HM 14

5.6K 379 8
                                    

Suara nada dering ponsel menggema diseluruh penjuru ruangan, tapi sang pemilik yang masik asik terlelap dalam pelukan seseorang tidak terusik sama sekali.

Setelah suara nada dering mati sang pemilik perlahan membuka matanya, ia menguap dengan tangan yang mengucek matanya.

Ia mengambil handphonenya yang ada di sofa di atasnya. Tertera nama 'Ka Jess' di lockscreen hp yang mana orang tersebut yang menelfonnya.

"Halo" ucap Nala dengan suara serak karena baru bangun, ia menelfon menejernya tersebut.

"Jangan lupa lu hari ini ada jadwal, jam 9 nanti gua jemput." Ucap Jessie menejer dari Nala.

"Iya" jawab Nala singkat, setelah itu panggilan tersebut dimatikan oleh Jessie.

Nala mendongak melihatJendral yang masih tertidur dengan memeluk dirinya. Ia perlahan melepaskan tangan Jendral yang berada di dalam kaosnya, memeluk Nala dengan lengan Jendral yang ada di dalam kaos Nala.

Jendral yang merasakan tangannya ditarik bukannya bangun malah semakin memeluk Nala erat, tangannya yang ada di dalam kaos Nala mengelus punggung Nala dari pinggang sampai ke punggung.

"Geli Jen" ucap Nala merasakan geli dengan usapan Jendral di punggungnya.

"Jam berapa Na?" Tanya Jendral setelah berhenti mengelus punggung Nala tapi tangannya belum pindah.

"Jam 7" Nala mencoba bangun tapi tidak bisa karena Jendral memeluknya erat.

"Jendral awas dulu ih" Nala memukul pelan lengan Jendral yang memeluknya.

"Cium dulu baru dilepas" Jendral menggoda Nala dengan alis yang ia naik turunkan.

"Gamau, bau." Nala menutup hidung berniat mengerjai Jendral. Jendral yang gemas dengan Nala pun langsung memeluk Nala erat dengan wajah Nala yang terbenam di dadanya.

Nala memberontak di pelukan Jendral, Jendral memeluknya erat sekali sampai ia jadi susah bernafas. Karena Jendral yang tidak kunjung melepaskan pelukannya Nala pun menggigit kuat dada Jendral.

"Aahhhkkk sakit Na" Jendral mengelus dadanya, Nala yang melihat itu hanya tertawa sembari menjulurkan lidah.

"Gua balas lu" Jendral mendekatkan wajahnya ke dada Nala, Nala menahan sekuat tenaga wajah Jendral tapi tidak berhasil karena kekuatan Jendral lebih besar.

Jendral perlahan menggigit belahan dada Nala dengan pelan, tidak sampai disitu ia juga menjilat dan menghisap sehingga menimbulkan tanda merah keunguan di belahan dada Nala. Baju yang dipakai Nala juga seakan mendukung Jendral melancarkan aksinya, Nala memakai piyama satin dengan kancing atas yang terbuka. Padahal seingat Nala semalam piyamanya terkancing semua.

Mau tau kenapa kancing piyama Nala terbuka? Itu karena semalam setelah Nala tertidur pulas Jendral membukanya. Alasan kenapa Jendral membuka kancing Nala? Karena Jendral ingin, jadi semalam Jendral tidur dengan posisi wajahnya yang terbenam di belahan dada Nala. Tadi subuh ia bangun untuk mengganti posisi tidur agar Nala tidak marah nantinya, jangan kasih tau Nala biar ini jadi rahasia antara Jendral dan readers.

Setelah membuat tanda di belahan dada, bibir Jendral naik ke bagian leher Nala. Ia juga membuat tanda disitu. Puas bermain di leher Nala ia turun kembali di bagian dada, ia membuat tanda di bagian atas payudara sebelah kiri dan kanan. Tangannya berada di pinggang Nala mengusapnya pelan.

"Jenhh" Nala menghentikan Jendral yang mulai menghisap payudara kanannya, Jendral langsung tersadar akan tindakannya. Bra Nala telah terlepas dari tubuh Nala entah bagaimana caranya.

"Sorry" ucap Jendral sesal sembari menenggelamkan kepalanya ke leher Nala, ia merutuki kebodohannya.

"Gapapa, gua juga nikmatin tadi." Nala mengelus rambut Jendral.

Housemate | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang