Terdengar pintu di geser lalu Laras muncul di balik pintu bersamaan dengan itu mata Permata tertuju pada Laras.
"Bo..leh bicara?" Laras terdengar canggung.
"Tentu saja"
Permata sesungguhnya sangat gugup jika berada di dekat Laras saat ini namun Dia tidak ingin terlihat seperti itu di depan Laras. Dan sesungguhnya Dia juga ingin menanyakan sesuatu pada Laras namun tidak sempat karena hatinya lebih dulu merasa marah dan mengurungkan niatnya.
Laras menghampiri Permata dan berhenti di kursi Panjang yang terletak di ujung bawah tempat tidur.
"Boleh duduk?"
"Tentu saja" Permata mempersilahkan Laras duduk dan Dia meletakkan bukunya di meja samping tempat tidurnya, memfokuskan pandangannya pada Laras.
Laras menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.
"Aku minta maaf"
"Karena?"
"Kamu pasti sudah menunggu lama dan Aku malah sibuk sendiri padahal Aku di sini sebagai asisten kamu tapi sikapku tidak seperti asisten. Harusnya aku yang mengurusi semua keperluanmu selama disini tapi yang terjadi malah Aku yang banyak di urusi. Aku benar-benar minta maaf!! kalau memang harus ada konsekuensi atas tanggungjawab yang lalai aku lakukan, Aku akan terima" Laras menatap Permata dan kemudian tertunduk malu.
"Termasuk pemecatan?"
Laras tersontak menatap Permata lalu Kembali tertunduk lesu. Dia berpikir apakah ini karena apa yang telah Dia lakukan pada Permata di kamar sampai-sampai Dia harus di pecat?
Laras semakin lesu dan tak berani menatap Bosnya itu."Kalau itu memang harus, aku akan terima" ada penyesalan dan tidak ikhlas mengatakan itu namun siapalah Laras yang hanya pegawai kontrak.
"Kamu menyukai Ranti?"
Laras tersontak kaget dan menoleh ke arah Permata
"Apa? Tidak!!"
"Kamu bilang kamu merindukannya?"
"Apa? Rindu? bukan yang seperti itu!!"
"Tapi kalian terlihat saling merindukan?"
"Yahh, itu karena.., mungkin Rara merasa kehilangan teman se-tim nya dan teman mainnya" tapi bukan yang seperti itu"
"Oohh, Rara? Jadi kalian punya nama panggilan sayang? Terus Dia memanggilmu dengan sebutan apa?"
"Apa? Bukan seperti itu Permata!! Bukan seperti itu. Rara memang nama panggilannya sehari-hari"
"Tapi kalian mengobrol seperti sepasang kekasih yang tak bisa terpisahkan!! Aku melihat semuanya Laras. Aku melihat tatapannya padamu beda, seperti sangat merindukan kekasihnya yang pergi dan tak memberi kabar, Dia seperti menuntut perhatianMu dan..."
Wait, pertanyaan apa ini? Apakah Dia cemburu pada Rara? Laras berpikir sejenak.
"Kamu cemburu?" Laras memotong pembicaraan Permata.
Permata tidak melanjutkan kalimatnya, Dia terkejut mendapat serangan balik dari Laras. Dia hanya terdiam menatap Laras yang terlihat sedang menyelidik.
"Kalau kamu ada hubungan dengan Ranti, lalu kenapa kamu menciumku?" Permata menunduk.
Laras tersenyum menang, ternyata Bosnya itu memiliki perasaan yang sama dengannya, itu artinya perasaan sukanya tidak bertepuk sebelah tangan.
(Zone 21+)
Laras berjalan menghampiri Permata yang masih tertunduk malu karena kini Dia sudah ketahuan sedang cemburu. Laras memegang wajah wanita itu mensejajarkan dengan wajahnya lalu menciumnya lembut, Permata sedikit terkejut namun Dia pasrah menutup matanya dan saling berpanggutan bibir dengan bibir milik Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You Unconditionally
Short Storywarning!! (girls zone) Pembaca di harapkan dapat dengan bijak dalam membaca karena tulisan ini mengandung unsur LGBTQ dan unsur Dewasa. Bagi yang kurang berkenan harap tidak membacanya. terima kasih ^_^ Prolog: Seorang wanita usia 30an yang terus...