kleg
kaleng soda yang sedari tadi dipegang bahkan digenggam erat itupun pada akhirnya bunyi, membuat si pemilik kaleng soda yang sudah habis itu tersentak sebelum kembali menyumpah serapahi dalam hati seorang pemuda dan gadis yang sedang asik bercanda ditepi lapang basketㅡia akui jika merasa sedikit kesal juga sedikit sakit hati karena mengingat beberapa malam lalu.
"gue udah putus sama Klara."
"terus?"
"lo ada rekomendasi?"
Rakiel speechless mendengar pertanyaan yang dilemparkan Jaden secara gamblang dalam posisi sedang memeluknya dari belakang saat ia sedang memasak makan malam, "kamu nanya rekomendasi selingkuhan ke pacarmu?"
"ya.. biasanya rekomendasi dari pacar itu gak buruk-buruk amat, El."
"punya nyali besar juga ya kamu, Jaden?"
Jaden mengangguk dari belakang tubuh pendek Rakiel, "kalau gue gak punya ya udah dari dulu lo diambil Jaydan."
"that's better."
"gak ada yang lebih baik kalo lo bukan punya gue." balas Jaden sengit, "so do you have any recommendations, babe?"
Rakiel berdecak asal, "adek kelas sana."
"siapa?"
"Leenaㅡjadian, cobain, putusin."
"wow, you are more asshole than me."
"sepasang kekasih adalah cerminan satu sama lain." cibir Rakiel sinis, maksudnya lebih pada penyindiran kasar untuk Jaden yang entah merasa atau tidak.
"haha, love you."
tanpa berbalik menghadap Jaden yang masih setia memeluknya, "I love you more than you love me." balas Rakiel.
"beneran brengsek."
"udah gue bilang.. putusin aja si brengsek Jaden, Rakiel." celetukan pelan nan rendah menyapa indra pendengaran Rakiel, disusul dengan tangan orang itu yang kurang ajarnya mendarat dipinggang Rakiel.
Rakiel tidak menoleh namun sudah tau siapa pemilik tangan dan suara itu, "kita masih disekolah.. jaga jarak, Jaydan." peringatnya penuh penekanan tak diperdulikan.
"kalau lo pake kacamata kayak gini sebenernya lo keliatan lebih menggoda, bukan polos." goda Jaydan yang sengaja mengalihkan topik setelah mengamati penampilan Rakiel dari dekatㅡ sragam SMA lengan panjang lengkap dengan atribut ditambah kacamata dan rambut yang tertata rapi, sangat 180° berbeda dengan Rakiel yang ia kenal saat berada diatas ranjang.
Rakiel menghela nafas, "Jaydan." liriknya tajam membuat Jaydan tersenyum.
"no.. bukan waktunya debat, Jaden liat kearah kita. What should you do?"
Rakiel menatap kearah tepi lapangan dan benar jika Jaden sedang menatap kearah mereka. Submissive itu lantas tersenyum tipis lalu menoleh kearah Jaydan dan dengan sedikit mendongak, ia menggapai bibir Jaydan yang ia rasakan sedikit manis disela lumatan yang dibalas Jaydan dengan senang hati.
cuph
"lo habis rokokan?" tanya Rakiel tanpa rasa malu setelah melepaskan tautan, padahal dia sendiri yang mengatakan jika mereka masih berada disekolahan tetapi dengan seenak jidat mereka ciuman dikoridor yang untuknya sepiㅡtetapi tentunya pemandangan barusan tak luput dari tatapan tajamnya milik Jaden.
Jaydan mengangguk sembari mengusap bibir Rakiel yang basah karena saliva mereka, "pulang bareng?"
Rakiel menggidikan bahu, "gue ada janji sama Julian, sorry.. next time try again, Jaydan Gelano." ledeknya diakhiri dengan tawa yang membuat Jaydan mengumpati sosok Julian Martadinata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Player (delayed)
Fanfiction‹ delayed › hubungan paling toxic adalah hubungan antara seorang pemain dengan pemain.