epilog

106 11 0
                                    

On playing—ONLY-LeeHi

***

"Fattan! Yang bener dong masa itu anaknya malah dibiarin mainan tanah gitu sih!" Teriak Aeyla saat melihat Azalea—anak kesayangannya yang mulai menggali tanah di halaman belakang rumah mereka.

"Gapapa Ay, biarin Lea mengeskplorasi semua hal yang bikin dia penasaran," balas Fattan santai, pria itu malah sibuk menyeruput kopinya yang tinggal sisa setengah lagi.

Mengabaikan ucapan Fattan, Aeyla beralih menggendong Azalea yang mulai menangis saat dijauhkan dari mainannya.

"Jangan main tanah sayang, itu banyak kumannya. Lea boleh main apa aja, asal jangan main tanah, ngerti?" Ucap Aeyla lembut pada buah hatinya yang baru berusia kurang dari 2 tahun itu.

Azalea yang lucu itu hanya menganggukan kepalanya tanpa mengerti apa yang diucapkan oleh sang Mama, "pinter anak mama, yuk kita mandi yuk!" Ucap Aeyla lalu berlalu meninggalkan Fattan dengan tatapan tajamnya.

Azalea Pradipta Dirlangga, anak pertama Fattan dan Aeyla yang saat itu sempat mempat membuat Aeyla berpikiran untuk memilih cuti kuliah, namun pada akhirnya Aeyla melanjutkan kuliahnya, meskipun harus pergi KKN dan wisuda dengan perut yang sudah sedikit membesar.

Kini Aeyla dan Fattan sudah lulus kuliah, sekarang Fattan bekerja meneruskan perusahaan milik ayahnya dan membangun beberapa perusahaan kecil, sementara Aeyla memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, selain karena permintaan Fattan, itu juga menjadi pilihan Aeyla karena ingin mengurus buah hati dan suaminya sendiri.

"Dosa loh Ay ngediemin suami." Ucap Fattan sambil memeluk tubuh Aeyla dari belakang, sementara Aeyla berusaha untuk melepaskan tangan Fattan yang sudah melilit pinggangnya.

"Awas ah lepas, aku mau tidur." Ketus Aeyla sambil masih berusaha melepaskan pelukan Fattan.

"Jangan berisik-berisik nanti Lea bangun," bisik Fattan sambil terus mengeratkan pelukannya pada Aeyla, membuat tubuhnya dan tubuh Aeyla saling bertubrukan.

Perlahan tapi pasti, Fattan berhasil membalikan tubuh Aeyla jadi menghadap padanya, tentu wajah istrinya itu masih tetap cantik meskipun sedang memberenggut kesal.

"Kenapa sih, hmm?"

"Kamu masih tanya kenapa?" Sungut Aeyla dengan tatapan tajamnya.

"Aku biarin Lea bukan berarti aku ngga peduli, Ay. Aku gamau anak aku jadi takut segala hal karena waktu kecilnya di larang-larang," Ucap Fattan dengan tangan yang beralih mengusap kepala Aeyla lembut, "aku sayang anakku kok, cuman aku juga ngga mau mengekang anak aku. Meskipun Lea masih kecil tapi pasti Lea ngerti kok mana yang boleh dimakan dan mana yang bukan makanan, kamu sendiri kan yang ngajarin?" Aeyla bungkam, apa yang diucapkan Fattan benar, Ia sendiri yang mengajarkan anaknya, tapi kenapa Ia juga yang tidak mempercayai anaknya.

"A-aku cuma khawatir," cicit Aeyla pelan, Fattan terkekeh pelan, Ia jelas mengerti apa maksud Aeyla, "aku ngerti, sayang."

"Aku ngerti kamu khawatir banget sama princessnya kita, tapi jangan terlalu dikekang ya Lea nya?" Aeyla mengangguk pelan dengan mata yang berkaca-kaca, Ia jadi merasa bersalah pada anaknya maupun pada Fattan.

"Maafin aku," cicit Aeyla pelan.

"Ngga perlu minta maaf, aku yang minta maaf karena udah bikin kamu khawatir karena udah biarin Lea main tanah sendirian, maafin aku yaa?" Fattan menatap Aeyla lembut, istrinya itu masih tetap sama seperti 3 tahun lalu saat Ia mengucapkan janji suci dihadapan tuhan dan kedua orangtua mereka.

"Dimaafin ngga nih aku?" Aeyla mengangguk pelan, lalu mulai membalas pelukan Fattan dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Fattan, tempat ternyaman bagi Aeyla.

love countdown [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang