^10^

883 96 6
                                    

-Pria bersepatu boots-

_________________________________________________


MENTEGAGORENGDEBM.com - Perahu motor (Speedboat) tenggelam di Selat Bali tepatnya di perairan Gilimanuk pada Jumat (11/03/2005) sore.

Hingga Sabtu (12/03/2005), ada 7 penumpang yang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Dalam sumber yang dilansir belum ditemukan pasti apa penyebab dari kecelakaan tersebut.

Cuilan berita lampau dari potongan koran lawas yang tengah dia baca kembali untuk kesekian kalinya. Dengan ditemani oleh bisingnya gempuran ombak yang tengah menyapu ganas. Ialah Serena, sang pelakon utama dalam skenario cerita Pagar Sekolah.

Entah apa yang sedang dilakukannya pada tengah malam sendirian di Pesisir laut seperti ini. Netranya kontans memancar hampa menatap pada potret seorang wanita yang tengah tersenyum manis bersamaan dengan secarcik potongan koran lawas sebelumnya.

Hingga menepis dinginnya terpaan udara malam yang kian menusuk tulang. Serena, salah satu dari banyaknya pelakon yang menyimpan sederet terkuburnya ribuan rahasia. Langit kian kelam dengan suhu turut menurun.

Merasa cukup dia mulai beranjak bangkit dari duduknya lalu bergegas menuju ke arah tempat sepedanya yang terparkir. Selepas ia menaikinya kemudian dirinya ayuh dengan tempo sedang. Gelapnya sekitar dan sepinya jalanan tak ia hiraukan. Serena menikmati dengan tenang disela-sela goesannya pada jalan arah tempatnya pulang.


•••


Disisi lain tatkala jam masih menunjukkan angkanya pada pukul 20.15 malam. Terlihat Runi dengan kapala tertunduk lemah menghadap Lant yang telah kembali dari perjalanan bisnisnya. Hening menyelimuti keadaan antara dua insan tersebut.

Lant dengan pandangan penuh keseriusan menyorot Runi yang masih belum berpaling dari kebisuannya. Entah masalah apa yang telah terjadi hingga mengakibatkan Runi terjebak dalam situasi seperti ini.

"Papah sama sekali tak menuntut perkara nilai" tutur Lant mengawali. "Tapi untuk membolos?" Lanjutnya tertahan dengan dengusan napas gusar. Beberapa pertanyaan tengah diluncurkannya lantaran telah ia terima beberapa keluhan seputar hal berbau persekolahan dari wali kelas putrinya ini.

Tertidur saat jam pelajaran tengah berlangsung, kegiatan membolos yang dilakukan secara personal, bahkan turun drastisnya nilai dalam beberapa mapel hingga mengakibatkan remedy. Sosok perfeksionis sekaligus ambisius terhadap hasil nilai tak lagi ia lihat dalam diri putrinya belakangan ini.

Sungguh, bukan pasal nilainya yang tengah Lant cemaskan. Melainkan pada alasan mengapa hal itu dapat terjadi. Lant gelisah galau gundah gelana, memikirkan kiranya kondisi putrinya yang memang sudah tidak sebaik itu dari dugaan awalnya.

"Ca?" Dia menuntut jawaban namun kebungkaman Runi menjadi tembok penghalang tinggi yang transparan. Tak berselang lama Runi tampak mulai memberanikan diri mendongakkan kepala. Tetap pada kebungkamannya ia membalas kerlingan Lant dengan wajahnya yang melemah lesu.

Lant tertegun, irisnya terpaku menyaksikan wajah lelah putrinya yang begitu mirip dengan mendiang sang istri. Lant diam tak mengutarakan apapun, ia dengan raut sesalnya menarik tubuh Runi untuk ia masukkan ke dalam dekapan hangat yang ia memanifestasikan sendiri.

Lant merengkuh tubuh putri kecilnya dengan begitu hangat. Di mana layaknya perlakuan kasih seorang ayah yang tengah cemas terhadap kondisi anak gadisnya. Runi sendiri kontan diam membatu diperlakukan demikian.

"Lakukan apapun yang Chaca mau, kejar apa yang Chaca ingin. Ingat, bapak mu kaya nak. Kamu bodoh terus enggak sukses dimasa depan pun tetap masih bisa makan nasi pake ayam" lawaknya di tengah momen haru yang tercipta.

Runi menipiskan bibirnya cangung, dengan pandangan kosong tanpa sengaja netranya terfokus melirik pada sebuah lemari kaca. Di mana berisikan berbagai macam penghargaan yang berjejer rapih atas nama Chacilia Alura Milan.

Kilasan sekelebat rasa bersalah tanpa permisi muncul dalam setitik ruang di dadanya. Bimbang dengan dirinya sendisi pasal jika suatu saat nanti pria ini sadar akan kebenaran sebelum dirinya berhasil menemukan jalan untuknya pulang.

Gusar merenungkan bila rengkuhan hangat ini suatu saat akan berubah menjadi hardikan perselisihan. Netra yang konstan menatap penuh cinta kasih itu kian berubah menjadi mata yang penuh akan pancaran jijik padanya. Berpikir bahwa ialah penyebab hilangnya anak semata wayangnya.

Namun disisi lain Runi pun sadar bahwa sederet kekhawatiran yang ada pada benak Lant murni hanya berpatok pada hal yang masih masuk diakal. Dan tentu mereka juga tidak akan pernah sadar pada dunia jenis apa yang sedang mereka tinggali ini.

•••


Diwaktu yang tak jauh berbeda, dalam sebuah ruangan dengan binar sorot lampu yang meredup remang lantaran minimnya pencahayaan.

"Tekan bocah itu untuk terus melakukan tugasnya, dan jangan biarkan gadis itu sadar akan keberadaan kita" samar terdengar percakapan antara beberapa orang dari ruangan tersebut.

Cgreggg

Pintu kokoh itu tertutup di mana di dalamnya memuat perbincangan yang tertangkap sebelumnya. Menit berikutnya tampak sepasang sepatu boots hitam milik seorang pria jenjang yang tengah melangkah keluar dari ruangan itu.

Lorong panjang yang meremang lenggang ia lalui dengan langkahnya yang lebar. Dalam setiap bagian lorong yang dirinya tapaki tertangkap beberapa pasang mata yang menyapanya ringan, menandakan keakraban yang terjalin untuknya.

Disepanjang ia berjalan retinanya tak berhenti menangkap banyak hal. Termasuk sekumpulan manusia dengan tampang berandal yang mendominasi. Entah tengah berjudi, berkumpul seraya menenggak minuman beralkohol, ataupun melakukan aktivitas negatif lainnya.

Sejauh kakinya beredar masih dalam ranah tak ada hambatan, hingga di penghujung lorong langkahnya kian terhenti. Ia memalingkan wajahnya melihat di mana sepatunya yang telah kotor akibat terkena noda cipratan muntahan dari pria gondrong yang terlihat lunglai lantaran mabuk.

Sapuan napas lelah kontan timbul darinya. Detik selanjutnya ia beralih jongkok menyorot datar pada si pelaku yang memberikan noda di sepatu miliknya. Seutas seringai samarnya terbit lalu tanpa ampun ia melayangkan berbagai pukulan serta tendangan keras.

Bunyi pukulan yang lantang mengundang fokus orang-orang untuk ikut melirik. Mereka yang menyadari aksi tindakan kekerasan itu tak ada yang beranjak memisahkan. Bungkan adalah solusi terbaik bagi mereka. Dengan pandangan prihatin kepada pria mabuk yang sudah tak sadarkan diri itu.

_____________________________________________

"Bau² orang yang baca ini belom mandi dua hari"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bau² orang yang baca ini belom mandi dua hari"

8Sep'22🎑

ANTAGONIS MAGERANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang