lembar 2

461 60 9
                                    

.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘ

Bangun tidur gue langsung masak nasi goreng, kayaknya mamah gue ga pulang semalem.

Ceklek

"Nancy sekolah di sekolah kamu ya?." Tiara mamasuki rumah sambil menatap gue yang sedang makan.

"I-iya mah." Jawab gue sambil nunduk.

"Mamah gamau tau nilai kamu harus di atas Nancy." Kata mamah gue. "Kalau bisa kamu harus rangking 1!."

"A-aku bakal usaha mah."

"HARUS!." Tiara mencengkeram dagu milik Jena. "Kalau kamu kalah dari Nancy kamu bakal tau akibatnya."

"Jen-." Tiara dan Jena langsung diam. "Tante ngapain Jena?." Haruto langsung menghampiri Jena.

"Pokoknya kamu harus inget apa yang mamah bilang tadi." Setelah itu Tiara masuk ke dalam kamarnya menyisakan Haruto dan Jena yang masih sama sama membisu.

Haruto langsung ngambil piring bekas gue makan, sebelum duduk di samping gue dia nyuci piring dulu.

"Kenapa lagi?." Kata Haruto sambil duduk di samping gue.

"Gapapa. Cuma masalah kecil aja To."

Haruto natap gue nggak ngomong sama sekali. Gue tau dia pasti khawatir bangat.

"Gue gapapa to."

"Lo nginep aja dirumah gue." Ujar Haruto.

Akhirnya gue setuju, karna kalau gue tolak pasti nanti dia marah lagi kayak tadi kemarin.

"Bundaaa." Sapa gue saat memasuki rumah Haruto.

"Eh Jena. Kamu udah sarapan sayang?." Juwi mengelus surai rambut Jena.

"Udah bun. Bunda aku nginep disini ya."

"Iya. Kemarin juga bunda nyuruh Haruto buat ngajak kamu nginep tapi katanya kamu gamau."

"Hehehe."

"Biasa mah dia cewek paling sok kuat." Celetuk Haruto sambil membuka kulkas.

"Oh iya bunda juga mau arisan dulu ya. Kalian berdua mau dirumah atau mau pergi?."

"Kita itu remaja jompo bun. Kita bakal rebahan seharian dirumah." Kata gue.

"Selain remaja jompo, Jena juga remaja males bun." Ledek Haruto.

"Enak aja. Haruto juga bun."

"Yaudah bunda ke atas dulu ya."

Setelah itu ruang tamu tersisa gue dan Haruto.

"Lo kemaren kenapa ga pulang bareng Jihoon?." Tanya Haruto.

"Lo kemarin kenapa ga ngebarin gue?." Tanya gue balik.

"Ck. Gue serius. Kenapa harus gojek?."

"Ya gue ga enak lah sama Jihoon. Ga deket juga masa udah ngerepotin."

"Berarti kalo udah deket boleh ngerepotin gitu?."

"Gak gitu Haruto. Tau lah gue males sama lo." Ucap gue kesal.

Luka || PARK JIHOON✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang