lembar 12

299 44 2
                                    

.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘ

Hari ini gue gak sekolah lagi, gatau kenapa gue belum siap buat ketemu sama temen temen lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini gue gak sekolah lagi, gatau kenapa gue belum siap buat ketemu sama temen temen lain.

Gue tau foto itu tersebar di base sekolah, gue tau siapa yang nyebar dan siapa yang ngelakuin ini ke gue.

"Ji ayo anterin gue pulang." Ajak gue. Kayaknya gue lebih baik dirumah, paling enggak gue gak numpang terus di apart Jihoon.

"Gamau nginep lagi aja je? Kalo lo masih trauma gausah pulang dulu." Kata Jihoon.

"Gapapa. Gue udah baikan kok." Gue berjalan beriringan dengan Jihoon. "Haruto kemana? Kok dia gak ke apart lo tadi?."

"Katanya dia ada urusan."

Gue cuma ber oh ria aja.

Baru aja gue sampai depan rumah, gue liat mobil mamah gue pergi.

"Itu mamah gue Ji." Ucap gue sambil menunjuk mobil yang hampir hilang di pandangan gue.

"Udah gausah dikejar."

Setelah mobil itu benar benar hilang dari pandangan gue, akhirnya gue memutuskan untuk masuk ke dalam rumah.

"Haruto? Lo ngapain disini?." Tanya gue saat melihat Haruto hendak keluar dari rumah gue. "Haruto jawab! Terus kenapa mamah gue tadi pergi?." Haruto sama sekali gak ngejawab pertanyaan gue.

"Jihoon lo pasti tau kan? Haruto sama mamah gue kenapa?." Tanya gue beralih kepada Jihoon. Jihoon juga gak jawab pertanyaan gue, sebenernya kenapa si? "Lo berdua kenapa diem aja? Lo berdua pasti nyembunyiin sesuatu kan?!."

"Tante Tiara pergi, Je." Kata Haruto.

"Pergi? Kemana? Kapan pulangnya?."

"Dia pergi ninggalin lo." Lagi lagi jawaban ini sulit untuk gue mengerti.

"Ninggalin gue? Maksudnya apa?." Tanya gue. "Jelasin ke gue yang sebenarnya. Kenapa mamah ninggalin gue? Gue gaada salah, dia pergi kemana?!." Tanya gue frustasi.

"DIA LEBIH MILIH PERGI DARI PADA TANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG LO TERIMA DARI SUAMI BARUNYA!." Bentak Haruto. "Dia gue kasih pilihan, pilih tanggung jawab atau pergi dari hidup lo je. Gue udah muak liat lo kesakitan, gue sakit liat lo sakit je. Gue mau lo bebas kayak orang lain, lo berhak bahagia."

"Tanggung jawab? Mamah gue gak salah atas kejadian ini! Kenapa dia harus tanggung jawab? Dan apa hak lo nyuruh mamah gue pergi dari hidup gue?!." Bentak Jena ke Haruto.

Haruto memegang kedua bahu Jena. "Sadar je, selama ini lo menderita karna Tante Tiara."

Jena menepis tangan Haruto. "Gue sadar. Gue sadar seratus persen. LO YANG HARUS SADAR!." lagi lagi gue gabisa nahan emosi. "Lo gila karna nyuruh mamah gue pergi! Cuma dia satu satunya orang tua yang tinggal sama gue To! Sejelek apapun kelakuannya, dia tetep orang tua gue! DAN LO GA BERHAK ATAS APAPUN."

"Je ini demi kebaikan lo."

"Kebaikan? Apa lo liat gue baik baik aja sekarang?." Gue gak nyangka pemikiran Haruto se pendek itu. "Anak mana yang baik baik aja disaat orang tuanya pergi? Anak mana To? Bahkan lo juga gabakal baik baik aja disaat bunda pergi ninggalin lo kan? Gue gak nyangka pemikiran lo pendek bangat."

"Dan apa lo juga tau soal ini?." Tanya gue beralih ke Jihoon. "Hahaha gue yakin lo tau Ji. Gue kecewa sama lo berdua. Mending lo berdua pergi dari sini! Gue benci liat lo berdua anjing!." Umpat gue dan langsung masuk kamar.

POV Haruto dan Mamah Jena

"Jena anak tante kan? Jena menderita selama ini." Kata Haruto.

"Kamu anak kecil tau apa? Saya orang tuanya, saya yang berhak atas jalan hidup Jena. Kamu cuma sepupu Jena." Sarkas Tiara.

"Karna saya sepupunya jadi saya peduli sama Jena." Haruto akan terus bersikap sopan selagi Tiara tidak menjelek jelekan Jena. "Kalo tante masih terus terusan sakitin Jena, saya akan lapor polisi."

"Kamu mengancam saya?." Tanya Tiara. "Ternyata kamu tidak sopan yah. Apa Jena tau kalo kelakuan kamu begini?."

"Saya dari tadi bersikap sopan sama tante, dimana letak tidak sopannya? Dan soal Jena, dia pasti tau betul saya itu anak baik baik."

"Kamu membuang buang waktu saya. Kalo gak penting mending kamu pulang sana." Usir Tiara dengan terang terangan.

"Saya punya pilihan, pilih minta maaf sama Jena atas apa yang dilakukan oleh suami baru Tante, atau pergi dari hidup Jena selamanya?." Tiara tidak begitu mengerti tentang apa yang dibicarakan oleh Haruto.

"Maksud kamu apa? Apa yang telah dilakukan oleh si bajingan itu kepada Jena?."

Haruto kaget karna Tiara menyebut suami barunya dengan sebutan 'bajingan?' apa mereka berantem? Atau bercerai.

"Katanya orang tuanya. Tapi kok gak tau tentang Jena." Sindir Haruto.

"Saya tidak suka berlama lama. Cepat beri tau apa maksud kamu bicara seperti itu?." Desak Tiara.

"Jena d*perkosa sama suami baru Tante."

Deg

"M-maksud kamu? Jena? Tidak mungkin." Ucap Tiara tidak percaya.

"Setidaknya Tante punya malu dan mau meminta maaf atas kejadian itu, atau kalo tante gamau minta maaf tante bisa pergi dari hidup Jena. Kalo Tante gamau keduanya, saya tidak segan segan untuk melaporkan Tante ke polisi." Ancam Haruto.

Walaupun Tiara sering kasar, Jena tetaplah anaknya. Seorang ibu tidak akan mau jika anaknya dirusak oleh lelaki bajingan.

Sepertinya meminta maaf itu sudah sangat terlambat, terlalu banyak salah untuk dimaafkan. Jika tetap disamping Jena, mungkin dia akan terus terluka.

"Oke. Saya akan pergi dari hidup Jena." Final Tiara.

"Bahkan untuk meminta maaf saja sangat sulit? Dimana hati nurani anda sebagai orang tua? Lebih memilih pergi dibandingkan meminta maaf." Haruto tak habis pikir gimana jalan pikiran Tiara? Sesulit apa untuk meminta maaf? Yang seharusnya bertindak egois itu Jena, bukan dia. "Bahkan anda tidak pantas dipanggil mamah oleh Jena, Jena seharusnya tidak terlahir dari rahim anda."

To be continue...

"Jangan lupa tinggalkan jejak"

Luka || PARK JIHOON✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang