"halo mami"
"halo sayang, lagi dimana ? "
"masih dikantor yayasan, barusan mau pulang. Tumben mami telfon jam segini"
"oh, karena kerjaan mami udah selesai, mami kira udah dirumah"
"tadi nungguin Juna, ada bimbingan olim juga"
"ohh semangat ya sayang belajarnya. Salam buat Juna dan Yohan ya"
"oke mi, aku tutup dulu ya. love you mi"
"iya, love you too Sayang"
Setelah memasukkan ponselnya ke saku, Oren segera menyusul Saga.
"kok lama kak" tanya Saga saat oren baru duduk dibalik kemudi.
"tadi mami chaca nelfon " Jawab oren dengan melirik Juna.
"oh mami apa kabar ?"
"baik, dapat salam dari mami. Kangen pasti dia sama kamu" kata oren lalu tersenyum teduh.
"aku juga kangen sama mami"
Setelahnya tak ada lagi percakapan diantara mereka, Oren fokus menyetir dan Juna fokus memandang keluar jendela.
"ke apartemen ?" tanya Juna, sembari memperhatikan jalanan.
"iya. ada papa Ari, kita ketemu papa dulu ya"
"hum, oke"
****
"papa Ari" sapa Oren pada pria berumur 30 tahun yang sedang berdiri memandangi figuran foto keluarga."hai kak, abang " pria itu berbalik dan menyapa.
"kita makan yuk, tadi papa sempet masak. Walaupun seadanya soalnya isi kulkas kritis. " lanjutnya, membuat oren sedikit meringis
"aku lupa isi kulkas pa" terang Oren.
"besok jangan lupa ya, bisa diseret ke mansion kamu kalo papi mu tahu" kata papa Ari sembari terkekeh.
"aman sih kalo ga ada yang cepu" jawab Oren sambil melirik keduanya, dan berlari ke arah meja makan.
"aku gak cepu ya kak" elak saga sembari menyusul oren.
Setelah makan mereka bertiga duduk di ruang keluarga, Oren bermain ponsel sambil rebahan di sofa dan sepasang ayah anak sedang bermain ps dibawahnya.
"pa, seru deh main ps bareng papa "
"hhahaa pasti lah, lebih seru lagi kalo dirusuh sama yohan"
"bener banget, yang ada gak jadi main ps, tapi main mobilan." kata Saga sambil tertawa.
"yes papa menang lagi"
"yahh, papa sih jago main ps kan abang kalah"
"nanti abang menang kalo sering main. "
"liat ya nanti kalo kita main lagi bisa dipastikan abang yang menang"
" ditunggu ya ganteng" kata papa Ari lalu tertawa lepas.
Oren yang memperhatikan interaksi dua orang itu hanya tersenyum.
"bang, papa mau pergi. Abang gak marah kan kalo papa pergi?" tanya papa Ari dengan raut serius.
"memang alasan papa pergi apa ? kerja kan ? gak marah abang kalo itu alasannya"
"papa pergi kerja, jauh jadi lama perginya. Tapi papa janji nanti akan sering telfon abang sama Yohan" jelas papa Ari.
YOU ARE READING
SAGARA - Ongoing
Teen Fiction"Meski hidup itu kadang tidak adil, tapi gue yakin kalo Tuhan selalu adil" -Sagara "Gue Sagara, Silvester Arjuna Sagara. Hidup itu indah bro kalo lo nggak ribet dan selalu mempersalahkan hal kecil"