Siang yang begitu terik tak menghalangi semangat siswa-siswi terpilih SMA Putra Buana. Di tengah lapangan dengan semangat yang belum mengendur sedikitpun tim basket sekolah terus berlatih di bawah pimpinan pak Donghae, guru olahraga idola para siswi seantero sekolah karena memang usianya yang masih muda dan sifatnya yang mudah dekat dengan orang lain.Di tepi lapangan tim cheerleaders juga tengah serius berlatih tak mau kalah dengan tim yang nantinya akan mereka semangati.
"Ahh.. Jis! Gue capek ni.. istirahat bentar dong!" keluh salah seorang dari tim cheers pada Jisoo yang memiliki posisi sebagai ketua dan memegang komando dalam setiap latihan.
"Baru gini doang capek? Kapan kita mau menang?" jawab Jisoo sengit dan kembali memberi arahan pada teman-temannya.
Tak ada lagi protes, kini semua mata tertuju pada Jisoo. Lekuk tubuh indahnya memperagakan setiap detail gerakan dengan sempurna. Ditambah kibaran rambut hitam panjangnya yang dibiarkan terurai ikut menari. Siluet yang luar biasa indah ditambah efek berkilau dari pantulan cahaya matahari yang menerpa butiran-butiran keringat di pelipisnya.
Beberapa anggota tim basket pun sampai menghentikan pergerakannya. Terpaku pada gadis 'paling diincar' para siswa itu. Bola basket yang sebelumnya menjadi korban rebutan pun dibiarkan bergulir entah kemana.
"Ckckck.. beruntungnya elo dicintai bidadari, Yong!" gumam Johnny dengan tatapan tak beralih sama sekali dari Jisoo sementara tangannya menepuk-nepuk punggung Taeyong yang diam menahan emosi melihat kelakuan teman-temannya.
Memang sudah menjadi rahasia umum bila Jisoo menyukai Taeyong, terlebih dikalangan teman-teman Taeyong yang biasa dititipi salam oleh Jisoo. Taeyong pun tau hal itu, meskipun ia tak pernah menganggapnya serius. Tak satu pun salam Jisoo mendapat jawaban darinya.
Pernah dengar kisah cinta paling menyedihkan versi penulis hebat Indonesia, Andrea Hirata? kisah cinta paling tragis bukan kisah cinta yang hancur karena perselingkuhan, bukan juga cinta yang putus karena perbedaan, apalagi hanya cinta yang terpisah jarak. Setidaknya mereka yang mengalami kisah itu pernah saling mencinta dalam sebuah kepastian. Kisah cinta paling menyedihkan adalah cinta yang tidak peduli. Tak ada kepastian yang didapat dari cinta itu, ia tak berkata untuk membalas perasaanmu namun juga tak menghancurkan harapanmu. Dan celakanya hal itu yang dialami Jisoo.
"Woy! Pada niat latihan nggak sih?" seru Taeyong geram. "Kalo enggak, gue balik!" Taeyong melangkah meninggalkan lapangan.
"Eh, Yong! Lo ngambekan banget sih? Kaya perawan lo!" cegah Johnny sambil menahan tangan Taeyong.
"Iya, kita latihan." Lanjutnya meyakinkan Taeyong agar tetap tinggal. Dan kemudian memberi isyarat pada yang lain dengan matanya untuk segera kembali keposisinya. -buruan-keburu-ada-macan-ngamuk- mungkin begitu bahasa isyarat itu bila diterjemahkan dalam bahasa verbal.
"Ckck!" Taeyong menyentakan tangannya untuk melepaskan cekalan Johnny dan berjalan kembali menuju ke posisinya.
Permainan kembali seperti semula. Tak ingin roh macan lapar yang berdiam di diri kapten mereka benar-benar bangun tampaknya.
***
Jam digital berukuran besar yang sengaja dipasang di tembok kokoh yang ada di samping kiri tribun komentator sudah menunjukan pukul lima lebih lima menit. Tim basket yang sudah kelelahan, berjamaah merebahkan tubuh mereka di tepi lapangan. Mengatur nafas mereka yang sudah satu-satu. Mereka sadar satu jam lebih sudah mereka dikerjai Taeyong, bermain basket seperti orang kesetanan tanpa istirahat. Kemampuan Taeyong mengolah bola dan posisinya sebagai pengendali permainan membuatnya mudah saja memaksa anggota tim yang lain menjadi kerja rodi mengimbangi permainannya dan juga menahannya bagi tim lawan. Tapi dengan cara ini seharusnya Taeyong lah yang paling lelah, namun nyatanya ia sekarang masih asik memainkan bola sendirian di tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Song Of Love [Taeyong X Jisoo]
RomanceBukan tentang kisah cinta Romeo dan Juliet, Bukan juga tentang kisah cinta Pandu dan Kunti, tapi tentang kisah cinta Taeyong dan Jisoo. Cast : Lee Taeyong Kim Jisoo