Salah Paham yang Berujung Duka dan Luka

218 21 2
                                    

Laras sudah di jalan pulang, Dia cukup kecewa di tolak oleh Permata padahal dia sudah berusaha menjelaskan padanya tapi sepertinya Permata belum sepenuhnya percaya padanya.

"Bagaimana mungkin kita bersama kalau salah satu dari kita tidak percaya" batin Laras.

"Ting!" pesan singkat masuk di HP Permata.


Laras
Kunci mobil kamu aku titip di resepsionis


Me
Knp?
Terus kamu plg naik apa?


Laras
Aku plg naik angkot.
lebih nyaman naik angkot.


Me
Oh, jadi mobilku tdk nyaman?


Laras
Kamu mengerti bukan itu yang aku maksud!


Me
Oh begitu?


Laras
Jangan mulai lagi sayang.
Kamu tau kan aku juga gak enak bawa mobil kamu kemana-mana. kan udh prn aku jlasin.
Tadi aja kalau bukan karena terdesak aku gak pake mobil kamu.


Percakapan mereka berakhir dengan Permata yang sepertinya marah soal mobil.

Laras memasukkan Hp-nya ke dalam tas dan tak mempedulikan soal obrolan mereka barusan. dia ingin menenangkan diri.

Sesampainya di kost, Dia hanya rebahan sambil menonton film horor komedi dengan begitu moodnya bisa sedikit membaik. Tak lama hanya Hp-nya yang mengoceh sendiri tanpa penonton sampai film itu habis dan hp-nya mati.

Laras terbangun mendengar suara ketukan di depan pintunya.

"tok...tok...tok..."

"Siapa sih? Ini jam berapa lagi" Kamarnya gelap Dia mencari Hp-nya tapi Hp-nya mati.

"Yahh, lowbet"

Kembali terdengar suara ketukan di depan pintu kamarnya.

"Iya bentar...!!" Laras beranjak dari tempat tidur menyalakan lampu dan membuka pintu.

Rara langsung berhambur dalam pelukan Laras sesaat pintu di buka. Mana bajunya basah, Laras bahkan tidak sadar kalau di luar hujan lebat.

"Ya ampun Ra, lu kenapa hujan-hujanan?"

"hiks...hiks...hiks..." yang terdengar hanya isak tangis.

Laras mengajak Rara masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintu.

"Ra kalau lu belum mau cerita nggak apa-apa tapi paling nggak lu harus ganti baju nanti yang ada lu sakit"

Rara kembali memeluk Laras dan Laras tidak bisa meolak melihat kondisi Rara yang sangat kalut, Dia membiarkan bajunya ikut basah bersama dengan Rara.

Setelah puas menangis dalam pelukan Laras, perlahan Rara melepaskan pelukannya dan badannya mulai bergetar kedinginan.

"Sekarang lu ganti baju dulu ya, gue ambilin baju gue"

Laras memberikan baju dan handuk pada Rara agar berganti baju.

Setelah ganti baju Laras memberikan secangkir teh hangat yang sudah di buatnya saat Rara berganti baju di kamar mandi.

"Nih, di minum dulu sambil rambutnya di keringin gue mau mandi dulu sekalian ganti baju gue yang basah"

"Sorry ya Ras hiks..hiks.." Rara kembali menangis.

I Like You UnconditionallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang