25

212 41 21
                                    

"Ini punya kamu?" Billy mengangkat kacamata merah menyala setinggi badannya.

Elesta memasang wajah murka lalu beranjak dan menghentakkan kakinya saat berjalan.
"Bisa gak sih, gak usah tinggi banget diangkat. Setinggi harapan tau gak?" Dengan cekatan tangannya merebut benda itu dari tangan Billy.

Billy tertawa pelan.
"Iya, ini punya kamu? Saya tanya"

"Saya tanya balik. Mungkin banget ada onderdil wanita dikamar yang super hooowwttt ini selain milik saya? Patut dicurigai"

"Sembarangan. Kamu yang pertama" Elak Billy.

"Mami protes, udah 3 hari kita gak juga pulang kesana. Ayah sama mama juga protes kenapa kita gak memunculkan batang hidung setelah resepsi" Jelas Elesta.

Billy mengangkat bahunya acuh.
"Tinggal jawab aja, lagi bulan madu. Pada mau cucu kan? Nih kan on process"

Elesta mengernyitkan keningnya.
"Ya makanya ayo keluar rumah. Berasa jadi tahanan, mas. Semua digojekin, gosend, gofood. Seminggu lagi begini didatengin pak RT, dikira kita udah jadi bangke didalam rumah. Kamu mah ih"

"Saya sengaja, biar kamu bisa istirahat. Capek kan ngurusin pernikahan hampir 2 bulan loh. Bahkan lebih"

"Ya masalahnya bukan beneran istirahat. Hari ini gak ada begituan!"

Billy mengulum senyumnya.
"Kemarin juga begitu, tapi kamu mau juga. Tadi malam udah bisa request lagi. Lupa ya?" Goda Billy membuat Elesta jengah.

"Ya Allah. Kalau gue tolak dosa, gak di tolak kok luar biasa. Hiii" Elesta kabur keluar kamar mengundang tawa dari bibir tipis Billy.

Hampir 45 menit Elesta tak kembali ke kamar, Billy langsung mengecek istrinya. Jangan - jangan kabur.

Tepat Billy membuka pintu kamar, El berdiri didepannya.
"Mas, minta duit. Tuh ada kang sayur didepan. Dompet saya, harta benda semuanya di apartemen"

"Kamu udah keluar begini?" Billy menunjuk dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Ya belum, ini mau keluar makanya minta duit. Keburu pergi itu security depan udah negur bolak - balik"

"Pakai baju yang baik!"

"Lah ini pake baju kamu, celana kolor kamu. Yang suruh robekin piyama saya siapa? Udah 4 malam ya Billy. Satu malam gak memakan korban, 3 malam selanjutnya piyama saya robek semua. Ulah siapa?"

Billy membuka lemari mengambilkan satu lagi yang baru dan menunggu Elesta mengganti pakaiannya. Mereka berdua kedepan rumah untuk membeli bahan masak yang diinginkan Elesta.

Kebanyakan yang belanja adalah ART di perumahan ini. Bagaimana tidak, sangat  mustahil para istri di perumahan elit seperti ini keluar membeli sayur. Mereka pasti lebih memilih belanja di supermarket. Para ART membeli sayur untuk isi perut mereka sendiri.

"Ehh ada warga baru. Pak dokter, selamat siang" Sapa security yang setia menunggu akang sayur sampai pergi.

"Siang, Pak. Aman ya?"

"Aman sekali. Tidak belanja di supermarket toh pak?"

"Ah kebetulan sih belum. Istri saya masih males"

Elesta memutar bola mata saat mendengar jawaban suaminya.
"Gue dikatain males. Eluuuu yang ngerem mulu ,ude kayak ayam betina" Batin Elesta bergejolak.

"Ibu, belanja apa? Ikan?" Tanya Elesta ramah pada sekumpul ibu - ibu berdaster dan berseragam babysitter.

"Iya nih buk. Salam kenal ya istrinya pak dokter, semoga betah disini"

ELMOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang