Happy Reading 🤗
***
"Maafin aku ya?" tanya Firdaus, menatap istrinya dengan tatapan sendu.Mendapati permintaan seperti itu dari suaminya, Putri justru membuang pandangannya ke sembarang arah, asalkan tidak ke hadapan pria di depannya.
Dia seolah enggan melirik ke arahnya meski hanya sekejap saja.
Firdaus hendak meraih tangan istrinya, tapi dengan cepat Putri menepisnya.
Kemarahannya itu tentang kecemburuannya pada Kakak iparnya sendiri, sebenarnya wanita itu tidak sepenuhnya marah, justru dia hanya merasa kesal pada dirinya sendiri. Kenapa tidak menyambutnya dengan baik saat dia datang, kalau saja dirinya tahu jika wanita itu adalah Kakak dari suaminya, mungkin dia sudah melemparkan senyuman dan jamuan sebaik mungkin.
Kedua mata Putri tampak memerah, dia merasa sangat gagal menjadi istri Firdaus. Bibirnya masih memberengut, hal itu justru membuat suaminya gemas terhadapnya. Dia seolah ingin sekali memberikannya sentuhan di bagian pipi kanan kekasihnya, tapi urung dilakukannya.
"Lho kamu nangis?" tanya Firdaus, menatap istrinya dengan tatapan tajam.
Dia hendak menarik tubuh istrinya ke dalam pelukannya, tapi justru Putri enggan untuk disentuh. Wanita itu menggeleng pelan, karena merasa perlu sendiri lebih dulu.
Pertanyaan tersebut tidak dijawab istrinya, karena Putri merasa hatinya begitu sakit sekali.
Ingin menutupi kesedihannya, tapi sepertinya dia gagal melakukannya, hingga air matanya meluncur begitu saja membasahi kedua pipi.
Dia menangis seperti anak kecil yang kehilangan balonnya. Hal itu justru membuat Firdaus menggaruk tengkuknya yang tidak merasa gatal. Pria itu bingung sendiri, entah harus bagaimana menyikapi istrinya yang tiada henti meluncurkan air matanya.
"Kamu mau cokelat?" tanya Firdaus memastikan. Jawabannya dengan gelengan pelan. "Mau makanan pedas?"
Pertanyaan suaminya kembali ditolak sang istri, dia memang enggan untuk menikmati makanan saat ini, terlebih lagi sudah malam. Bahkan Tante dan Pamannya pula memutuskan pulang saat keponakannya berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya. Dia paham dengan sikap Putri yang bisa dibilang sangat manja, mungkin karena Ziyah yang terlalu memanjakannya, hingga membuatnya menjadi seperti sekarang.
"Terus kamu maunya apa dong?" tanya Firdaus, jujur saja jika dia pula bingung dengan keinginan istrinya saat ini. Perempuan itu memang sangat membingungkan, tapi dari sikapnya itulah yang membuat kaum pria sangat penasaran sekali terhadapnya.
"Aku cuman kepengin minta maaf sama Kakak kamu itu." Kedua bola matanya tampak berkaca-kaca, dia menangis sungguh kasihan sekali.
Dari sorotan matanya tampak sendu, suaminya pula dapat melihat semua itu.
"Kamu pengin ketemu sama Kak Fira?" tanyanya, menaikkan sebelah alisnya.
Tentu saja Putri mengangguk mantap saat itu juga, dia hanya ingin berminta maaf dan kali ini akan mengajaknya berlibur, meski tetap berada di rumah.
"Iya, pengin banget. Enggak apa-apa kan?" tanyanya.
"Enggak dong. Kalau gitu nanti besok kita ketemuan ya." Merasa gemas pada sang istri, Firdaus menjawil dagunya pelan.
"Oke. Tapi, untuk sekarang karena suami belum menepati janji. Maka dari itu, Uti masih tetap ngambek." Perkataan Putri membuat suaminya menggaruk tengkuknya untuk ke sekian kali.
"Rungkad." Firdaus menepuk dahinya pelan.
"Kenapa kamu suami?" tanya Putri menatapnya dengan tatapan tajam.
"Serem kalau lihat kamu marah terus." Firdaus menggaruk pelipisnya pelan.
Hal itu pun justru malah membuat kedua mata Putri tampak membulat sempurna. "Kamu bilang apa?"
"Kamu cantik, Sayang." Firdaus berbohong.
Tidak berselang lama, ponselnya Putri berdering. Nyatanya panggilan tersebut dari sahabatnya.
Kali ini Firdaus yang memberengut sebal. Menurutnya inilah kecemburuan yang sangat real.
"Kamu mau balas dendam biar impas?" tanya Firdaus dengan nada dingin.
***
Emang suka gemesh ya sama pasutri yang satu nih😭Ig : fidyputrii
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI BUCIN AKUT (On Going)
MizahMari kita membucin bersama Uti dan Fir. Mempunyai istri yang baru saja lulusan SMA terlebih dia salah satu muridnya sendiri. Pernikahan mereka pula karena dijodohkan oleh keluarganya, dikarenakan sudah saling mengenal satu sama lain. Putri yang ker...