"buka."
Rakiel mendelik sinis kearah kekasihnya yang pagi ini sudah mendatangi kelasnya bahkan menyeretnya sampai digudang sekolah tempat mereka berada saat ini.
"If you want sex, don't go to school."
"buka atau gue buka?" titah serta tawar Jaden dengan wajah dan nada datar.
daripada dibuka atau lebih tepatnya dirobek Jaden, lebih baik Rakiel yang membuka hampir seluruh kancing kemeja sragamnya sendiri yang detik selanjutnya langsung mengekspos dada polos dan putih submissive itu yang benar-benar bersih tanpa noda.
kedua mata Jaden menelisik teliti bahkan tangan kanannya terangkat untuk mengusap bagian leher dan dada kekasihnya itu yang rupanya tidak tercover oleh foundation yang artinya benar-benar bersih, "berbalik."
Rakiel menghela nafas jengah namun tetap menuruti perintah dominannya yang rupanya juga menelisik punggungnya yang juga putih, polos dan bersih.
"main lo hebat, bersih." sindir Jaden.
Rakiel sendiri langsung kembali menghadap Jaden sembari membenarkan kancing kemeja sragamnya. "Ya, It's not my first game asal kamu ingat," balasnya dengan datar, "I am also a player."
Jaden merotasikan bola matanya, "kali ini siapa? Mave atau Julian lagi?"
"itu bukan urusan kamu, Jaden."
"El."
"It is done, right? aku kembali ke kelas dulu ya, pacarku."
Baru pertama kali ini Jasdan merasa direndahkan karena bangun namun tidak menemui submissive yang semalam bermain dengannya, alias Jasdan sudah ditinggalkan oleh submissive itu tanpa membangunkannya.
"he's great." gumam Jasdan mengingat semalam.
Jasdan memakai kembali pakaiannya sebelum keluar dari hotel dan pulang sembari menyiapkan segala alasan jikalau sang bubu menyambutnya dengan tatapan dan banyak pertanyaan yang menunjukkan sebuah kecurigaan.
sekitar dua puluh lima menit akhirnya mobil yang dikendarai Jasdan itu memasuki gerbang rumah yang telah dibukakan oleh satpam rumah ketika ia mengklakson.
Jasdan memasukkan langsung mobil milik Jaydan ke dalam garasi rumah yang kosong dan hanya terisi oleh salah satu motor Jaden, yang mana cukup membuat Jasdan lega karena tidak melihat mobil sang bubuㅡyang berarti bubunya itu sedang tidak berada dirumah.
sayangnya kelegaan Jasdan tidak berlangsung lama karena tepat ketika memasuki rumah ia langsung bersitatap dengan sang bubu yang bahkan baru saja menuruni tangga rumah, sontak Jasdan mematung diambang pintu samping yang menghubungkan garis dengan rumah.
"habis main semalaman dari mana kamu, Jasdan?"
damn it!
bubu menatap teliti dari atas sampai bawah Jasdan yang tampak berantakan dan lagi, "ngamar sama siapa? astaga, don't you dare act here or mom will send you to America with your uncle there, Jasdan Galeno." tekan diakhir kalimat yang menyebut nama lengkap putra bungsunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Player (delayed)
Fanfic‹ delayed › hubungan paling toxic adalah hubungan antara seorang pemain dengan pemain.