14 - Ledekan Cemburu Sama Ipar

34 0 0
                                    

Happy reading 🤗

***
Kedatangan Ziyah dan Faisal sepertinya menjadi pelebur kekesalan Putri terhadap suaminya. Bukannya dia melupakan soal Fira yang datang dengan aura rese, membuatnya jengkel hingga berakhir pada kecemberuan yang berusaha disembunyikan, tapi tetap saja terlihat kalau bibirnya monyong lima senti seperti sekarang.

Firdaus sesekali terkekeh kala melihatnya, meski dia sudah paham sebab dari bibir monyong itu atas kecemburuan sang istri.

"Tante kangen sama Uti." Ziyah segera menengadahkan kepalanya ke atas plafond, dia benar-benar tidak bisa melihat keponakannya itu tidak serumah dengannya, meski padahal kini dia sudah bersama suaminya, tapi wanita itu selalu merasa ketakutan kalau saja ada sesuatu.

Ziyah merentangkan kedua tangannya, lalu dia pun segera mendekap keponakannya dengan sangat erat seolah tidak ingin melepaskannya meski hanya beberapa detik saja.

Menyadari kerinduan yang sama, Putri mengangguk pelan membenarkan.

"Uti juga kangen sama Tante."

"Bibirnya kenapa, kok manyun terus?" Pertanyaan dari Ziyah membuatnya terdiam. Putri tidak tahu harus memulai pembicaraan itu dari awal.

Putri menggeleng pelan, dia tidak tahu apa yang harus dikatakannya.

Firdaus mengacak-acak rambut istrinya dengan gemas, hal itu pun membuat Putri membulatkan kedua matanya ke arah sang suami.

Paman yang menyadari hal itu membuatnya terkikik geli, dia memutuskan untuk memangku toples berisi kacang telur.

"Kalian itu benar-benar sangat menggemaskan." Paman pula terkekeh menanggapi pemandangan seperti itu.

"Ceritanya sih ada yang lagi cemburu, Tan, Paman." Pada akhirnya pun Firdaus yang buka suara lebih dulu. Mendengar hal itu membuat Putri melirik, kedua matanya membulat kala mendengar apa yang dikatakan suaminya.

Menanggapi ucapan dari Firdaus, Paman dan tantenya saling berpandangan, lalu melirik ke arah keponakannya.

"Siapa? Uti?" Pertanyaannya itu membuat Putri menggeleng pelan sembari melambaikan tangan.

"Ih, siapa juga yang cemburu. Ngapain juga cemburu, kalau faktanya suami milik Uti." Wanita itu mengatakannya dengan sinis.

Perkataan dari Putri justru membuat tantenya semakin tidak mengerti.

"Kalian ini kenapa sih?" tanya Ziyah memastikan.

"Itu lho, Tant. Uti cemburu sama Kakak iparnya sendiri."

Mendengar jawaban dari suaminya, hal itu pun membuat Putri menoleh memandanginya beberapa saat. Dia seolah tidak paham dengan apa yang dikatakan suaminya. Apa maksudnya adik ipar? Bukankah perempuan yang spat datang itu orang asing baginya dan special menurut suaminya?

Kedua matanya berkedip berulang kali, tampaknya dia terkejut dengan apa yang dikatakan suaminya.

Firdaus mengulum senyumnya, sesekali dia melirik ke arah istrinya yang menatapnya dengan tatapan penasaran, dia sepertinya ingin meminta penjelasan darinya.

"Cemburu sama Kakak ipar?" tanya Ziyah, menatap Firdaus seolah tidak paham atas apa yang dikatakannya.

"Maksud kamu apaan? Perempuan itu ...." Perkataan Putri terhenti begitu saja.

Hal itu pun membuat Firdaus terkekeh pelan menertawakan. Lalu, dia juga mengusap lembut puncak kepala istrinya dengan gemas, tapi justru Putri segera menjauhkan dirinya begitu saja

"Dia Kakak ipar kamu." Firdaus terkekeh pelan saat menjawabnya.

Putri menutup mulutnya dengan tangan kanannya. Dia benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi.

"Hah? Kakak ipar?" Sontak saja Putri terkejut dengan apa yang dikatakan Firdaus, dia seolah merasa bersalah karena sudah cemburu. Namun, wanita itu segera menggeleng, karena baginya kata kecemburuan itu tidak ada dalam kamus kehidupannya.

"Jadi, kamu cemburu sama Kakak ipar kamu sendiri?" tanya Ziyah sembari tergelak.

Ziyah menyikut lengan suaminya pelan, tapi Faisal justru berusaha menahan tawanya.

Putri memberengut sebal, bahkan wajahnya juga tampak bersemu merah karena mungkin dia merasa malu atas apa yang terjadi.

Beberapa saat Putri melirik suaminya dengan kesal, lalu dia pun segera memalingkannya lagi ke sembarang arah. Wanita itu seolah enggan menatap suaminya sendiri.

Firdaus melemparkan seulas senyuman ke arah Putri, dia justru merasa gemas terhadap wanita di sampingnya.

"Enggak!" sergah Putri, wanita itu pun berlalu pergi begitu saja masuk ke dalam kamarnya.

Suaminya menepuk pelipisnya pelan, dia merasa gemas sekali. Ziyah melihat itu seolah paham, Faisal saja segera menepuk pundaknya pelan seolah memberikannya kekuatan agar dia tetap sabar.

***
Emang bowleh cemburuan sama ipar sendiri?😭

Jangan lupa follow dulu ya, komen sebanyak-banyaknya ugha.

PASUTRI BUCIN AKUT (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang