HM 16

5.3K 380 32
                                    

Nala menimang pelan bayi yang berada di gendongannya, bayi laki-laki tersebut menangis kencang mungkin karena ia haus pikir Nala. Kenapa Nala tahu jenis kelamin bayi itu? Karena Nala sempat mengeceknya tadi.

Yang bertanya dimana Jendral? Ia sedang berada di supermarket yang buka 24 jam untuk membeli kebutuhan bayi seperti baju, sarung tangan dan kaki, popok, krim ruam popok bayi, susu, pacifier, dan dot. Itu semua atas suruhan Nala tentu saja. Susu yang dibeli Jendral untuk usia bayi 1 bulan, Nala sempat vc dengan bundanya tadi dan bundanya bilang kalau bayi tersebut berusia sekitar 1 bulan.

"Ssst udah sayang nangisnya, om Jen lagi beliin kamu susu. Sabar ya" Nala berjalan mengelilingi kamarnya dengan tangannya menepuk pelan punggung sang bayi.

Ceklek

Pintu kamar Nala terbuka menampilkan Jendral yang membawa dot yang telah terisi susu, tadi Jendral sempat membuatkan susu di dapur. Tenang saja ia sudah mencuci bersih botolnya, takaran susunya juga pas karena ia sempat mencari tutorialnya di youtube.

"Ini Na susunya" Jendral memberikan dot kepada Nala, Nala langsung mengarahkan ke mulut si bayi yang masih menangis. Perlahan bayi tersebut menyedot susunya dan tangisannya berhenti.

Suara nada dering hp Nala berbunyi, Jendral yang berada dekat dengan hp tersebut pun mengambilnya dan menyerahkan ke Nala.

Tertera nama bunda di panggilan tersebut. "Halo bun".

"Gimana dedeknya? Udah tenang?" Tanya bunda

"Syukurlah udah bun, udah tidur dia pas di kasih susu."

"Bunda dikit lagi mau ke bandara sama mommynya Jendral, kemungkinan besok siang kita udah sampai disana." Orang tua Jendral di kasih tau oleh bunda tadi, kebetulan saat Nala nelfon bunda tadi bunda sedang bersama mommy.

"Maaf ya bun ngerepotin kalian" ucap Nala merasa tidak enak.

"Gapapa. buat calon cucu bunda mah"

"Cucu apaan bunda ngaco ih"

"Haha yasudah bunda tutup telfonnya ya, bunda sama yang lainnya udah mau ke bandara ini. Bye sayang"

Nala meletakan hpnya di atas nakas sebelah ranjang, ia melihat susu yang diminum sang bayi telah habis. Perlahan-lahan ia melepaskan dotnya, saat terlepas ia menaruh dot tersebut di atas nakas. Ia duduk di ranjang dengan bersandar di kepala ranjang.

Nala mengubah posisi bayi jadi tiduran di dadanya, ia menepuk pelan punggung sang bayi sampai bayi tersebut bersendawa. Tindakan itu dilakukan agar sang bayi tidak muntah. Jendral sedari tadi hanya dism memperhatikan Nala yang sedang mengurus sang bayi, ia berhayal kalau bayi tersebut adalah anaknya dan Nala.

Nala perlahan menidurkan bayi tersebut di ranjang, ia membuka onesie yang melekat padi sang bayi. Nala memakaikan krim ruam pada selangkangan sang bayi dan memakaikannya popok. Ia juga mengoleskan minyak telon punya dia sendiri pada perut bayi tersebut. Setelah itu barulah ia memakaikan baju bayi dan sarung tangan dan juga kaki.

Ia menidurkan bayi tersebut di tengah-tengah ranjang, Jendral mendekat dan menoel-noel pelan pipi sang bayi karena gemes.

"Jen jangan gitu nanti nangis dia" Nala merebahkan tubuhnya di sebelah kiri sang bayi sedangkan Jendral disebelah kanan.

"Jahat banget ya mama kamu udah buang bayi seganteng kamu" Ucap Nala sembari melihat ke arah bayi.

"Masih bagus dia dibuang di depan rumah kita, daripada dia dibuang di jalan sepi atau dibunuh." Sambung Jendral.

"Iya juga sih, aku tidur duluan ya Jen udah ngantuk." Ucap Nala dengan mata yang mulai tertutup.

Jendral mengelus pelan rambut Nala sampai Nala tertidur pulas. Ia memindahkan tangannya yang tadi mengelus Nala jadi mengelus pipi sang bayi.

Housemate | nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang