22

180 34 49
                                    

"Ini sudah minggu ke sekian kalau saya telfon pasti jawaban kamu sudah buat janji sama mami, kamu janji sama Lula, kamu nugas. Apasih El? Kemarin - kemarin 3 bulan saya hampir gila karena kamu KKN ke Bekasi. Sekarang kamu kayak lagi menghindari saya" Omel Billy lewat telefon.

Elesta menjauhkan ponselnya dari telinga.
"Berasa diomelin ama bapak gue, La" Cengir El berbisik pada Lula.

"Elesta, kamu bisa dengar saya?"

"Iya.."

"Iya apa? Sore ini kita ketemu!" Paksa Billy.

"Ini udah sore dan saya masih di kereta, dari bogor. Sampe jakarta langsung dijemput mami. Ah kita nongkrong aja berempat" Saran gadis itu.

"Elah dok, timbang ama maminya doang cemburu. Etdahh" Celetuk Lula yang bisa didengar jelas oleh Billy.

"Gini deh, saya pulang ke apartemen. Kamu kesana aja, gak usah marah - marah. Pusing tau" Emosi Elesta yang masih sedikit marah pada Billy perihal peristiwa minggu lalu.

Minggu lepas, Elesta sengaja datang ke praktek pribadi calon suaminya. Ia dipersilahkan oleh suster untuk duduk menunggu pasien keluar. Karena sudah lebih dari 20 menit, El merasakan panggilan alamnya ke toilet.

Keluar dari toilet, ia melihat keramah tamahan Billy yang terkenal dingin di rumah sakit pada pasien cantik tinggi semampai model - modelan Shela.

Elesta hanya kesal saja, ia pergi dan setelah jam prakteknya selesai, barulah suster ada yang  memberitahu Billy. Dengan segera ia menghubungi gadis kecilnya.

"Sayang, kamu tadi ke praktek?"

"Oh, iya dok. Kepala saya pusing banget, mual dok. Gimana ya caranya? Saya suka bingung, begini banget baby nya tau minta diajakin konsul ke dokter ganteng" Sindir Elesta menirukan tepat kalimat wanita yang dilihat dan didengarnya langsung siang tadi.

"Kamu kenapa, El?" Billy belum menyadari.

"Kok kamu tanya sih? Kamu kan dokter! Kasih dong obatnya, alamat apotek yang kerjasama dengan praktek kamu, pake SENYUM MANIS LEBAR! Dipegang lengan kamu juga GAK MENGHINDAR. Nanti kalau dia lahiran juga pasti bakal nyari kamu, biar KAMU LIHAT SEMUA LEKUK TUBUH INDAHNYA! Yang jauh berbalik sama aku yang TEPOS DEPAN BELAKANG!" Kekesalan Elesta meroket sampai keluar planet.

"Ya allah, astaga Elesta. Itu hal biasa, saya pelayan kesehatan. Terlebih saya menghadapi ibu mengandung. Semua pasien saya kan kamu tau, berkaitan dengan kandungan hampir 80%. Saya sudah pernah bilang, saya profesional kerja. Kamu dimana sekarang?"

"Ke dokter kandungan lain! Mau pura - pura cek kandungan!" Ketus El yang justru membuat Billy menahan tawanya.

"Kamu kan belum menikah"

"Biarin! Untuk referensi nanti kalau saya sudah menikah dan mengandung. Mau cari yang tampannya mirip Reza Rahadian!"

"Gak ada, sayang. Dokter Billy doang yang tampan" Ucapnya percaya diri padahal sudah ingin ngakak.

"Udah deh, saya matiin telfonnya! Kesel banget sama kamu"

"Iya, oke. Tapi maaf dong sayang"

"Gak, gak ada maaf - maaf. Saya tau ya ibu - ibu yang beneran niat periksa kandungan atau yang maunya genit sama kamu"

"El, kasian dia gak ada suaminya. Dia juga konsultasi tentang itu"

"OH, SEKARANG GAK PUNYA SUAMI JUGA BISA KONSULTASI DI DOKTER KANDUNGAN? HEBAT SEKALI JOB DESC KAMU, MAS! SEKALIAN TAWARIN NAMA KAMU AJA BIN ATAU BINTI  ANAKNYA NANTI , JADI BAPAK DARI ANAKNYA, JADI SUAMINYA"

Billy menjauhkan ponselnya dari telinga karena Elesta sudah mode reog disana. Pekikan suaranya benar - benar keras. Billy benar - benar keceplosan.

"GAK USAH KETEMU DULU! MALES SAMA KAMU! SAYA ADUIN KAMU KE KOMNAS ANAK! BERANI - BERANINYA MAININ PERASAAN ANAK ABEGE!" Elesta benar - benar mematikan ponselnya dan meluapkan pada Lula di dalam mobil.

ELMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang