Laras dan teman seangkatan anak baru saat ini sudah berada di sebuah kafe yang lebih Nampak seperti taman sangat tenang dengan alunan musik klasik yang terdengar sejak memasuki area kafe bernuansa taman tersebut. Semua tampak terpesona dengan suasana itu belum pernah mereka menemukan tempat nongkrong se-elegan itu bahkan untuk melangsungkan pernikahan di tempat itupun sangat memungkinkan dan semua tempat di penuhi dengan bunga-bunga yang melingkar dan itu benar-benar bunga hidup di tengah ada air mancur dengan ornamen malaikat kecil yang seolah sedang memainkan saksofone untuk semua para pengunjung Kafe.
"kita sudah sampai"
"wahh, dari sini pemandangannya indah banget"
Laras terperangah melihat tempat mereka akan menikmati makan malam begitu juga dengan yang lain, sangat indah dari ketinggian bisa melihat gemerlap cahaya kota, wajar saja karena kini mereka berada di ketinggian 20 lantai.
"Kita akan menunggu di sini, sebentar lagi Bu Permata datang, o iya ini salah satu hotel milik Ibu dan di sini memang sering di jadikan tempat untuk membuat kegiatan kantor atau acara yang berhubungan dengan kegiatan kantor atau acara keluarga Ibu, karena sebenarnya ini property pribadi dari Bu Permata, beliau yang merancangnya sendiri. Ibu tidak pernah menyewakan untuk orang lain padahal kalau di sewakan sangat banyak yang ingin sekalipun dengan harga yang tinggi.
Laras semakin penasaran dengan sosok CEO mereka, terdengar sangat keren di telinga apalagi melihat orangnya secara langsung pasti lebih keren lagi.
"Saya angkat telepon dulu, kalian tunggu disini sambil menikmati pemandangan"
"Baik Bu" mereka kompak menjawab.
Sebenarnya suasana saat ini sangat tidak menyenangkan buat mereka semua untuk berkumpul seperti ini karena mereka sudah lama tidak saling bertegur sapa namun karena moment ini, akhirnya mereka kembali bertemu di satu meja makan bersama. Bukan cuma kubu dari Lina dan Rara yang kurang baik tapi sore tadi hubungan antara Laras dan Rara mulai merenggang dan belum saling menyapa seperti biasa. Yang terjadi adalah hening tanpa suara saling mengobrol.
"hallo" suara yang lembut namun tegas terdengar di telinga Laras, suara seseorang yang baru Dia dengar dan kini orang tersebut sudah berdiri di depan mereka semua, Dia adalah Permata Pimpinan yang sedari tadi sudah di tunggu kehadirannya akhirnya datang juga. Benar saja parasnya sangat cantik dan anggun layaknya para kandidat putri Indonesia.
"Ayo silahkan duduk, Bu Pri makanannya sudah di pesan?"
"Iya Bu, sesuai instruksi Ibu sebentar lagi akan di hidangkan"
"Oke, makasi yah"
Tatapan Laras tak lepas dari wajah pimpinannya itu begitupun yang lain. Seorang Lina saja bisa mangap seperti itu padahal Dia seorang wanita apalagi para pria-pria di luar sana, siapa yang tidak tertarik dengan kecantikannya. Laras terus mencuri-curi pandanga tanpa Dia sadari kalau Rara sejak tadi memperhatikannya.
"Mungkin Bu Pri sudah menginformasikan kalau belakangan saya sedang sibuk keluar kota dan lain-lain jadi belum bisa bertemu dengan kalian semua para penghuni baru Gemilang Permata"
Laras dan yang lain hanya saling manggut-manggut sambil terus memperhatikan Bu Permata.
"Saya ingin menguji daya ingat saya setelah melihat CV teman-teman semua harusnya saya bisa mengenal nama dari tiap yang hadir malam ini. Saya mulai dari tim IT, Rengga Adi Putra yang duduk tepat di ujung meja berhadapan dengan saya"
"Benar Bu" Jawab Rengga.
"Tim Marketing ada Delta.Q di sebelah Rengga dan Adelina disebelah kiri saya"
Delta dan Lina tersenyum dan menundukkan kepala mengiyakan nama mereka sesuai dengan tebakan Bu Permata.
"Terakhir di sebelah kanan dari Tim Humas Ranti Putri di sebelah Rengga dan Larashati"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like You Unconditionally
Nouvelleswarning!! (girls zone) Pembaca di harapkan dapat dengan bijak dalam membaca karena tulisan ini mengandung unsur LGBTQ dan unsur Dewasa. Bagi yang kurang berkenan harap tidak membacanya. terima kasih ^_^ Prolog: Seorang wanita usia 30an yang terus...