01 - Selepas di Pelaminan

454 17 1
                                    

Hulla readers Wattpad, kembali lagi sama Fidy. Di bulan ini cerita Imam Tarawih juga bakalan segera update, sambil cerita ini juga.

Follow akun aku ya whwhw.

***

"Kalau udah nikah aku harus ngapain?" tanya gadis cantik bertubuh mungil yang kini menatap beberapa pasang mata di hadapannya.

Mendengar pernyataan darinya justru membuat saudaranya saling melirik seolah kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari wanita di depannya yang bernama Putri kerap disapa Uti.

"Apa pun yang dilakukan Uti selagi itu membahagiakan suami kamu, pastinya akan selalu mendapatkan pahala." Begitu yang dikatakan oleh pamannya.

Dia manggut-manggut seperti orang yang paham dengan apa yang dikatakan oleh pamannya.

"Kalau gitu, selesai acara Uti bakalan membuat suami bahagia terus biar dapat pahala yang banyak." Begitu katanya, hal itu pun diangguki oleh semua keluarganya.

Mereka sangat senang sekali, walau pun pernikahan tersebut terjadi karena perjodohan, tapi keduanya menerimanya dengan ikhlas tanpa adanya penolakan yang dikemas dalam sebuah drama.

Selesai resepsi acara, Putri memutuskan untuk segera mengganti baju pengantinnya karena dirasa sudah sangat gerah sekali.

Keluarganya tersenyum senang saat melihat raut wajah Putri yang tidak sama sekali menunjukkan ekspresi kesal atau pula terpaksa melakukan pernikahan tersebut. Justru dia tampak bahagia.

Anak lulusan SMA itu segera berbenah, dan mengatakan pada keluarganya untuk menghampiri suaminya yang berada di dalam kamar. Dia begitu sangat bahagia sekali seolah tidak ada tekanan apa pun.

"Tante, Uti mau temuin dulu suami ya."

"Enggak makan aja dulu, Uti?" tanya wanita paruh baya.

Padahal, saat berada di pelaminan keduanya tidak saling berbincang, tapi kali ini justru Putri yang terlihat lebih agresif. Sambil menyanyikan lagu potong bebek angsa dia menghampiri suaminya yang berada di dalam kamar pengantin. Menunggu Putri datang?

"Nyonya minta dansa, dansa empat kali." Suaranya begitu lantang terdengar. Dia juga berjoget di depan suaminya yang tengah memainkan laptopnya.

"Sorong ke kiri, sorong ke kanan. Lalalalala. Masuk ke hutan, ambil rambutan, dikejar-kejar sama orang utan." Menyebut kata 'utan' dia lebih tegas nan lugas. Hal itu pun membuat konsentrasi suaminya terganggu.

Mendapatkan tatapan tajam dari suaminya justru membuat Putri malah tergelak.

"Suami, kamu senang ya lihat aku nyanyi?" tanya Putri.

"Aduh Putri kenapa kamu nyanyi kayak gitu sih?" Suaranya terdengar berbisik, sangat pelan sekali.

Putri menghentikan aksinya begitu dia melihat raut wajah suaminya tampak terlihat kesal padanya. "Suami, kamu marah ya?"

Bibirnya mengerucut, tampaknya Putri juga hendak menangis sekarang juga.

Suaminya segera melambaikan tangan. "Bukan kayak gitu. Kalau bisa kamu jangan nyanyi sekarang."

"Memangnya kenapa? Kamu enggak bahagia ya lihat istrinya pengin suaminya bahagia?" tanyanya, sembari mengerucutkan bibirnya. Dia kali ini benar-benar menangis.

Merasa pusing dengan tingkah istrinya, hal itu pun membuat pria tersebut segera mengarahkan laptop ke arahnya. Tampaknya dia tengah mengadakan meeting belajar bersama adik tingkatnya. Ya, suaminya memang seorang guru. Lebih tepatnya, gurunya sendiri yang pernah mengajarnya saat di SMA.

PASUTRI BUCIN AKUT (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang