>>>> CERITA <<<<

0 0 0
                                    


    Satu tahun telah berlalu, kini Cakra dan yang lainnya telah duduk di bangku kelas 12. Diwaktu yang sudah tidak banyak ini untuk bersantai-santai, Lantaran banyak tugas sebagai Kaka kelas sekaligus tugas terakhir sebagai murid yang menempuh pendidikan di jenjang SMA. Pengumuman kepala sekolah di pagi ini juga turut membuat para murid kelas 12 menjadi semakin khawatir. Kedepannya akan dilaksanakan banyak sekali try out serta setiap Mata pelajaran akan ada les nya tersendiri. Walaupun tidak dipungut biaya tetapi sama saja halnya dengan waktu istirahat yang harus extra di atur sedemikian rupanya.

"Gue nanti sore kaga bisa ngikut latihan kalian duluan ya." Begitulah kalimat singkat yang di ucapkan dari mulut Cakra.

"Yeee kita cuma berdua aja nih sama yang lainnya.. wokeh lah kalo lu emang kaga bisa, kaga ada yang maksa sihh" Natala menanggapi ucapan Cakra dengan hati yang sedikit sedih.

"Gue sakit kepala, mau ke kelas dulu ya" tiba tiba saja bemo meneyeletuk, tumben sekali bemo mengeluhkan rasa sakit kepalanya.

"Ya udah kita balik ke kelas yuk sebelum dicariin sama pak Hamid." Dira memberi usulan.

   Dipertengahan jalan, mereka berpapasan dengan Audrey. Dari siluet mata pipi Audrey yang di tutupi masker, Cakra dengan mudahnya mengetahui bahwa di area pipi kanan Audrey tidak ada yang wajar, terlihat lebih lebam dengan kebiruan yang mencuat walau hanya sedikit saja. Seketika Cakra berbalik badannya dan membuka masker Audrey secara spontan.

"Rey.. pipi kamu kenapa? Kenapa lebam begini? Siapa yang udah buat pipi kamu begini? Siapa yang udah nampar kamu?" Hanya itu saja deretan pertanyaan yang bisa di ucapkan oleh Cakra.

"Aku gak papa kok Cakra, ini tadi cuma lebam karena jatuh" Audrey tentu saja tak akan mengatakan bahwa pipinya bisa begini karena tamparan mama nya yang baru saja tiba di Jakarta pagi ini.

"Kamu jangan bohong sama aku, aku ini pacar kamu, aku harus tahu kenapa pipi pacar aku Sampe lebam begini" atensi Cakra seketika naik beberapa oktaf, untung saja di area lorong ini tidak terlalu banyak murid yang mendengar.

"Cakra, aku beneran gak papa kok, kamu jangan khawatir ya, kalian mau balik ke kelas kan hati hati ya" Audrey sangat berusaha keras untuk menyembunyikan kebenaran yang terjadi padanya.

   Tapi tetap saja Cakra merasa sangat khawatir dengan kondisi Audrey. Namun, Dira terus saja menarik pergelangan tangan Cakra agar segera kembali ke kelas.

"Gue tahu lu khawatir sama pacar lu, tapi tolong beri waktu dan ruang buat dia dulu, mungkin aja dia belum mau terbuka sama lu karena ada satu alasan dan lainnya. Hubungan itu harus di dasari dengan kepercayaan, ngerti kan lu maksud gue Ra?" Dira mencoba untuk membuat Cakra agar lebih tenang.

"Oke.. oke kali ini gue akan ikutin Saran dari lu, gue akan beri Audrey waktu dulu." Akhirnya cakrq bisa duduk lebih tenang.

   Audrey masuk ke dalam kelas hanya untuk mengambil tasnya, seketika membuat Cakra kembali khawatir dengan keadaannya. Namun ternyata Dira terus mencoba menenangkan Cakra.

"Aku pamit duluan ya, papa aku udah jemput." Pamit Audrey kepada Cakra.

"Kami hati hati ya, nanti kalo udah mendingan kamu cerita ke aku ya" Cakra seperti nya tak ingin melepaskan genggaman tangan milik Audrey.

Bersambung.....

LENSA USANG MILIK CAKRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang