lagi ujiannya." Safina ber "oh" ria lalu kembali memusatkan atensinya pada layar ponselnya, seperti yang Aeyla lakukan tadi.
"Btw Ay, lo mau liburan kemana? Pasti beda nih sekarang kan udah ada suami ye.." Aeyla mengetukkan telunjuknya pada meja, berpikir sesaat,
"Gatau, belum ngomongin masalah ini juga sama Fattan, soalnya kita sama-sama sibuk kan belakangan ini, jadi susah buat ngobrolin hal kayak gini." Tutur Aeyla dengan ekspresi wajah yang menyiratkan kesedihan.
Sebulan belakangan ini memang keduanya sangat di sibukan dengan musim ujian, entah itu yang berupa lisan, praktik, ujian tulis atau bahkan perkelompok, Fattan juga memiliki banyak urusan di kantornya, Aeyla mengerti itu, terkadang Fattan pulang lewat dari pukul 12 malam saking banyaknya pekerjaan yang tertunda karena harus menyelesaikan dulu masalah kuliah.
Jangankan pergi jalan-jalan berdua, sekedar bersenda gurau di rumah saja rasanya sudah lama tidak mereka lakukan.
"Tapi kalian baik-baik aja kan?"
"Baik kok, cuma mungkin karena kita lagi sama-sama sibuk jadi susah untuk ngobrolin masalah ini." Ucap Aeyla sambil tersenyum meyakinkan Safina.
"Kalo ada apa-apa lo cerita sama gue ya, jangan sungkan."
"Iya safinayangggg."
"Neng punten, ini mie ayamnya," Aeyla dan Safina menghentikan percakapannya saat Mang Dedi datang sambil membawa sebuah nampan dengan isi 2 buah mangkok mie ayam serta es teh manis.
"Makasih ya Mang."
"Sama-sama neng, selamat makan yah."
***
Sepanjang perjalanan menuju rumah Fattan dan Aeyla hanya di selimuti oleh keheningan, hanya ada alunan lagu yang keluar dari radio.
"Gimana tadi ujiannya?" Aeyla menoleh saat Fattan melontarkan pertanyaan untuk dirinya.
"Aku ngerjainnya lancar sih, semoga nilainya juga aman."
"Aamiin.. aku yakin sih kamu pasti bakal dapetin nilai A semua."
"Dih, ngeledek nih ceritanya?"
"Engga, itu kan emang fakta." Aeyla memutar bola matanya malas, suaminya itu memang selalu bisa membuatnya tersipu.
"Emm.. Fattan." Panggil Aeyla pelan, ia sebenarnya ragu untuk membicarakan ini, apalagi sekarang posisi mereka sedang berada di dalam mobil, tapi jika tidak sekarang, kapan lagi?
"Hm, kenapa?"
"Kamu sibuk engga sebulan ke depan?" Fattan menurunkan kecepatan laju mobilnya dan sesekali menoleh pada Aeyla.
"Ngga bisa di prediksi, emangnya kenapa? You want to do something?"
"Pengen liburan ke Turki hehe.." Cicit Aeyla pelan, "Eh tapi ini kalo kamunya ngga sibuk ya, kalo emang banyak kerjaan kantor yang numpuk, ngga pergi juga gapapa, bisa lain kali." Sela Aeyla cepat sebelum Fattan menjawab ucapannya itu.
Fattan menepikan mobilnya di depan minimarket dekat komplek tempat mereka tinggal, membenahi posisi duduknya jadi sedikit menghadap pada Aeyla.
"Kenapa harus ragu gitu ngomongnya? Padahal kamu bisa ucapin apa aja yang kamu mau ke aku."
"Karena belakangan ini kamu sibuk, aku takut kamu jadi kepikiran dan ga fokus kerja sama ujiannya karena keinginan-keinginan aku." Fattan menghela napasnya pelan dan mengusap wajahnya kasar, memang ini kesalahannya karena belakangan ini tidak memperhatikan Aeyla.
"Aku beneran gapapa kalo emang kita ngga bisa pergi liburan dalam waktu dekat." Ucap Aeyla sembari mengelus pelan punggung tangan Fattan.
Fattan masih betah memejamkan matanya, membuat Aeyla merasa bersalah karena ia merasa sudah menambah beban pikiran suaminya.
"Fattan.."
"Maaf yaa, aku harusnya ga obrolin ini sekarang." Tanpa aba-aba Fattan memeluk erat tubuh mungil Aeyla, membuat istrinya itu terkejut.
"Aku yang seharusnya minta maaf, karena belakangan ini terlalu sibuk sampe kadang ngabaiin kamu, maaf ya sayang." Aeyla menggeleng pelan dalam dekapan Fattan.
"Maaf, maafin aku." Fattan mengeratkan pelukannya, dan entah mengapa mata Aeyla jadi memanas.
"Udah ah, aku jadi mau nangis." Fattan terkekeh pelan, ia mengusap pelan puncak kepala Aeyla lalu mencium kening istrinya itu.
"Kita berangkat minggu depan."
"Hah?"
***
hah? berangkat kemana? 👀
jangan lupa klik bintang di pojok kiri bawah ya!💘🫶🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
love countdown [END]
Ficção AdolescenteAeyla Pradipta dan Fattan Dirlangga. Kedua mahasiswa yang belum genap berusia 22 tahun ini harus rela tak rela melepas masa lajang mereka karena tuntutan orangtua yang meminta keduanya menikah. Perjodohan yang tiba-tiba yang membuat mereka tidak b...