Tiga bulan berlalu...Perkembangan Audrey menggunakan bahasa Indonesia telah berkembang sangat pesat. Terlihat dari cara dia menyampaikan materi pada presentasi Sosiologi tentang kesenjangan sosial.
Cakra yang terus fokus memperhatikan Audrey dibuat kagum, pasalnya Audrey yang sekarang dengan Audrey yang tiga bulan lalu ia temui sangatlah berbeda dari mulai aksen Sampe cara ia memperlakukan teman temannya.
"WOYYYYYY tuh mata kaga sakit apa hah lu kaga ada berkedip!!" Tegur Dira yang terus memperhatikan sahabtanya tersebut.
"Diem ahhh lu, gue lagi memperhatikan materi dari presentasi si Audrey." Cakra menyela pembicaraan Dira.
"Perhatikan materi apa lu suka sama orangnya." Dengan suara kencang tanpa ia sadari ibu Maya juga ikut bingung dengan sikap Dira.
"Dira.. ada apa nak, apa ada yang mau kamu tanyakan dengan presentasi Audrey." Bu Maya menghampiri Dira.
"Ehhhhhh gimana ya Bu.. saya juga gak ada Bu pertanyaan nya. Hehe" Dira mencoba untuk menghindari pertanyaan.
"Ya udah kamu keluar kelas ibu sama si Cakra." Cakra yang tak ingin terseret dalam masalah ini pun akhirnya hanya bisa pasrah.
"Sorry ya.. gue jadi bawa bawa lu Sampe kena hukum" Dira merasa bersalah kepada Cakra.
"Padahal gue tadi udah fokus dengerin tuhh materi.. eh lu malah buat gw kena hukum" Cakra bergumam dengan dirinya.
"Gue gak bermaksud sumpahh" Dira semakin menyesali perbuatannya.
"Gue gak mau tau lu harus traktir gue pergi ke dugem entar malam" ucapan Cakra sontak membuat Dira semakin tercengang.
"Kenapa harus ke bar, kan ada masjid Cakra..." Bujuk rayunya Dira mulai keluar.
"Karena gue punya misi khusus udah lah lu ngikut aja atau gak gue kaga mau maafin lu" Dira hanya bisa berpasrah diri.
"Ya udah deh kaga ada jalan lain, ya entar gue traktir lu ngedugem." Anggukan serta tatapan bahagia milik Cakra pun keluar.
Setelah jam pelajaran berakhir, Audrey pergi menghampiri Dira dan Cakra. Meisya temen dekat nya ikut nimbrung, Bemo dan Natala menyusul mereka menertawakan wajah Cakra yang tampak lesu.
"Lu nanti malam jadi pergi cak,?" Tanya Natala polos.
"Jadi" singkat Cakra menjawab pertanyaan dari Natala.
"Jadi?? Loh emang lu pada mau kemana?" Tanya polos Bemo.
"Ngedugem, Napa masalah?" Natala dengan wajahnya tengilnya mencoba mengerjain Bemo yang kepo.
"Hah demi apa.. ehh Natala maneh teh eling, yuk bisa yuk balik ke jalan yang bener" Bemo tersedak mendengar jawaban dari Natala.
"Gue masih bisa sholat jadi kaga usah lu nasehatin." Natala memberikan air pada bemo yang tersedak.
Dari kejauhan datang pacar Dira yang bernama Nafisah, begitulah panggilan nya. Seperti biasa apabila Dira tidak menggombal dulu spertinya hubungan mereka hambar.
"Kalian lagi bahas apa,?" Tanya Ica pada Dira.
"Kita lagi bahas dugem" jawaban dari Bemo sontak membuat Dira dan yang lainnya tepuk jidat.
"Loohh ngapain ke dugem emang ada apa disana?" Ica pintar karena berhasil menjuarai ajang olimpiade matematika internasional. Tapi tidak dapat menjamin bahwa otaknya luas. Buktinya saja ia masih bertanya ada apa di dugem yang sudah jelas isinya maksiat semua.
"Kamu memangnya mau ikut Ica?" Tanya jail dari Meisya.
"Iya boleh dong lumayan kan bisa minum bir disana" jawab Ica mampu mmebuat Dira semakin pasrah.
"Ya udah nanti kita pergi bareng ya" Audrey yang sibuk dengan pesanannya pun ikut dalam pembicaraan tersebut.
"Dah lahhhh otak kalian udah paling sengklek.... Udah yang paling bener otak gue" tanggapan Cakra.
Pembicaraan mereka berakhir saat bel istirahat berbunyi juga pertanda bahwa jam istirahat telah habis dan mereka harus kembali masuk kelas.
Bersambung.....
MEISYA ANGGRAINI
KAMU SEDANG MEMBACA
LENSA USANG MILIK CAKRA
Short StoryKacamata usang ini tersimpan sangat rapi tepat di tengah etalase barang-barang kesayangan milik seseorang yang bernama Bamantara Cakra . Telah lama meninggalkan hiruk-pikuk perkotaan tanpa kembali lagi, ternyata mempunyai cekungan besar bagi se...