Happy Reading 🤗
***
Kedatangan Adit membuat Putri sangat bahagia, karena dia sudah lama sekali tidak bertemu dengannya. Terlebih lagi, saat dirinya menikah juga lelaki itu pula tidak datang dengan alasan belum pulang.
Dan, di hari ini lelaki itu berada di depan Putri. Menatapnya dengan tatapan sendu, dia seolah ingin mengatakan sesuatu. Akan tetapi, entah kenapa sampai saat ini pula lelaki itu belum saja membuka suaranya.
Putri duduk di sampingnya, beberapa saat dia meliriknya lalu sampai pada akhirnya pun mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa enggak datang saat aku nikah?" tanyanya, mendengus kesal.
"Soal itu, aku enggak bisa." Lelaki itu tertunduk, seolah tengah menyembunyikan suatu hal yang membuatnya terasa menyakitkan.
"Yaudahlah enggak apa-apa. Santai aja." Pada akhirnya pun Putri menyunggingkan senyumannya semanis mungkin.
"Aku kira kamu enggak bakalan kayak gini." Mendengar perkataannya itu membuat Putri terdiam, dia berusaha mencerna apa yang dikatakan oleh sahabatnya, tapi seperti yang diketahui oleh semua orang jika wanita itu memiliki kapasitas yang rendah, sangat lama sekali untuknya dalam hal berpikir. Terlebih mengenai pembicaraan berupa teka-teki yang baginya hal itu terasa sangat sulit untuk dipecahkan.
"Maksudnya?" tanya Putri, melirik ke arah lelaki di sampingnya. Dia menyipitkan kedua matanya, keningnya tampak mengernyit hingga terlihat beberapa garis halus di sana.
"Enggak akan menikah dulu setelah lulus sekolah." Dia memainkan jemarinya.
Dari kejauhan, Firdaus mendengarkannya, lalu disusul oleh Ziyah dan Faisal yang kini ikut berdiri di belakangnya.
Kali ini Putri terdiam, tidak menimpali ucapan apa pun pada lelaki di sampingnya. Sepertinya wanita itu masih mencerna apa yang dikatakan oleh Adit.
"Aku benar-benar mencintai kamu, Put." Adit meraih tangan wanita di sampingnya, tapi dengan cepat Putri segera menjauhkannya.
Melihat hal itu membuat dada Firdaus bergejolak. Apakah dia cemburu? Ziyah melirik Firdaus beberapa saat, Faisal seolah paham dengan apa yang dirasakan oleh lelaki di depannya sehingga membuat
tangannya tergerak untuk menepuk pundaknya."Kenapa baru sekarang?" tanya Putri, menatap Adit dengan tatapan sendu.
"Maksud kamu, Put?" tanya Adit seolah tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh sahabatnya.
"Kenapa kamu baru sekarang mengatakannya, Dit? Di saat aku sudah menikah?" Putri melirik Adit beberapa saat, lalu dia pun kembali mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"Tidak bisa dibiarkan." Firdaus mengepalkan kedua tangannya, dia hendak melangkah menghampiri mereka, tapi Faisal menahannya.
"Kamu cemburu. Sudah, dengarkan saja lebih dulu. Jangan pakai emosi. Yang jelas, Putri sekarang sudah menjadi milik kamu, jadi dia tidak mempunyai kesempatan untuk memilikinya." Faisal berusaha menenangkan Firdaus dengan bahasa lembut.
"Karena aku baru menyadarinya, dan takut kalau kamu menjauh dariku saat aku mengatakan mengenai perasaanku terhadapmu, Put." Adit merasa menyesal juga karena dia tidak bicara lebih awal mengenai perasaannya terhadap sahabatnya sendiri. Akan tetapi, kalau saja dia mengatakannya dulu pun tidak bisa menjamin Putri menerimanya.
Putri diam, tidak menimpali apa pun lagi, dia rasa sudah jelas semuanya.
"Jadi, untuk apa kamu bilang sekarang?" tanya Putri akhirnya, sebelah alisnya naik ke atas seolah merasa bingung dengan lelaki di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI BUCIN AKUT (On Going)
HumorMari kita membucin bersama Uti dan Fir. Mempunyai istri yang baru saja lulusan SMA terlebih dia salah satu muridnya sendiri. Pernikahan mereka pula karena dijodohkan oleh keluarganya, dikarenakan sudah saling mengenal satu sama lain. Putri yang ker...