.
.
.
ʘ ̄³ ̄ʘHaruto gojek
Tadi kata bunda lo potong rambut?
10.10Ini?
10.12
Kenapa?
10.12Kenapa apanya?
10.12Gue tau lo paling gasuka rambut
Pendek Je
10.13Sekarang gue gasuka lo
10.13Je, come on lah. Gue lakuin itu semua demi kebaikan lo
10.13Masa kita musuhan si?
10.14Lo yang mulai duluan
10.14Lo terlalu egois To. Lo gak mikirin perasaan gue!
10.15Gue cuma mau lo hidup dengan nyaman
Itu yang lo mau dari dulu kan?
10.16Tapi gak gini caranya
10.17Oke gue minta maaf
10.17Besok lo udah mulai sekolah?
10.17Hm
10.18Bareng gue ya
10.18Ya
10.18
Besoknya gue bohong sama Haruto, gue gak nungguin dia. Gue pergi ke sekolah duluan.Sekolah masih sepi, cuma ada beberapa anak yang mungkin datang pagi untuk piket. Gue pindah tempat duduk, yang tadinya di tengah jadi dipojokan.
Jam semakin mengarah ke arah jam 7 dan siswa mulai berdatangan mengisi kelas yang tadinya sunyi. Banyak bisik bisik yang tidak mengenakan tentang gaya baru gue yang agak tomboi.
"Cih. Lo potong rambut biar apa? Buang sial kah?." Sindir Nancy sambil menatap remeh ke arah gue.
Gue berdiri dengan sedikit menggebrak meja. "Tadinya sih gitu. Cuma kayaknya gak mempan. Lo bisa liat sekarang kesialan itu lagi ada dihadapan gue."
Tangan Nancy hampir saja bersentuhan dengan pipi gue kalau tidak gue tahan. Gue menghempaskan tangannya dengan kasar. "Gausah sok sangar, disini lo orang licik." Kata gue. Gue sedikit memajukan wajah dan berbisik sesuatu ke telinga Nancy. "Gue udah tau semuanya. Lo, tinggal tunggu mainnya aja."
"T-tau apa?." Jawabnya sedikit gugup.
Gue menepuk bahunya. "Rileks, gausah gugup kayak gitu. Gue mainnya secara halus kok." Akhirnya gue meninggalkan kelas yang sudah bel sejak tadi. Rasanya gue ingin bolos sehari aja, padahal baru hari pertama masuk sekolah tapi rasanya sudah berat buat dijalani.
Saat gue jalan di koridor yang sepi, gue lihat Haruto sedang berdiri di tengah tengah lapangan, dia di hukum? Apa karna telat? Entahlah, gue gak mau ikut campur soal itu.
Tangan gue di tahan saat ingin memasuki area kantin. Gue kenal muka tapi gak kenal nama.
"Lo Jenara kan? Sepupu Haruto?." Tanya laki laki itu.
"Lo siapa?." Alih alih menjawab pertanyaan, Jena malah nanya balik.
"Gue Hyunsuk, temennya Haruto." Katanya. "Lo ngapain masuk ke kantin? Ini kan udah jam pelajaran."
"Apa urusannya sama lo? Dan coba lo liat temen lo yang ada dilapangan, bukannya dia juga lagi bolos?."
"Dia dihukum karna telat. Setau gue dia telat karna nungguin lo, eh taunya lo udah dateng ke sekolah duluan."
"Siapa yang suruh telat? Lagian ngapain si pake nungguin gue segala. Nanti bilang ke temen lo, gausah nungguin gue lagi." Kata gue.
Siapa sangka sepupu yang dulunya akrab, pulang dan pergi sekolah bareng sekarang malah saling menjauh.
Tapi yang ada dipikiran Jena adalah, 'kalau gue gak kayak gini, gue gabakal bisa bales dendam.'
°°°
"Ternyata lo murahan sama kayak nyokap lo ya?." Baru aja gue sampe di halaman rumah. Gue balik badan tanpa menyahut.
"Apa ini ketos yang dipilih sama siswa siswi disekolah ya?." Entah kenapa gue jijik liat Renjun yang sekarang, gaada sedikit pun rasa suka gue ke dia lagi.
"Bukannya lo juga milih gue waktu itu?." Tanya Renjun.
"Gue akui gue bodoh." Sinis gue. "Ternyata lo sama brengseknya—. Kayak mantan pacar lo."
"Ya lo juga sama kayak dia Je." Gue hanya tersenyum saat mendengar perkataan Renjun.
"Jangan samain gue sama Nancy. Karna gue baru mulai semuanya."
Renjun mengerutkan keningnya. "Lo bakal nyesel pernah nerima ajakan Nancy untuk kerja sama."
"Lo tau dari mana?." Tanya Renjun.
"Lo cuma pura pura pacaran sama Nancy karna—." Tiba tiba Renjun nutup mulut gue.
"Sorry."
"Sorry?." Jena menaikkan satu alisnya. "Kasih tau dimana dia sekarang, baru gue maafin lo."
"Mau apalagi lo?." Tanya Renjun.
"Dia harus masuk penjara."
"Atas dasar apa papah gue harus masuk penjara?."
"Dia udah perkosa gue atas suruhan seseorang." Ucap gue sambil menatap Renjun, bisa dilihat bahwa Renjun sangat terkejut atas apa yang gue katakan barusan.
Renjun ketawa. "Hahaha gamungkin Je, lo bercanda kan?." Kata Renjun. "Kalau lo marah soal gue bohongin lo dan fitnah lo itu seharusnya impas, karna nyokap lo rebut papah gue."
"Kenapa harus gue yang nanggung? Bahkan soal mamah gue nikah sama bokap lo aja gue gatau bangsat!." Gue ga habis pikir sama seseorang yang balas dendam sama orang yang bahkan ngelakuin aja nggak, cuma karna ada hubungan keluarga gue harus nanggung itu semua? "Gue tau lo baik. Jadi tolong kasih tau dimana bokap lo." Mohon gue pada Renjun.
"Kalo gue gamau?."
"Lo harus mau. Gue cuma minta hak gue sebagai korban Jun."
Renjun meninggalkan gue tanpa jawaban apapun.
Punggung Renjun semakin hilang dalam pandangan gue, beberapa detik kemudian ada seseorang yang memeluk gue dari belakang.
"Gue bakal bantu lo dapetin hak lo Je."
Gue berontak melepas pelukan itu. Jihoon? Sejak kapan dia ada disini? Apa dia dengar semua obrolan gue dan Renjun?
To be continue...
"Jangan lupa tinggalkan jejak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka || PARK JIHOON✔️
Short Story"Gue udah bahagia karna dihadirkan sosok Jihoon dan Haruto di hidup gue." Rank: 🥈#wptreasure {30/03/23}