05 - Naik Gunung

87 8 3
                                    

Happy Reading 🥰

***
"Kamu senang, Uti?"

Pada akhirnya pun suasana yang sebelumnya hening kini terpecahkan sudah seperti piring yang dapat hadiah dari sabun colek karena selama di perjalanan beberapa jam keduanya memutuskan untuk menikmati melihat pemandangan.

Kini, keduanya sudah sampai di tempat yang dituju. Tepatnya, gunung Burangrang yang terletak di daerah Bandung Jawa Barat.

"Senang banget, Suami." Wanita itu nyengir menunjukkan deretan giginya yang tampak rapi nan bersih. Tentu saja, karena Putri rajin gosok gigi, tapi terkadang sisa cabai selalu tertinggal di sela-selanya karena dia lebih suka makanan pedas ketimbang cemilan manis. Soalnya sudah terlalu manis, takutnya diabetes. Gimana dong?

Rasa bahagia istri artinya kebahagiaan suaminya juga. Firdaus pun mengaku senang sekali karena bisa menuruti keinginan Putri.

Putri hendak membawa barang-barangnya, tapi dengan cepat Firdaus melarangnya.

"Biar sama aku aja ya. Berat." Firdaus pun membawanya.

"Suami pengertian banget sih. Lagipula Uti juga emang enggak bakalan bawa barang-barangnya kok. Cuman tes kepekaan suami aja." Putri kembali nyengir, untung saja giginya tidak kering kerontang.

"Gemesin deh istriku." Firdaus terkekeh pelan saat mengatakan hal tersebut.

Putri tidak mendengarkan perkataan suaminya, karena dia sudah terfokus pada ponselnya untuk mengambil beberapa gambar. Dia memotret ranting pohon yang sudah patah, daun kuning karena mulai kering, bunga mekar ada juga yang gugur. Dia mengabadikan semua itu dalam ponselnya.

"Put, mau nginep di mana?" tanya Firdaus mengalihkan pembicaraan. Istrinya tipe orang yang tidak bisa diajak romantis, entah terlalu polos atau mungkin karena dirinya sendiri yang tidak belum merangkai kalimat manis sehingga kedengarannya garing. Ya, seperti gorengan.

"Suami, Uti kan udah bilang kita kemping aja. Katanya mau bulan madu." Dia memberengut kesal pada Firdaus yang masih saja tidak mengerti dengan apa maksudnya.

"Iya honeymoon. Makanya aku mau ajak kamu nginep di villa aja biar lebih nyaman." Firdaus berharap jika istrinya akan paham dengan apa yang dikatakannya.

Wanita itu melirik pada suaminya, tampak berpikir beberapa saat. "Bulan madu, Suami."

"Honeymoon sama bulan madu itu sama aja, istriku." Dia benar-benar gemas pada Putri, hingga membuat jemarinya tergerak untuk mengelus lembut pipi sang istri. Akan tetapi, belum saja mengelusnya wanita itu justru lebih dulu melengos. Sabar, Fir. Kalau kata netizen pasti mulutnya pada nyinyir seperti ini, "lagian punya istri polos banget kayak anak SD aja."

"Eh iya ya. Tapi, ada bedanya suami."

"Bedanya? Apa coba?" tanya Firdaus.

"Kalau honeymoon bahasa Inggris, kalau bulan madu bahasa Indonesia. Kok gitu aja kamu enggak tahu sih, Suami." Putri tergelak menertawakan Firdaus yang kini mengembuskan napasnya pelan. Mengalah saja.

Dikarenakan istrinya ingin kemping, maka dari itu Firdaus mencoba untuk bertanya mengenai tempat yang diperbolehkan untuk menegakkan tenda pada salah satu penjaga di sana.

"Oh. Mau kemping ya, Neng, Jang?" tanya pria bertubuh subur. Hal itu pun membuat Firdaus dan Putri mengangguk membenarkan.

"Dari sini naik saja ke atas, Jang." Pria itu juga mengarahkan telunjuknya ke arah atas puncak.

"Oh iya, Pak. Saya juga sekalian mau sewa tendanya juga, Pak." Firdaus melirik ke arah beberapa tenda yang berjejeran di samping pria bertubuh subur tersebut. Di sana juga ada tulisan pemberitahuan jika di sana menyediakan sewa tenda bagi pengunjung yang hendak kemping, tapi lupa bawa tenda.

PASUTRI BUCIN AKUT (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang