Pagi ini cuacanya sangat mendung, seperti akan turun hujan namun tak ada tanda-tandanya air turun. Dira yang termangut mangut di depan akuarium hanya sibuk mengajak ikan untuk mengobrol dari satu arah saja. Sedangkan Cakra ia sibuk sendiri dengan kacamata nya. Ya benar kacamata kesayangan nya yang telah menemani matanya di 3 tahun terakhir."Dira, Cakra ayo nak turun kebawah kita sarapan bersama ya, mama mau pergi sebentar lagi sama papa." Panggil mama nya Dira.
"Oke maa, Dira turun" Dira meninggalkan akuarium tempat ia mengurung ikan ikan manis miliknya. Lalu tak lupa ia mengajak Cakra untuk turun bersama.
Agenda sarapan pagi ini tentunya akan masuk ke momen momen berharga milik Cakra. Ayahnya sendiri jaramg sekali mempunyai waktu untuknya karena beliau sudah memiliki keluarga kecil yang baru. Sedangkan ibunya sudah lama tiada. Sehingga sosok mamanya Dira mampu menghangatkan suasana rumah ini.
Semua kegiatan di pagi ini sudah beres, om Doni dan Tante Winda kedua orangtuanya Dira telah berangkat ke bandara guna menaiki penerbangan Jakarta-Singapura. Suasana rumah yang tadinya sempat menghangat kini kembali seperti biasanya tak dingin namun juga tak hangat.
"Kacamata lu berembun, kaga mau ganti aja apa lu hah" tanya Dira saat melihat embun yang menebal di lensa kacamata milik Cakra.
"Mines gue belum nambah, lagipula nih kacamata juga kaga buruk buruk Amat buat dipake. Udah Yokk kita buru buat siap siap kan bentar lagi mau jalan Ama yang lainnya." Cakra pergi meninggalkan Dira yang masih asyik dengan hewan peliharaan nya.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Wajah Audrey sudah sedikit membaik, memar bengkak bekas tamparan sang mamanya kini sudah tersamar kan. Agenda Audrey siang ini adalah hang out bersama Cakra pacarnya dan juga Dira serta Ica. Di bawah papa dan mami nya telah memanggil Audrey untuk segera turun ikut sarapan bersama. Di meja makan ada empat orang yang akan sarapan bersama yaitu papa, mami, Audrey dan juga Dimas anak kandung mami Anya.
Hubungan dirinya dengan Dimas terbilang datar saja tidak terlalu dekat dan tidak saling mencuek kan, bisa bisa dibilang ada dan tiada. Sewajarnya kaka dan adik pada umumnya, namun jauh dilubuk hati Audrey ia sangat kagum dengan Abang tiri nya ini. Pernah di masa lampau, Dimas menolong dirinya yang sedang kebingungan memakai pelana kuda. Dimas datang membantu dengan wajah yang ada senyumnya sedikit terukir.
"Abang udah selesai sarapannya Bu" Dimas segera berdiri dan menundukkan sedikit badannya untuk menghormati kedua orangtuanya.
"Kok cepet banget Abang makannya," tanya pak Nata yang sangat heran mengapa dirinya dengan Dimas belum kunjung dekat.
"Dimas masih ada tugas yang belum dikerjakan pak" jawab Dimas seadaanya.
"Yaudah Dimas kamu taro aja piringnya nanti ibu yang cuci." Segera Audrey juga ikut berdiri. Audrey sendiri sangat berusaha untuk dekat dengan Abang tirinya ini.
"Abang pasti mau cuci piring, Iel bantu ya" dengan nada yang penuh kehati-hatian.
"Tangan kamu nanti lecet, mending balik lagi ke meja makan, Abang bisa sendiri." Dengan nada yang cukup mengecewakan Audrey pergi meninggalkan Dimas seorang diri didepan wastafel.
✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨
Cakra dan Dira sudah didepan kafe tempat mereka membuat janji untuk hangout. Terlihat dari arah parkiran Ica turun bersamaan dengan Audrey. Senyum manis antara mereka berempat saat bertemu pun sangat kentara.
"Kalian udah lama nunggu nya?" Tanya Ica.
"Nggak, baru aja kok kami sampai, kamu cantik juga ya koleksi hijab baru?" Tanya Dira yang berseri seri senyumnya.
"Iya dong papa beliin buat aku, katanya biar tambah rajin ke masjid, ikut pengajian" Ica menjawab tanpa merasa adanya tembok tinggi antar dia dengan Dira.
"Kalo gitu, puji Tuhan kamu masih rajin ikut pengajian" jawab antusias Dira.
"Pipi kamu udah mendingan kan Rey, masih sakit?" Tanya perhatian Cakra pada pacarnya ini.
"Udah gak apa-apa kok, kita pesen minum yukk" usul Audrey guna menghindari pertanyaan dari Cakra.
Pesenan mereka sudah sampai dengan menu yang cukup beragam. Cakra dengan orange juive, Dira dengan soda gembira berwarna pink, Audrey dengan milky shake, dan ica dengan taro milky.
Bersambung.....
KAMU SEDANG MEMBACA
LENSA USANG MILIK CAKRA
Short StoryKacamata usang ini tersimpan sangat rapi tepat di tengah etalase barang-barang kesayangan milik seseorang yang bernama Bamantara Cakra . Telah lama meninggalkan hiruk-pikuk perkotaan tanpa kembali lagi, ternyata mempunyai cekungan besar bagi se...