.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘGue Jenara Zura, kebanyakan orang manggil gue dengan sebutan Jena.
Orang tua gue udah pisah, dan gue memutuskan tinggal bersama mamah gue karna gue lebih suka lingkungan ini di bandingan lingkungan baru dan hidup baru bersama papah, ya walaupun gue bakal hidup enak dan nyaman bersama papah.
"Tante Tiara belum pulang?." Tanya Haruto. Dia sepupu gue yang tinggal di samping rumah gue, gue pulang-pergi sekolah sama dia.
"Belum."
"Huft...kalo tante pulang, mending lo nginep aja di rumah gue." Seru Haruto.
"Kenapa? Bunda Juwi pasti yang nyuruh ya?." Bunda juwi itu mamahnya Haruto atau adik dari mamah gue.
"Iya. Gue sama bunda cuma gamau lo luka lagi karna mamah lo."
Gue bersyukur bangat disaat gue kesakitan tuhan masih mengirimkan seseorang yang bisa membuat gue bertahan sampai saat ini.
Gue tersenyum ke Haruto. "Walau gue kenapa napa, rumah ini adalah tempat ternyaman bagi gue to."
"Lo ga aman disini Jena."
"Gue bakal baik baik aja. Lo harus percaya sama gue." Gue menyakinkan Haruto kalau gue bakal baik baik aja disini, gue cuma gamau ngerepotin keluarga Haruto terus. "Mending lo pulang, ini udah malem. Besok lo kan harus jadi ojek gue." Canda gue.
"Kalau tante mukul lo, lo harus keluar dari rumah oke?." Kata Haruto memastikan.
"Iya to. Udah sana."
Akhirnya Haruto pergi dari rumah gue. Menyisakan kesunyian yang selalu jadi teman hidup gue.
Malam pukul 11.09 mamah gue pulang dan masuk ke kamar gue dengan cara kasar.
Brak!
Suara pintu dibuka secara kasar membuat gue terbangun dari tidur.
"Jena, bangun! Tolong masakin mamah makanan!." Tangan gue ditarik hingga gue terbangun dari berbaring.
"Aw." Rintih gue sambil memegang pergelangan tangan. Gue liat ke arah tangan gue yang sakit, oh ternyata luka karna kena kuku mamah. Berdarah tapi gue biarkan, lebih memilih untuk membuat makanan.
°°°
Gue selesai sarapan langsung keluar buat nyamper Haruto. Mamah gue kayaknya belum bangun.
Pas gue keluar ternyata Haruto udah ngeluarin motornya.
"Udah sarapan?." Tanya Haruto sambil memberikan helmnya.
"Udah. Lo?"
"Gue kesiangan." Wah kalo dia kesiangan berarti dia ga sarapan. Pasti dia nge game sampe pagi.
"Yaudah yuk berangkat."
Pas sampai sekolah gue nganterin Haruto ke kantin dulu buat sarapan.
"Berduaan aja." Ucap Jihoon sambil duduk di hadapan gue dan Haruto. Dia temen Haruto, mereka 1 kelas.
"Kenapa cemburu?." Tanya Haruto.
"Kalau gitu gue ke kelas ya." Gue hendak berdiri namun tangan gue di tahan sama Haruto. Sial tangan gue sakit.
"Aduh." Rintih gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka || PARK JIHOON✔️
Short Story"Gue udah bahagia karna dihadirkan sosok Jihoon dan Haruto di hidup gue." Rank: 🥈#wptreasure {30/03/23}