Happy Reading 🤗
***
Begitu pintu terbuka lebar, nyatanya di depan pintu utama tersebut terdapat seorang wanta berambut panjang, memperlihatkan deretan giginya hingga membuatnya terlihat jauh lebih manis."Eh, kamu. Aku beneran kangen banget sama kamu."
Firdaus menarik lengan wanita itu, bahkan dia juga mendekapnya dengan penuh kehangatan. Hal tersebut pun membuatnya tampak senang, tapi tidak dengan Putri. Kini wajahnya ditekuk karena merasa bersedih.
Mendengar hal itu pun membuat Putri memutarkan bola matanya dengan malas.
"Yaudah sini masuk, kita ngobrol-ngobrol di dalam." Firdaus mempersilakan wanita yang mengenakan dress hitam sampai sebatas lutut itu untuk masuk ke dalam rumahnya.
Untuk beberapa saat istrinya melirik ke arahnya, Firdaus terlihat sangat bahagia sekali mendapati kedatangannya. Akan tetapi, tidak bagi Putri, justru dia merasa gemas sekali pada suaminya, kenapa membiarkan wanita lain masuk ke dalam rumahnya begitu saja.
"Aku enggak dikasih minum sama cemilan nih?" tanyanya, sembari terkekeh pelan. Dia sedari tadi melirik ke arah Putri yang terus saja memberengut kesal.
Kecemburuannya begitu terlihat, tapi dia terus berusaha untuk menutupinya dengan tenang.
Menyadari wanita itu terus melirik Putri, suaminya pun ikut memandangi istrinya.
"Sayang, kalau ada tamu harus segera disuguhi." Firdaus mengulum senyum, mengusap lembut puncak kepala istrinya dengan gemas. Lalu, dia beranjak memutuskan untuk menyuguhi tamunya sendiri.
Putri memalingkan pandangannya begitu saja ke sembarang arah. Dia benar-benar sangat kesal sekali pada suaminya. Apa dia lupa kalau kini dirinya sudah mempunyai seorang istri? Atau pura-pura karena kegatelan.
"Kamu baru lulus SMA ya?" tanya wanita di depan Putri yang tidak pernah memudarkan senyuman di raut wajahnya.
Menyadari jika dirinya tengah diajak bicara, hal itu pun membuatnya segera melirik ke arahnya. Memandanginya beberapa saat, sebelum menjawab pertanyaan darinya.
"Memangnya kenapa?" tanya Putri dengan ketus.
"Kenapa enggak lanjut kuliah?" tanyanya lagi.
"Karena nikah." Lagi, Putri menjawabnya ketus, bahkan terlihat dari raut wajahnya saja sangat tidak bersahabat.
"Bisa lho lanjut kuliah juga meski kamu udah nikah."
Merasa kesal dengan wanita di depannya, hal itu pun membuat Putri memandanginya dengan tajam. "Enggak usah ngatur hidup aku deh."
Mendengar jawaban dari Putri justru hal itu membuat wanita tersebut terkekeh.
Tidak berselang lama, Firdaus datang dengan membawakan nampan yang di atasnya terdapat tiga gelas, di antaranya satu kopi ekspresso, segelas kopi hitam, dan susu cokelat.
"Wah, lagi bahas apa nih kayaknya seru banget." Firdaus segera meletakkan satu persatu gelas di hadapan mereka.
"Kamu kopi ekspresso. Dari dulu enggak pernah ganti menu."
Wanita itu pun tersenyum senang karena ternyata Firdaus selalu mengingatnya.
"Kamu itu memang enggak pernah lupa sama selera aku."
"Ya mustahil sih kalau aku lupa kesukaan kamu." Kedua mata Firdaus menyipit, karena mungkin tertarik dampak dari senyuman.
"Dan, ini segelas susu buat istriku." Baru saja Firdaus hendak memberikannya pada Putri, tapi justru istrinya merampas gelas yang lain, kopi hitam pekat nan pahit dikhususkan untuknya sendiri, tapi justru sang istri yang merampas darinya.
Lebih parahnya lagi, Putri meneguknya dalam keadaan panas mengepul. Melihat hal itu, dengan susah payah wanita di depannya meneguk salivanya. Sedangkan, suaminya membuka mulutnya saking terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Itu kopi hitam masih panas, istriku." Firdaus memberitahu, tapi Putri tetap saja meminumnya.
"Pahit! Panas!" sergahnya. Putri menghentikannya, padahal kopi itu sudah berada di dalam mulutnya.
Putri juga meletakkannya begitu saja gelas kopi tersebut. Dia terus saja mengibaskan tangannya ke arah mulutnya.
"Aku kan udah bilang, Sayang. Kalau ini tuh kopi hitam, masih panas pula. Kamu mana suka minuman pahit kayak begini. Kata Tante dan Paman kamu juga sukanya susu cokelat." Lelaki itu memperlihatkan segelas susu yang masih utuh.
Keberadaan segelas susu cokelat sepertinya dapat menjadi penyelamat untuknya, menghilangkan rasa pahit yang terasa di lidahnya. Dia meraihnya dari tangan sang suami.
"Panas, suami!" jeritnya lagi.
Firdaus menggeleng pelan, wanita di depannya tergelak menertawakan tingkah Putri yang menurutnya menggemaskan.
"Hari ini kamu kenapa sih, Sayang?" tanya Firdaus dengan lembut.
Putri melirik ke arah wanita yang masih tergelak menertawakannya. "Pikir aja sama kamu sendiri, suami!"
Merasa kesal, dia pun beranjak dari duduknya dan masuk ke dalam kamarnya.
"Istri kamu kayaknya cemburu sama kita." Gelak tawanya seolah tidak dapat dihentikan. Menurutnya, Putri benar-benar lucu dan sangat polos.
"Ngapain juga dia cemburu? Kamu kan Kakak iparnya. Kenapa juga dia harus cemburu?" ucap Firdaus, menggeleng pelan.
"Kakakmu ini kan enggak datang di pernikahan kalian. Inget kan?" ucapnya.
Mengingat hal itu, Firdaus menepuk keningnya pelan. Dia benar-benar melupakannya.
"Istri kamu kayaknya salah paham, menyangka kalau aku itu mantan kamu atau pacar kamu. Sangat lucu dia ya."
"Duh, Fira aku benar-benar lupa belum kasih tahu tentang Kakak ke dia." Firdaus juga ikut menertawakannya. Bukan karena dia gemas dengan tingkah istrinya, tapi lelaki itu merasa puas sudah membuatnya merasa cemburu sepertinya saat dia kedatangan sahabatnya yaitu Adit.
"Yaudah gih coba kasih tahu ke dia. Jelasin." Fira meminta sang adik untuk segera mengklarifikasi.
"Aduh, aku jadi bingung sendiri. Gimana ya cara jelasinnya, Fir?"
***
Ig : fidyputrii
Stay tune di cerita aku yaa. Jangan lupa baca ceritaku yang lainnya juga😍🧚
![](https://img.wattpad.com/cover/319674314-288-k642246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PASUTRI BUCIN AKUT (On Going)
HumorMari kita membucin bersama Uti dan Fir. Mempunyai istri yang baru saja lulusan SMA terlebih dia salah satu muridnya sendiri. Pernikahan mereka pula karena dijodohkan oleh keluarganya, dikarenakan sudah saling mengenal satu sama lain. Putri yang ker...