Pagi ini pukul 4 pagi Saga membangunkan kakaknya yang katanya mau melihat sunrise dipuncak.
Tapi sejak setengah jam yang lalu kakaknya tak kunjung bangun.
"ya udah kalo kakak gak bangun aku tinggal" kata saga final, dan benar saja cara itu ampuh, kakak nya langsung bangun.
"hoaam" oren memguap.
"udah bangun nih, keluar sana kakak siap-siap 5 menit" kata Oren, membuat Saga keluar dari kamar.
"yuk " ajak Oren, saat ini dirinya sudah berpakaian tebal dan hangat Sama seperti Saga.
Udara di bukit pagi itu luar biasa dingin. Membuat Oren mengeratkan syal dan beanie nya.
"yuk om" aja Saga pada beberapa bodyguard yang ikut mendaki bersama mereka.
Bukit di pulau itu tak terlalu tinggi hanya memakan waktu sekitar 45 menit untuk sampai atas.
Yap, mereka akhirnya benar-benar jalan-jalan ke vila kakek Ale yang ada disebuah pulau pribadi milik kakek, di dekat vila ada bukit dan pantai yang Indah. Tempat itu dijaga oleh orang-orang suruhan kakek.
"huhh dingin" keluh Oren.
"ini nona " kata salah assisten Oren, Sambil menyerahkan bantal penghangat tangan.
"thanks kak Delon" kata Oren
"tuan muda juga mau pakai?" tawar salah satu bodyguard Saga.
"tidak om terimakasih" tolaknya halus
setiap cucu kakek Ale memiliki pengawal Pribadi, tapi mereka tidak akan berada dekat dengan tuannya saat ditempat ramai. Biasanya mereka akan menjaga dari jauh.
Kakek Ale selalu mengutamakan keselamatan keluarganya terlebih ketiga cucunya.
"akhirnya sampai juga" kata Oren saat mereka sudah sampai atas bukit.
"aaaaaaaaaaaaaa" teriak Oren
"juna coba geh teriak "
"aaaaaaaaaaaaaa" saga berteriak mengikuti saran kakaknya.
"nona dan tuan kesana ya, apinya sudah saya nyalakan" kata Delon, sambil menunjuk kearah dua kursi demgan tungku kecil didepannya, Juga ada meja yang berisi minuman juga sarapan mereka.
"oke om, terimakasih ya. Om tolong jagainnya dari jauh ya. Jangan lupa minum hangat dan sarapan. ini pulau pribadi jadi ku pikir aman" kata Oren lalu menarik Saga menuju kursi.
" kak, kok ada tenda? " tanya Saga saat melihat tenda camp terpasang tak jauh dari ia duduk
"oh itu punya anak buah papi yang aku suruh cek bukit ini, sekalian siapin tempat buat kita duduk" jelas Oren
"ohh gitu, itu om Delon, Om Jhony dan teman-temannya bawa bekal?"
"bawa kok, santai lah. "
Mereka meminum susu coklat hangat dan memakan sandwich untuk menghalau dingin sekaligus sarapan.
"wahh Bagus banget kak" kata Saga takjub melihat fajar yang mulai terlihat diufuk timur.
Oren tersenyum menanggapinya,
"kesana yuk" ajak Oren sambil menunjuk sebuah batu."sini duduk" Oren membantu Saga duduk disebelahnya.
Mereka duduk diatas batu yang cukup besar.
"Abang, disini cuma ada kita berdua, Bisa cerita, tentang perasaan juna selama ini" kata Oren pelan, ia merangkul bahu Saga.
"kakak tahu Juna sakit disini" katanya lagi sambil menunjuk dada Saga.
"tolong bagi ya rasa sakitnya sama kakak"
YOU ARE READING
SAGARA - Ongoing
Teen Fiction"Meski hidup itu kadang tidak adil, tapi gue yakin kalo Tuhan selalu adil" -Sagara "Gue Sagara, Silvester Arjuna Sagara. Hidup itu indah bro kalo lo nggak ribet dan selalu mempersalahkan hal kecil"