Setelah perkenalan berakhir, ibu Halimah memberi kan waktu untuk Audrey memilih tempat duduk. Ia sangat dibuat bingung karena tak ada satupun bangkun yang kosong. Ternyata Audrey tidak sadar bahwa satu kursi yang tepat di depan matanya kosong. Kursi itu di samping tempat duduk milik ketua kelas yaitu, milik Cakra."Lu bisa duduk di samping gue, nih bangkunya kosong" panggil Cakra saat melihat raut kebingungan Audrey. Begitulah panggilan siswi baru tersebut saat perkenalan tadi. Sebenarnya Audrey tidak mengatakan bahwa panggilannya itu Audrey, hanya saja Cakra yang terlalu berinisiatif.
"oh yeah thanks, i didn't realize. I'm sorry." Ucap Audrey yang menyadari bahwa dirinya tak sadar letak bangku kosong.
"Yeee gak apa, duduk aja" begitu lah jawaban dari Cakra. Sebenarnya Cakra bisa saja menjawab dialog percakapan dari Audrey dengan bahasa Inggris juga. Namun, Cakra sendiri merasa bahwa bahasa Indonesia tidak kalah lebih baik.
Pelajaran kembali dilanjutkan, dengan materi baru di bab selanjutnya. Cukup panjang materi yanh diberikan. Cakra selalu memperhatikan Audrey, sebenarnya Audrey paham saja bahwa Indonesia tapi mengapa ia belum juga lancar menggunakan bahasa Indonesia. Terlihat juga tulisannya namun seperti yang tertulis masih menggunakan bahasa Inggris khas aksen Aussie.
"Bentar lagi jam pelajaran ganti, lu mau kan nemenin gue nganter buku tugas ini, sekalian lu keliling juga ya." Hanya Anggukan paham yang didapat oleh Cakra.
"Nanti lancarin bahasa Indonesia nya ya, soalnya murid dikelas pada sulit buat paham" lanjut cakra pada sosok Audrey.
"Okay" Audrey memberikan respon kepada Cakra.
Mereka berdua berjalan menuju ruang guru, Cakra terus mengajak ngobrol Audrey perlahan lahan Audrey mulai merespon dengan bahasa Indonesia hingga sampai balik ke kelas. Dira yang mencari keberadaan Cakra akhirnya menemukan orang yang dia cari.
"Lu dari mana Ra... Gue cariin juga dari tadi, malah asik ngecengin murid baru hahahaha" Dira mendatangi Cakra dengan lawakannya.
"Abis nganter buku tugas Ama si Audrey, napq lu cari gue?? Mau neraktir gue hah" jawab Cakra yang memukul bahu Dira. Perkelahiam mereka berdua sangatlah lucu sehingga membuat Audrey ketawa.
"Daripada ketawa gak jelas gini, Gimana kita pergi kekantin ajak yang lain Dir.." ucap Cakra yang menyuruh Dira untuk segera bergerak.
Bemo dan Natala berlari menuju Dira, Cakra dan Audrey berdiri. Dengan napas yang masih terengah-engah Bemo berbicara.
"Ca.. Cak.. Cakra.... I-Itu..." Panggil Bemo.
"Itu apaan.. lu ngomong yang jelas, tarik napas dulu" Cakra yang ikut panik.
"I... Itu ada yang nyariin elu di lapangan basket depan.." jawab Natala yang melihat bemo perlu bernapas.
"Siape yang nyari gue??" Dengan penuh penasaran Cakra berlari meninggalkan semuanya dan menuju ke lapangan basket depan gedung B.
Secara tiba-tiba Cakra mengerem mendadak lantaran melihat seseorang yang tak pernah ingin ia lihat lagi. Orang itu adalah Nanska, rival basket ia dari SMA Cindai. Rival yang telah melukai Dira dulu saat masih kelas 10.
"Mau ada apa lu cari gue?? Mau cari mati ya lu ke sekolah gue !!! " Sulut keamarahan Cakra tak bisa di bendung.
"Eitttsss tenang bro, calmdown, gua ke sini niatan baek, jadi anak pindahan IPA 4." Senyum licik terukir di ujung bibir milik Nanska.
"Elu bener bener ya cari mati Ama gw!!! " Baru akan memegang kerah baju milik Nanska, sudah terlebih dahulu lengan Cakra ditahan oleh Dira. Yuppps benar sekali orang yang sangat memahami Cakra ialah Dira.
"Mau apa lu ladenin dia, lu mau kena skorsing dari Bu Lidya jangan macam macam deh lu, apalagi gelut sama manusia kek Nanska, ingat Ra poin lu tinggal setengah hidup gegera manusia kek dia." Ancam Dira yang juga berusaha mengendalikan emosi dari Cakra.
Bersambung .....
🎈 Bemo Mahardika 🎈
🎃 Natala Angkasarin 🎃
😈 Nanska Gunadarma 😈
KAMU SEDANG MEMBACA
LENSA USANG MILIK CAKRA
Short StoryKacamata usang ini tersimpan sangat rapi tepat di tengah etalase barang-barang kesayangan milik seseorang yang bernama Bamantara Cakra . Telah lama meninggalkan hiruk-pikuk perkotaan tanpa kembali lagi, ternyata mempunyai cekungan besar bagi se...