Cakra memukul telak perkataan papanya tanpa merasa bersalah. Pada akhirnya tetep papa nya yang pergi meninggalkan dirinya. Kali ini Cakra tak lagi merasa kehilangan sosok papanya, karena tugas ia sebagai anak telah ia jalani mengantarkan papa nya menemui wanita lain.Setelah akad sukses berlangsung dengan lancar di hari yang bahkan mendung tak berujung. Cakra mengajak Dira untuk segera pulang, bukan karena tak sanggup melihat papanya bersanding dengan wanita lain, tetapi karena Cakra merasa dirinya lelah.
Mereka berdua beranjak berdiri dari tempat kursi. Saat sampai di parkiran ternyata hujannya sangat deras, membuat Cakra dan Dira berhenti sejenak menunggu hujan reda. Cukup lama sekali langit bersedih entah karena turut kalut dengan hatinya Cakra atau memang awan yang berkumpul sangatlah banyak.
Dirasa hujannya sudah reda, Cakra segera berlari menuju mobilnya. Namun naasnya sebelum sampai ke depan pintu mobil ada, truk box yang melaju sangat cepat menuju ke arah Dirinya dan Dira berlari. Secepat kilat Cakra mendorong tubuh Dira sampai tersungkur terbentur kap mobil sedan. Sedangkan Cakra yang terpental sejauh 7 meter dari tempat kejadian. Dira yang di dorong dan terbentur kehilagan kesadaran nya. Sedangkan Cakra yang masih ada sisa sisa kesadaran melihat banyak sekali orang yang memanggil namanya. Dari semua suara yang terdengar dengan jelas adalah suara mamanya. Entah hanya halusinasi nya atau memang benar suara mamanya.
Kacamata yang sedang ia pake sampai pecah lensanya berkeping keping. Darah yang mengalir dari belakang kepalanya tak ada henti hentinya, mobil ambulans segera datang membawa tubuh Cakra masuk kedalam nya. Membawa Cakra menuju rumah sakit yang terdekat. Sedangkan Dira sendiri juga ikut dibawa menggunakan mobil milik papanya Cakra. Yang menemani Cakra di dalam ambulans tidak ada, hanya sosok perempuan yang cakra panggil dengan sebutan mama.
Cakra segera dilarikan ke ruang IGD, dengan secepat kilat dokter keluar masuk bersama perawat. Dira baru saja sadarkan diri, orang yang pertama dia cari adalah Cakra. Saat tahu Cakra dalam kondisi kritis, Dira terjatuh lemas tak kuat melihat sosok sahabat sekaligus partner dalam serumah tergeletak tak berdaya dia atas ranjang tempat tidur. Dia seketika mengingat bahwa di sekeliling Cakra tak ada kacamata nya.
Dira sibuk bertanya pada semua orang yang ikut mengantar kan Cakra, dimana kacamata milik Cakra. Dira tentu saja sangat mengetahui betapa pentingnya kacamata itu bagi Cakra. Kacamata yang lensanya saja sudah sangat usang, namun selalu saja ia pakai kemana pun langkah nya berjalan. Dira terus mencari sampai pada satu orang yang menangis di kursi ujung sedang memegangi gagang kacamata tanpa lensa itu. Anak kecil yang berusia sekitar 5-6 tahun, yang menjadi saksi bisu tragedi beberapa jam yang lalu.
"Adek.." Dira pergi menghampiri Adek tersebut.
"Huhuhu... Kaka.... Huhuhu.. Kaka tadi yang didorong" dengan suara yang serak Adek itu memeluk bahu lebar milik Dira.
"Adek Kaka boleh minta kacamata nya?" Dira tak kuasa menahan air mata nya melihat kacamata yang selama ini dijaga dengan penuh perhatian Cakra hanya meninggalkan frame tanpa berlensa.
"Kaka yang tadi terus manggilin ibu nya," ucap polos sang Adek tersebut.
Dira menganggap mungkin saja adik ini berhalusinasi karena trauma melihat tabrakan tadi siang. Lalu Dira menggendong adik tersebut membawa jalan keluar agar tidak menambah trauma yang mendalam.
Satu jam... Dua jam... Tiga jam.... Sangat lama sekali waktu berjalan sejak Cakra dibawa ke ruang operasi. Anak kecil yang sedari tadi digendong oleh Dira sudah tertidur pulas di pelukan Dira sendiri. Tak ada satupun orangtuanya atau pun wali untuk menjemput anak kecil yang bernama Sastrana ini. Lampu yang tadi nya berwarna merah tanda operasi berlangsung seketika berubah menjadi hijau menandakan operasi telah selesai. Cakra keluar dari ruang operasi dengan tubuh yang penuh alat medis, membuat hari dira semakin sakit.
Bersambung........
KAMU SEDANG MEMBACA
LENSA USANG MILIK CAKRA
Short StoryKacamata usang ini tersimpan sangat rapi tepat di tengah etalase barang-barang kesayangan milik seseorang yang bernama Bamantara Cakra . Telah lama meninggalkan hiruk-pikuk perkotaan tanpa kembali lagi, ternyata mempunyai cekungan besar bagi se...