Song of Love part 16

228 34 0
                                    










Hey hey hey you're the one

Hey hey hey you're the one

Hey hey hey I can't live without you..


Sayup suara merdu itu tertangkap pendengaran gadis manis yang tak sengaja melewati selasar depan ruang musik untuk menuju toilet. Membuat tubuhnya kembali menegang. Langkahnya tiba-tiba saja terhenti, tak mampu lagi bersikeras jika ia tak terekat pada segala yang ada pada pemilik suara tenor itu. Falseto yang melengking manis pada ujung bait benar-benar menjadi sebuah magnet statis yang memaksa siapapun pendengarnya untuk memujanya.


I'll come running to you

Fill me with your love forever

Promise you one thing

That I would never let you go

'cause you are my everything..


"Suara siapa, Jis?" tanya Sowon setelah tersadar dari ketersimaannya, ia yang juga sedang berada bersama Jisoo, sama sekali ia belum pernah mendengarkan suara malaikat itu sebelumnya.

"Taeyong." Jawab Jisoo, sangat lirih, bahkan Sowon pun hanya mengetahui jawaban atas pertanyaannya dari gerakan bibir mungil sahabatnya.

"Serius?" pekik Sowon sambil melebarkan mata sipitnya, membetuknya menjadi bulat penuh. Namun dengan segera, Jisoo membekap mulut sahabatnya itu agar seseorang yang sedang menjadi objek pembicaraan mereka tidak menyadari keberadaan mereka. Kemudian Jisoo menggerakkan kepalanya naik turun mengisyaratkan apa yang dikatakannya tidak salah dan ia tidak bergurau sama sekali.

Dari celah tipis dari sedikit sisa daun pintu yang terbuka, Jisoo dapat melihat Taeyong duduk tepat di bawah stage kecil dengan gitar di pangkuannya, jarak mereka tidak terlalu jauh, bahkan hingga Jisoo dapat memastikan jika mata Taeyong sedang terpejam. Nampak ia sangat lelah, entah karena apa. Gadis manis itu terhanyut, memanfaatkan kesempatan kecil ini untuk memuntahkan segala rasa yang selalu ia coba tahan kuat-kuat, segenap rindunya pada sosok arogan itu.

Sungguh, Jisoo benci saat seperti ini, saat pasukan rindu dan serdadu benci berkonspirasi menyiksanya habis-habisan. Saat kedua rasa tersebut seakan menghakiminya, menyalahkan hal apa saja yang ia perbuat. Ia diam, ia memberontak, namun ada hendak dalam hatinya untuk segera memeluk pria yang masih menghuni tahta tertinggi hatinya. Namun, jika ia memilih kembali berdiam pada dekapan Taeyong, egonya tak akan meluluskannya bagitu saja, enak sekali hidup Taeyong jika kesalahan sefatal itu tak mendapat ganjaran sama sekali.

Jisoo terhenyak saat ia mendapati tiba-tiba saja kelopak mata Taeyong terbuka, tak sengaja membangun kontak dengan bola mata pekatnya. Dan selalu saja, bahkan saat ini, ia selalu kalah dengan Taeyong jika jendela hati mereka itu beradu. Seperti magnet bumi yang tak pernah mengijinkan apa yang berpijak di atasnya untuk meninggalkannya, sedahsyat itu lah daya tarik sinar mata Taeyong untuk Jisoo, gadis itu bahkan tak mampu lagi mengalihkan perhatiannya.

Bibir tipis Taeyong melengkung, membentuk sebuah senyuman manis penuh euphoria mendapati gadis yang sejak tadi menari di pikirannya saat ini berdiri kurang dari sepuluh meter dari tempatnya duduk. Tak ingin mangsanya kabur, cepat-cepat ia bangkit dan berlari keluar, mencekal pergelangan tangan Jisoo yang sudah mencoba berlari meninggalkannya.

"Semakin lo berontak, semakin sakit tangan lo." Ancam Taeyong sambil semakin merapatkan keempat jarinya dengan jempolnya, membuat Jisoo sedikit mengerang kesakitan karena cengkeraman tangan yang bahkan mampu menenggelamkan kepalan tangannya sendiri.

"Won, tolong tinggalin kita, dia aman sama gue." Komando Taeyong pada Sowon yang sudah terpaku di tempatnya tak tahu harus berbuat apa.

"Tapi lepasin Jisoo, kak.." mohon Sowon tak tega melihat sahabatnya kesakitan.

Song Of Love [Taeyong X Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang