Song of Love part 15

240 33 1
                                    




Ini part bakalan panjang banget~~~
So, Enjoy..





Sebuah cafe kecil menjadi tujuan Yuta dan Jennie. Yuta yang memaksa Jennie untuk menemaninya menyantap makan siang karena rasa laparnya benar-benar tak bisa ditahan.

Sepi, bahkan suara sendok yang digunakan Yuta saat beradu dengan piring pun bisa didengar Jennie dengan jelas di sela-sela lagu Lucky milik Jason Mraz yang mengalun memenuhi cafe kecil itu. Gadis cantik itu diam sambil mengaduk-aduk asal cappucinno float pesanannya dengan sedotan, setelah tadi ia memutuskan tidak memesan makanan dengan alasan masih kenyang. Dipindainya wajah tampan yang duduk berseberangan dengannya dan sedang asik menikmati nasi gorengnya dengan cara yang sangat meyakinkan jika ia memang sangat lapar, lahap sekali. Sampai sebuah kesimpulan besar didapatnya, garis wajah Yuta dan Taeyong memang sedikit mirip, tapi benar-benar sangat samar, sulit menyimpulkan langsung jika mereka bersaudara, apa lagi sedarah. Sampai Yuta mendesis meminta perhatiannya, memerintahkannya untuk mendekatkan telinganya karena pria itu akan bersuara lirih agar tidak didengar orang lain.

"Makanannya nggak enak!" bisik Yuta dengan polosnya.

Jennie memutar kedua bola matanya. Ajaib sekali kelakuan laki-laki di hadapannya itu.

"Kenapa kamu baru bilang nggak enak setelah makanannya tandas nggak tersisa barang sebutir nasi pun?" cibirnya.

Yuta nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. "Kepepet laper." Jawabnya tanpa dosa.

"Aku.. boleh tanya?" ijin Jennie ragu.

"Bayar!" jawab Yuta disambung dengan menyeruput orange juice pesanannya. "Ya boleh lah.." lanjutnya untuk menjelaskan jika sebelunya ia hanya bergurau.

"Kamu beneran saudaraan sama Taeyong?"

Kening Yuta berkerut, seperti mencerna pertanyaan Jennie, dan sedetik kemudian ia terpingkal.

"Kenapa? Nggak mirip sama sekali ya?"

Sebuah senyuman kaku terukir di bibir mungil Jennie, mudah sekali sepertinya bagi pemuda di hadapannya itu untuk menebak jalan pikirannya.

"Gue sama dia punya bokap yang sama, tapi nyokap kita beda, dan saham nyokap gue pas produksi gue itu lebih gede, jadinya gue mirip beliau, bukan bokap gue." Terang Yuta dengan mimik wajah yang ia buat serius walaupun dengan pemilihan kata yang konyol. "Tapi ya emang nyatanya gue sama Taeyong itu putra Lee Jaejoong."

Mulut Jennie membulat sambil mengangguk paham. Bahasa yang digunakan Yuta untuk menjelaskan apa yang ingin ia ketahui membuatnya puas dan tidak lagi ingin menyinggung hal lain karena semuanya terdengar sangat mudah.

"Lo tau dimana Taeyong biasa nongkrong?" tanya Yuta setelah membiarkan Jennie bereaksi. "Itu anak belum pernah gue ajarin gimana cara menghormati kakaknya." Kata-kata yang terdengar begitu sok ditelinga Jennie, namun justru membuatnya terkikik geli.

"Balapan di arena deket sekolah, night club, rumah Johnny, nggak ada yang bener pokoknya tu orang." Jawab Jennie setelah tawanya mereda.

"Balapan?" Yuta mengalihkan perhatiannya pada jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Arena di dekat sekolah barunya sudah cukup ia ketahui saat dulu memata-matai Taeyong, sedikit merutuki kebodohannya karena bertanya tetang hal yang sudah jelas ia ketahui jawabannya. "Balik yuk!" ajak Yuta sambil menyahut jaketnya yang tersampir di kursi. Dan tanpa bertanya lebih banyak lagi Jennie mengikutinya.


***


Tatapan beberapa orang dengan penampilan urakan itu tertuju pada si pemuda tampan yang melangkah dengan demikian jumawanya, dagunya sedikit ia naikan, dihiasi tatapan elang yang membuat nyali orang-orang di sekitarnya semakin ciut. Mereka mengenalnya, Yuta, si raja balap dari kelompok lain yang beraliran seperti mereka.

Song Of Love [Taeyong X Jisoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang